Pantun Atui

Tahun
2018
Nomor Registrasi
201800645
Domain
Tradisi dan Ekspresi Lisan
Provinsi
Riau
Responsive image
Pantun Atui adalah nama suatu bentuk seni pertunjukan tradisional sastra lisan. Di nyanyikan oleh (1) satu orang. Pertunjukan Pantun Atui ini dulunya diadakan pada malam-malam persiapan perhelatan perkawinan sengaja dijemput guna menghibur keluarga tuan rumah dan tetangga yang yang telah penat bekerja siang hari. Pertunjukan ini di mulai ditengah rumah pukul 22.00 hingga pukul 04.00. Pantun Atui adalah penyampaian kisah cinta dalam bentuk suara hati seorang perjaka kepada seorang dara pujaannya. Bernama Pantun Atui ( Seratus pantun) kerena urutan pantun yang dibawakan ada seratus buah, dengan pembagian masing masing satu pantun untuk satu malam. Mengapa harus seratus pantun untuk seratus malam, filosofinya adalah betapa tulus dan kuat sang perjaka memberikan keyakinan cintanya kepada buah hatinya sehingga harus menyediakan seratus pantun hingga seratus malam pula. Pantun Atui dinyanyikan sambil duduk biasanya diatas tilam yang disediakan, ditengah rumah. Bentuk pantun adalah pantun berkait berjenis pantun ‘kasih sayang’atau pantun muda-mudi. Bahasa yang digunakan adalah bahasa melayu daratan dialeg Limo Koto Kampar. Pada masa kini Pantun Atui dapat diringi dengan instrumen Biola atau Rebab. Contoh Pantun Atui : Talintang pawuo di tajau Tatambek di Muaro Polam Bukan do bintang nan mangasau Sibonsu babilang malam Satahun duduok baladang Ambiok jolai den lambuongkan Satahun duduk badagang Banyakla ghosai den tangguongkan Bughuong banamo morak leman Duduok bakawan date batang Toguoh-toguoh pogangkan iman Cobaan banyak nan kadatang Talintang pawuo............. dst. sda. Malamko malam kaduo Uwo-uwuo di kayu anak Mati di dalam dek sumpitan Adiok baduo badunsanak Nan sughang mani pamuluiktan Dan m’butan nan mani kulik Masaknyo batangkai-tangkai Kok itam nan mani muluik Golaknyo babagi-bagai (Telintang pauh di tajau (alat bajak) Terikat di Muara (sungai) Polam Bukanlah bintang yang unjuk cahaya Si Bungsu menghitung malam Srtahun sudah berladang Amlah jelai saya lambungkan Setahun sduah merantau Banyaklah penderitaan yang ditanggung Burung bernama Merak Leman Bertengger berdua di atas batang Teguh-teguh peganglah iman Cobaan banyak pasti datang Terlintang ……………dst. sda. Malam ini malam ke dua (burung) Kuwau bertengger di ranting kayu Mati ditembak dengan sumpitan Adik berdua bersaudara Yang seorang pandai berbasa basi Buah rambutan manis (kelihatan) kulitnya Sedang masak bertangkai-tangkai Gadis berkulit hitam manis tuturnya Tertawanya renyah berderai )

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047