Songkabala Accera Kalompoang

Tahun
2018
Nomor Registrasi
201800778
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Sulawesi Selatan
Responsive image
Songka Bala diartikan sebagai penolak bala , Accera berarti mengikrarkan janji dalam bentuk mengalirkan darah hewan kerbau sebagai symbol kesetiaan, sedangkan Kalompoang berarti benda kebesaran juga disebut “Gaukang” yang berarti Benda symbol kekusaan. Sehinggga dalam lontarak disebutkan artinya bila seseorang tidak disertai atau menguasai Kalompoang, sebagaimana dari ungkapan di Kerajaan Gowa yang menyatakan bahwa : “ Inai – nai anjujungi Salokoa, AmpaSappiki Sudanga, Ambarai CINDEYA, Ampontoi Ponto JANGANG – JANGANG, Iyami antu Karaeng ri Gowa, Sombai Karaengnu Tu Gowa”. Yang Artinya : “ Barang siapa yang menjunjung Mahkota Salokoa, menyelipkan Pedang Sakti SUDANGA di pinggang, melilitkan CINDEYA dipinggang, memakai gelang tangan JANGANG – JANGAN maka dialah Raja (simbol) di Gowa, Sembahlah rajamu wahai orang Gowa”. Karena berdasarkan kepercayaan dan tradisi bahwa Benda Kalompoang merupakan benda –benda sakral, maka berlakulah upacara adat Accera KAlompoang rutinitas tahunan secara turun temurun di Istana Kerajaan Gowa. Dalam perkembangannya, kemudian dibedakan waktu dan bentuk acara pelaksanaannya pada kurun masa pra Islam dan masa Islam. Menurut Lontarak Gowa atau Sejarah Gowa, bahwa I Daeng Matanre Karaeng Mangingtungi “Karaeng Tumaparisi Kallonna naik tahta sebagai Raja Gowa ke IX ( 1510 – 1546 ). Belaiau dikenal sebagai Raja yang berpikiran maju, ahli strategi baik pemerintahan peperangan maupun bidang Sosial, ekonomi, dan budaya. Ketika Kerajaan Gowa berpusat di Tamalate (Kale – Gowa) sejak Karaeng Tu Manurung Baineya, kondisi Kerajaan Gowa merupakan Statis-Agraris. Karaeng Tumaparisi Kallonna berkehendak pentingnya perkembangan lebih maju. Olehnya itu, kemudian memindahkan pusat kerajaan Gowa ke daerah pesisir dekat muara sungai jeneberang kemudian dikenal dengan Sombaopu .Tempat inilah membawa kerajaan Gowa dalam kondisi Dinamis Maritim yang terkenal di Nusantara dan Di Asia Tenggara.Upayanya menyatukan Gowa-Tallo sebagai kerjaan Kembar dan di sebut pula adalah Kerajaan Makassar. Terkait khusus dibidang Budaya, Karaeng Tu Makpakrisi Kallongna pertama kali menggagas dilaksanakannya upacara adat tradisional “Acceraa Kalompoang” pada tahun 1525 di Istana Somba opu. Upacara Tradisonal sebagai kegiatan sosial yang jelas merupakan protector bagi Norma-norma sosial dan nilai-nilai lama dalam kehidupan kultur masyarkatnya, termasuk “Songka Bala Accera Kalompoang” dewasa itu adalah sangat berkaitan dengan peristiwa alam dan kepercayaan atau dihubungkan dengan kekuatan Ghaib dikehidupan manusia yang bersifat supernatural ,Sebagaimana yang terdapat benda-benda kalompoang. Seterusnya berkaitan upacara Adat “Accera kalompoang “ terkristalisasi pelaksanaannya turun temurun oleh Raja-Raja Gowa Pelaksanaan Upacara adat ini, diselenggarakan Di Balla Lompoa (Istana Raja Gowa).

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047