- Nomor Registrasi
- 201800653
- Domain
- Tradisi dan Ekspresi Lisan
Dalam bahasa Lampung, dadi mengandung arti sindiran dan makna yang sangat mendalam. Di samping menggunakan bahasa yang halus, ia bisa mengandung dua atau lebih makna. Dadi biasanya dilantunkan saat pergantian tahun, panen raya, pertemuan bujang gadis, sebelum atau sesudah acara gawi, bahkan disiapkan dalam pertemuan khusus untuk mengadakan dadi. Dadi biasa dilantunkan beberapa pasang gadis dan bujang. Di belakang gadis dan bujang ada guru yang mengajarkan jawaban-jawaban sehingga mereka menirukan lagi kosakata yang diajarkan di belakang tadi. Di antara pengajar dan barisan bujang-gadis tadi dibatasi dengan lelit/kebung (tirai pembatas) sehingga yang mengajarkan tidak tampak. Jika dua kelompok sedang beradu dadi, salah satunya pindah pematang (makna bait yang baru dilantunkan tidak sesuai dengan bait sebelumnya), maka ia dianggap kalah. Menurut Masnuna, ada enam macam irama dadi: lagu dibi (irama senja), lagu tengah bingi(irama tengah malam), lagu kuwasan (irama menjelang pagi), lagu punia nanoh (irama naik-turun), lagu salah undogh (irama awal ditinggikan, kemudian irama berikutnya rendah), dan lagu ngelumpat (irama tidak beraturan).
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018
Gallery Photo
Galeri Video
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018