Terompong Beruk

Tahun
2018
Nomor Registrasi
201800740
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Bali
Responsive image
Terompong Beruk merupakan sebuah instrumen gamelan tradisional yang unik dan langka namun cukup sederhana. Sejarah keberadaan Gamelan Terompong Beruk ini tidak diketahui secara pasti karena tidak ada sumber tertulis yang ditemukan. Namun menurut ceritera dari mulut ke mulut yang diturunkan secara turun temurun menyebutkan bahwa munculnya Gamelan Terompong Beruk berkaitan erat dengan pembangunan sebuah Pura Pemaksan di Bangle. Pada saat pembangunan telah berakhir danakan melaksanakan upacara pemelaspas, ngenteg linggih dan piodalan serta dilengkapi dengan pertunjukkan tari sakral. Namun masyarakat disana belum memiliki gamelan untuk mengiringi upacara dan tarian tersebut. Secara kebetulan di Desa Bangle ada seorang warga yang memiliki terompong beruk yang bilahnya terbuat dari pelepah kayu enau (nyung) dengan resonansi dari tempurung kelapa (beruk) yang dipergunakan sebagai hiburan pada waktu senggang. Maka terompong beruk itulah yang digunakan untuk mengiringi upacara namun karena dirasa belum lengkap sehingga ditambahkan dengan membunyikan berbagai alat bunyi-bunyian yang ada di sekitar desa seperti cangkul menyerupai ceng-ceng, dua buah bumbung (ruas bambu yang dipukulkan ke tanah) dan suling sehingga menjadi satu barungan gamelan yang sangat sederhana. Ciri khas gamelan ini terletak pada kotak resonansinya yang terbuat dari beruk atau batok kelapa yang digantung dibawah bilah-bilah berfungsi sebagai resonator. Instrumentasi Gamelan Terompong Beruk ini terdiri dari satu tungguh Terompog, dua tungguh jublag, satu set reong, satu tungguh gong, satu tungguh kempur, beberapa suling, sepasang kendang dan 4-5 cakep ceng-ceng kopyak. Pada awal kemunculannya gamelan ini menggunakan bilah-bilah kayu pohon enau (uyung) atau pohon aren. Tidak seperti terompong pada gamelan tradisional Bali lainnya yang berbentuk bulat dengan tonjolan diatasnya namun pada terompong beruk memakai bilah-bilah yang ditempatkan diatas beruk yang dilubangi di bagian atasnya. Namun seiring dengan perkembangan jaman terompong Beruk ini mengalami perubahan fisik maupun instrumentnya yakni bilah-bilah kayu diganti dengan bilah-bilah besi tetapi resonansinya tetap menggunakan beruk sebagai ciri khas untuk mendapat suara yang lebih keras dan alunannya panjang. Terompong Beruk ini berfungsi atau dimainkan untuk mengiringi tarian rejang yang dipentaskan di Pura Puseh desa setempat. Juga digunakan untuk mengiringi pementasan tarian seperti tari Legong Sambeh Bintang, Tari Gandrung dan Tari Rejang Lilit yang dipentaskan pada saat piodalan di Pura Pemaksan Bangle. Jenis tabuh atau gending yang ditampilkan juga khas dan unik seperti Tabuh Gelagah Manis, Tabuh Nem Cenik, Tabuh Nem Gede, Tabuh Kutus Cenik dan Tabuh Kutus Gede. Keberadaan gamelan ini hanya dapat ditemui di Banjar Bangle, Desa Bunutan, Kecamatan Abang dan mulai dikenal luas sejak.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047