Beksan Floret

Tahun
2018
Nomor Registrasi
201800698
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
DI Yogyakarta
Responsive image
Beksan Floret lahir di tengah situasi kekuasaan Sri Paku Alam IV. Beksan Floret lahir di tengah kungkungan teks politik, teks sosial, teks ekonomi, dan teks budaya yang dipertemukan dalam suatu tarian khas. Sekitar tahun 1990-an atas perintah Sri Paku Alam VIII melalui putranya Kanjeng Pangeran Haryo Anglingkusumo menunjuk seorang ahli Mardjijo untuk melakukan penggalian terhadap kekayaan tari Pakualaman. Beksan Floret pernah dimainkan di Kraton Yogyakarta dan di Pura Pakualaman pada tahun 1994. Kemudian ditampilkan di Taman Ismail Marzuki dan disiarkan kepada masyarakat luas melalui TVRI. Sejak saat itu, Beksan Floret mulai dikenal secara luas di kalangan masyarakat. Beksan Floret memiliki dua bagian prinsip yaitu bagian jogedan dan bagian perangan. Dua bagian ini memadukan unsur gerak olahraga ke dalam tarian namun tetap memegang patokan-patokan baku tari tradisional Jawa yang halus. Dalam Beksan Floret disusun suatu urutan ragam gerak meliputi : 1.Sesembahan-sila 2.Sesembahan-jengkeng 3.Sabetan Floret 4.Ombak Banyu-Lumaksana 5.Beksan I yang meliputi : Tanjak Floret-Tanjak Floret trap samping-Tanjak Kamben dan Tanjak Bapang 6.Sabetan Floret 7.Beksan II (seperti Beksan I) 8.Tinting mundur 9.Beksan III (Seperti Beksan I dan II) 10.Sabetan Floret 11.Tinting, maju Tanjak Floret 12.Sabetan Floret 13.PERANGAN (Gawang Tengah-Gawang Kiri-Gawang Kanan-Gawang Tengah) 14.Jengkeng 15.Sembahan-sila. Mundur Beksan Floret memfokuskan pada hubungan antara gerak dan gending iringan dalam tari klasik Jawa. Penari harus mampu memainkan ketrampilan teknis memainkan pedang floret dan penghayatan gending harus tinggi karena terikat dengan pencapaian rasa gerak. Gending Gangsaran yang cepat seperti mengejar ngejar, nyaris monoton-datar, bukan perkara mudah bagi penari untuk menerapkan rasa gerak yang tepat. Meskipun sekadar semacam tarian untuk memperlihatkan ketrampilan prajurit memainkan senjata anggar jenis Floret, namun dari segi kesatuan penyajian gending dan gerak, Beksan Floret memandam makna adanya tuntutan penari agar mencapai rasa gerak, sampai tataran nggending, sebagaimana kualifikasi puncak yang harus dicapai oleh seorang penari klasik Jawa. Kesemua gerak itu teralir dalam urutan gendhing iringan : 1.Lagon Wetah, Slendro (Ngayoja) 2.Gangsaran 3.Ladrang Dirada Meta (Slendro 6) 4.Gangsaran 5.Lagon Jugag, Slendro Properti utama Beksan Floret adalah senjata pedang jenis Floret, yang memiliki fungsi tusuk bukan pedang sabet. Floret pedang pajang, sekitar 120 cm tajam di ujung. Pada bagian tangkai/pegangan terdapat lingkar lengkung (piring bulatan) besi pelindung jemari tangan. Akibat penggunaan properti floret inilah yang menyeret ikutan dimasukkannya unsur yang seruang kultur dengan floret. Busana Beksan Floret perpaduan antara unsur Barat yang mengambil sumber inspirasi seragam Opsir Belanda dan pakaian tari klasik Jawa. Busana Beksan Floret meliputi : 1.Bagian kepala terdiri dari iket udheng, atau bisa blangkon dengan sedikit modifikasi dan hiasan tambahan bulu-bulu di bagian depan atas jidat. Bulu-bulu itu tegak lurus ke atas diberi warna mencolok. Keberadaan bulu-bulu ini juga mempengaruhi pola pacak gulu penari 2.Baju lengan panjang, bertanda pangkat di bahu, bak perpaduan antara pakaian seragam tentara Belanda dan beskap dalam tradisi Jawa. Celana panji selaras dengan warna baju hingga sebatas lutut. Kain jarit (sinjang) batik motif parang (alit) dan dipakaikan dengan teknik lipat supit urang gaya Yogyakarta. Stagen cindhe melilit pada bagian kaki dikenakan sepatu hitam dan kaos kaki putih menutup kaki bagian bawah. 3.Asesoris meliput sumping model ron, boro samir, sabuk-epek-timang serta kaos tangan putih Riasan menggunakan bedak untuk memberi efek warna rata bersih di raut muka, diberi aksentuasi pemerah tipis di bagian pipi, ada sedikit koreksi ketegasan garis mata agar tampak tegas, alis diperjelas dari kondisi aslinya, bagian godhek dirias dalam ragam gagah putra dan kumis dibuat dalam bentuk lemetan. Tari Beksan Floret ini menggambarkan kecakapan prajurit dalam memainkan pedang jenis floret, sekaligus kecakapan mereka dalam tarung anggar. Beksan Floret menjadi simbol dari pertahanan yang artistik dari kediaman Pakualaman. Ketangkasan menjadi bagian dari simbol kekuatan dari Kraton Yogyakarta. Tari Beksan Floret mampu menjadi bagian penting dari seni tradisi Kraton yang mampu memberikan keamanan dan ketentraman dalam hal perjuangan mempertahankan keamanan kraton. Tari ini menjadi pemicu kegairahan perjuangan di dalam masyarakat.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047