Sinandong Asahan

Tahun
2018
Nomor Registrasi
201800603
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Sumatra Utara
Responsive image
Syair syair yang di kumandangkan dalam kesenian senandung Asahan penuh dengan kata kata mistis yang sarat dengan nasehat nasehat dan petuah petuah orang orang dahulu. Lantunan syair syair senandung Asahan ini ditingkahi pula dengan bunyi bunyian alat music seperti, biola, gendan grebab dan gong. Di samping sebagai hiburan pada setiap hajatan, seperti acara khitanan, maupun acara pernikahan, syair syair senandung Asahan ini juga sering di lantunkan pada acara acara pengobatan tradisonal yang lazim di sebut oleh orang Asahan sebagai pengobatan siar mambang. Kesenian senandung Asahan ini sempat mengalami masa jayanya di sekitar tahun 1950-an sampai dengan tahun 1970-an. Di masa masa ini kesenian senandung Asahan ini sampai terkenal di Sumatera utara, bahkan sampai ke ibu kota Jakarta. Para pesenandung Asahan dari Tanjung balai sering di undang dalam acara acara serimonial oleh pemerintah provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah pusat.Bahkan di zaman Orde Baru ketika Sudharmono, SH. Wakil Presiden Republik Indonesia sebagai ketua partai Golkar, kesenian senandung Asahan dengan pesenandungnya Cik Nasti (Cik Nasution) Penduduk Jalan Tiung Kelurahan Perwira Kecamatan Tanjung balai Selatan pernah diundang untuk tampil di Istana Negara ketikaPresiden Suharto sedang menjamu para tamunya yang dating dari luar negeri. Dan beberapa kali tampil di sasana budaya Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Pada tahun 1965, di saat pergolakan Gerakan 30 September (G.30.S) Partai Komunis Indonesia (PKI) kesenian senandung Asahan ini sempat surut, karena adanya rasa ketakutan yang dirasakan oleh para pesenandung Asahan, di sebabkan adanya kesenian yang nyaris sama dengan senandung yakni, Sinandang produk lembaga Kebudayaan Rakya (Lekra) onder baunya PKI. Namun pada tahun 1970-an senandung Asahan kembali mengudara. Akan tetapi denyut nadi kehidupannya hanya sampai pada tahun 1980-an. Dan sekarang kesenian sinandung Asahan ini nyaris sirna dan tidak terdengar lagi. Perkembangan kesenian senandung Asahan ini, berbeda dengan kesenian Qasidah, dan bordah yang sampai saat ini masih terdengar rentak suaranya. Setiap acara acara hajatan dan serimonial yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah kota Tanjung balai, alunan merdu lagu lagu qasidah dan bordah masih tetap terdengar memecahkan kesunyian malam. Syair syair lagu qasidah tidak berbeda jauh dengan syair syair senandung Asahan. Jika senandung Asahan berbahasa daerah Asahan, sementara qasidah dengan bahasa Arab nya. Namun inti dari syair syair yang dilantunkan tetap pada koridor nasehat dan petuah petuah dalam menjalani hidup dan kehidupan di dunia dan akhirat. Bagi seorang pekasidah yang mahir, mereka ini dapat melakukan alih bahasa dari bahasa Arab kepada bahasa daerah Asahan, sehingga bagi pendengar yang kurang paham dari makna bahasa arab yang disampaikan oleh para pekasidah, akan dapat mengerti dan memahami makna dari arti syair qasidah yang sudah di alih bahasakan. Kesenian qasidah ini tidak hanya terdapat di daerah Tanjung balai dan Asahan. Tapi dia tumbuh dan berkembang di pesisir Selat Malaka, seperti daerah Kabupaten Batu Bara, daerah Tanjung Ledong, Kualuh, Air hitam, Kampung Mesjid, Tanjung Pasir di Kabupaten LabuhanBatu Utara, dan di pesisir daerah Labuhan Bilik, Tanjung Sarang Elang, Negeri Lama, Aek Nabara di Kabupaten labuhan Batu Induk, serta sampai ke Kota Pinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Karena pada awalnya kesenian qasidah ini berasal dari daerah Turki Bakhdat, dan berkembang di tanah Semenanjung Malaya (Malaysia). Masih bertahannya kesenian qasidahini di sebabkan masih adanya para generasi muda yang mau mempelajari kesenian qasidah ini. Berbeda dengan kesenian senandung Asahan yang tidak mempunyai generasi penerusnya. Padahal senandung Asahan layak untuk di jual kepada masyarakat dalam konsteks hiburan. Kini geliat kesenian senandung Asahan itu nyaris punah.Seiring dengan waktu dimana para pesenandungnya telah banyak yang tiada, di samping banyak pula yang uzur termakan usia. Sementara para generasi muda yang tergolong dalam seniman seniman kota kerang enggan untuk menggeluti kesenian senandung Asahan ini. Bukan tidak mungkin pula pada saatnya nanti kesenian senandung Asahan ini akan hilang ditelan zaman.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047