Serimbang

Tahun
2018
Nomor Registrasi
201800629
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
Responsive image
Tari Serimbang Asal-Usul Secara etimologis, kata Serimbang di lihat dari penggambaran tarian Serimbang yang menggambarkan burung Cebuk. Burung Cebuk memiliki daya pikat yang membuat burung-burung hutan lainnya tertarik untuk melihat dan mengelilinginya pada saat burung Cebuk berkicau dan mengepak-ngepakkan sayapnya seperti sedang menari. Sehingga burung ini seperti seri dalam bahasa Tempilang, yang mengandung arti Permaisuri (Ratu) sebagai tokoh utama, sementara kata mbang diambil dari akhiran kata tembang. Maka mbang diartikan sebagai tembang berupa nyanyian yang dilantukan pada saat tarian ini dipertunjukan. Dalam hal ini, pantun yang ditembangkan disesuaikan dengan tema acara. Tari Serimbang diciptakan pada abad ke 17 sekitar Tahun 1670-1680 oleh masyarakat Tempilang sebagai tari penyambutan para Pahlawan Kota Tempilang sepulang dari peperangan melawan Lanun . Kekayaan sumber daya alam di Kota Tempilang menjadi ketertarikan para Lanun untuk mendatangi dan menjarah Kota Tempilang. Ketika terjadi perlawanan tentu terdapat sosok-sosok pahlawan yang menjadi kebanggaan warganya, sehingga kebanggaan tersebut biasanya diungkapkan melalui berbagai ekspresi yang termasuk di dalam nyanyian dan tarian. Dengan begitu, Tari Serimbang lahir sebagai Tari Penyambutan kepada para pahlawan Kota Tempilang. Tari Serimbang yang merupakan adaptasi dari tingkah laku burung Cebuk yaitu salah satu burung yang memiliki karakter lincah dan memiliki daya pikat bagi burung-burung lainnya. Kepakan sayap dan kelincahan kaki burung Cebuk diadaptasi menjadi gerak-gerak pokok Tari Serimbang yang disebut konjat-kanjit. Berkaitan dengan gerak-gerak pokok Tari Serimbang yang diadaptasi dari burung Cebuk, bahwa burung Cebuk merupakan salah satu burung yang berkembang biak di Kota Tempilang. Tari Serimbang kemudian dikembangkan pada Tahun 1982 oleh salah satu seniman tari daerah setempat yaitu Abdurani Bin Abdullah yang kemudian dipentaskan dibeberapa kota di Bangka Belitung seperti Tempilang, Kelapa, dan Sungailiat serta mengisi acara-acara kebudayaan dan penyambutan tamu-tamu agung. Kedudukan Tari Serimbang dalam Perang Ketupat Oleh karena Tari Serimbang juga lahir ditengah-tengah masyarakat pedesaan yang masih kuat menjaga adat tradisi, maka saat ini Tari Serimbang menjadi bagian dari Upacara Perang Ketupat yang diselenggarakan setahun sekali saat menyambut bulan suci Ramadhan. Bagi masyarakat setempat, kedudukan Tari Serimbang wajib dihadirkan saat Upacara Perang Ketupat, bahkan menjadi salah satu prasyarat yang dipercayai oleh masyarakat setempat untuk menjadi tari penghantar dalam malam sesajenan pada upacara adat Taber. Taber ialah membuang atau melepaskan perahu kecil ke laut yang di dalamnya berisi sesajen. Tari Serimbang dipercayai oleh masyarakat sebagai salah satu pengundang leluhur untuk ikut serta dalam prosesi rasa syukur atas hasil laut yang diterima. Lalu, diyakini oleh masyarakat sebagai salah satu penghubung antara dunia profan dan sakral pada ritual dalam upacara Perang Ketupat. Sementara itu, Penari pada Tari Serimbang adalah para gadis yang masih suci. Hal ini menunjukkan bahwa Tari Serimbang bagi masyarakat Tempilang merupakan tarian yang sakral. Ketika Tari Serimbang dipandang sakral, maka Tari Serimbang ini tidak ditarikan untuk sembarang kesempatan. Oleh sebab itu, Tari Serimbang hanya dikenal dan berkembang di masyarakat Tempilang, dikarenakan kedudukannya merupakan bagian dari konsepsi Budaya Tempilang. Fungsi Tari Serimbang Sejak awal terciptanya Tari Serimbang, masyarakat menggunakan tarian tersebut sebagai penyambutan sekaligus menghibur Pahlawan sepulang dari medan perang melawan penjajah. Kemudian Tari Serimbang difungsikan sebagai bagian dari rangkaian upacara Perang Ketupat. Pada perkembangan berikutnya, saat ini Tari Serimbang juga disajikan diberbagai macam kegiatan-kegiatan masyarakat Tempilang mulai dari kegiatan sosial, pernikahan, penyambutan tamu, pergaulan, dakwah, pendidikan, dan hiburan. Dengan demikian, Tari Serimbang pada perkembangannya dapat berfungsi sebagai tari penyambutan, sarana upacara ritual, dan sarana hiburan.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047