Jegog Jembrana

Tahun
2018
Nomor Registrasi
201800739
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Bali
Responsive image
Jegog adalah ensambel musik tradisional khas Kabupaten Jembrana yang terbuat dari bambu. Dalam beberapa tulisan disebutkan, bahwa pada awalnya kesenian ini sebagai hiburan pengisi waktu pada saat petani menghalau burung di sawah. Alat musik jegog juga difungsikan sebagai alat untuk mengumpulkan masyarakat sebagai pertanda dimulainya kegiatan kemasyarakatan seperti gotong royong dan lain sebagainya. Pada perkembangan berikutnya Jegog dikembangkan sebagai ensambel /barungan gambelan oleh seorang seniman yang bernama Kiang Gliduh dari Dusun Sebual Desa Dangintukadaya sekitar Tahun 1912. Kata “Jegog” diambil dari instrumen Gong Kebyar yang paling besar. Diantara gambelan Bali yang terbuat dari bambu, maka Jegog inilah yang mempunyai ukuran paling besar terutama bagian instrumennya yang paling belakang biasa disebut Jegogan. Beberapa sumber mengatakan bahwa bentuk gambelan jegog yang angkuh dan terkesan sombong ini, merupakan bentuk perlawanan secara kultural kepada penguasa pada saat itu, karena seperti kita ketahui, bahwa cikal bakal penduduk jembrana, merupakan tahanan politik yang dibuang ke jimbarwana nama lain dari Jembrana pada masa kerajaan. Kesenian jegog disamping disajikan secara instrumentalia, juga berfungsi mengiringi tari khas daerah Jembrana yang bernama Tari Jegog. Gerak-gerak tari jegog banyak diangkat dari Pencak Silat. Akan tetapi yang paling khas dari pementasan kesenian ini, adalah Jegog Mebarung; yaitu dua group crew jegog menyajikan tabuh jegog secara bersamaan. Ada ciri khas cara menabuh/ memukul instrumennya yang berukuran terbesar, dimana penabuhnya jongkok bertengger diatas bagian belakang gambelannya. Tiap-tiap instrumen mempunyai jumlah nada yang sama, yaitu delapan buah atau dua oktaf. Larasnya adalah laras selendro, tetapi hanya memakai empat nada hingga memberi nada selendro dengan warna yang khas. Satu barung gambelan Jegog terdiri dari tiga tungguh Barangan, tiga tungguh Kancilan, tiga tungguh Suir, dua tungguh Kuntung, dua tungguh Undir, dan satu Jegogan. Jegog tersebar hampir diseluruh desa di Kabupaten Jembrana. Sebagai kesenian profan/upah-upahan eksistensi kesenian jegog sangat bergantung kepada minat pengupahnya. Oleh karenanya jumlah kesenian ini terkadang fluktuatif. Dari data yang ada kesenian jegog saat ini masih tersisa 85 group/sekaa. Kini gambelan Jegog sangat populer di luar negeri terutama Negeri Sakura Jepang. Hampir tiap tahun ada saja group kesenian dari Jembrana yang melakukan pementasan di Jepang. Beberapa Event juga pernah mengundang Kesenian Jegog sebagai pengisi acara seperti pembukaan World Cup di Prancis Tahun 1998. Terakhir Kesenian Jegog dipelajari oleh group Sekar Jaya di California Amerika Serikat, dan akan tampil pada ajang Pesta Kesenian Bali 2017 di Denpasar.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047