Snap Mor

Tahun
2018
Nomor Registrasi
201800816
Domain
Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Mengenai Alam dan Semesta
Provinsi
Papua
Responsive image
Secara harfiah dalam bahasa Biak kata “Snapmor” terdiri atas dua suku kata yang berbeda namun mengandung makna sama. “Snap” adalah “Koral atau Batu (Bhs Indonesia) yaitu sejenis hamparan bebatuan yaitu jenis batu kecil yang biasanya terhampar dimuara sungai, kali, dan canal. Juga koral bentuk kecil terhampar dekat batas pantai. Sedangkan kata “Mor” adalah tumpukan koral sengaja dikumpul berbentuk hitungan kubuk M2 (Batu berbiji biji=bulat-bulat) dikumpul jadi satu. Jesis Koral atau bebatuan ini bervariasi dari yang kecil, sedang, dan besar. Arti lain Kata Mor dalam bahasa Biak artinya dari timbunan laut. Ada dua hal dalam kata mor yaitu: mamor atau aker/sofer. Mor juga diumpamakan ikan/butir-butir rejeki. Timbunan batu/sofer. Nap : pesisir yang memanjang/penyebaran jaring Snap-snap : mengobrak abrik timbunan/ikan yang hidup di batu. Snap mor : mereka menyebar jaring ikan untuk mendapatkan ikan. Setiap kampung mempunyai versi tentang snap mor yang berbeda-beda. Dalam mor ada yang disebut Manpakpok dan binpakpok. Manpakpok adalah laki-laki yang mempunyai kemampuan untuk membuat sesuatu yang dapat berguna untuk masyarakat kampung yang mempunyai nilai sosial yang tinggi. Sedangkan binpakpok adalah perempuan dalam kampung yang dianggap mempunyai pengaruh yang besar dalam mempengaruhi orang kampung. Manpakpok dan Binpakpok mempunyai kemampuan dalam mencari ikan, membuat kebun, Intinya dia adalah orang yang berkarisma. Pada meti malam dan ketika masyarakat melakukan snap mor, biasanya menggunakan penerang dari amyas (pelepah daun kelapa kering yang diikat kemudian ujung daun kelapa yang dirapatkan dan diikat, dibakar sebagai penerang). Juga digunakan sejenis kayu yang ujung kayu tersebut dihancurkan kemudian dibakar sebagai alat penerang untuk membantu proses kegiatan snap mor pada malam hari. Kegiatan snap mor bisa dilakukan pada 2 musim. Harus pada saat air surut tergantung ikan, yang ditandai oleh angin timur yang dominan curah hujan yang dominan. Jika air surut pada siang hari, ketika ibu pulang dari kebun langsung ke laut untuk mencari ikan untuk bawa pulang dan rebus makan dengan keladi. Mor dilakukan di daerah yang dangkal Berdasarkan hasil wawancara dilapangan menunjukkan bahwa setiap kampung atau di beberapa wilayah di Biak masing-masing memiliki cara membuat atau melakukan Snap Mor sendiri-sendiri dan menurut mereka hal ini disebabkan oleh kondisi geografis masing-masing kampung berbeda-beda jadi mereka harus menyesuaikannya dengan alam sekitar mereka baik itu lautnya maupun peralatan yang mau digunakan dalam Snap Mor Proses Snapmor dilakukan pertama-tama dengan menentukan Lokasinya terlebih dahulu harus di dalam areal kampung tidak boleh dilakukan di areal yang menjadi milik kampung lain untuk menghindari pertengkaran, namun untuk panen atau menangkap ikan secara bersama-sama dapat mengundang kampung lain. Waktu pelaksanan Snap Mor yang terbaik biasanya pada musim meti atau air surut panjang yaitu bulan Maret sampai Agustus namun di bulan lain juga dapat dilakukan tetapi biasanya air surut pada malam hari sehingga Snap Mor harus dilakukan pada malam hari. Memperhatikan jalur air pasang surut dimana harus ada kolam-kolam kecil sebagai tempat masuknya ikan sehingga dapat dibendung dengan batu atau jaring pada sat air pasang maka ketika air surut ikannya tidak dapat keluar Peralatan yang digunakan yakni pertama-tama dengan mengumpulkan batu-batu besar yang kemudian ditumpuk hinggaa ketinggian 1 meter yang fungsinya sebagai tempat untuk berkumpulnya ikan karena ikan menyenangi tempat yang banyak batu karang seperti ini. Selain itu peralatan yang mesti disediakan lainnya adalah jaring atau “pam fyor” yaitu fungsinya untuk areal yang mau dilakukan Snap Mor. Perahu juga menjadi salah satu peralatan yang penting dalam “Snap Mor” sebab dengan perahu masyarakat akan meletakkan jaring di posisi yang sudah ditentukan. Peralatan berikutnya dalam suatu kegiatan Snap Mor adalah alat penikam untuk menikam ikan. Alat penikam ikan sejak dahulu yang dikenal dan digunakan oleh masyarakat Biak adalah Kalawai atau Pasan dalam bahasa Biak dan Ret atau Reswen. Pelaksanaannya dilakukan setelah peralatan yang tadi telah disiapkan lalu, jaring akan ditempatkan diatas ref kemudian jaring diatur sedemikian rupa dan saat penyebaran itu harus cepat serta penebaran jaring itu harus dalam waktu singkat dan tidak menimbulkan kebisingan atau suara-suara aneh. Kemudian sepanjang hari mereka yang menggunakan perahu akan memeriksa jaring karena sepanjang air belum surut biasanya terdapat ikan besar seperti hiu yang melihat banyak ikan kecil terkurung dalam jaring berusaha untuk masuk dan memakan ikan-ikan tersebut. Saat malam waktu menangkap ikan tiba salah satu orang tua akan membakar daun kelapa dan memasang lampu gas sebagai penerang di lokasi kegiatan lalu kami semua berkumpul membentuk lingkaran dan sang pemimpin kegiatan Snap Mor mulai berdoa terlebih dahulu. Kemudian setelah itu maka laki-laki dan perempuan mulai mencari ikan dan mulai menikamnya menggunakan kalawai tadi. Snap Mor dikatakan memiliki nilai sosial sebab mulai dari awal perencanaan sampai membagikan hasil tangkapan dalam kegiatan Snap Mor melibatkan semua orang tanpa mengenal batasan, baik mulai dari para orang tua sampai anak-anak. Pada saat kegiatan Snap Mor sering terjadi proses sosial terutama muda mudi dan teman juga kerabat yang selama ini masing-masing sibuk dengan kegiatannya pada saat Snap Mor tersebut dapat bertemu di lokasi kegiatan. Fungsi kerjasama yang dapat dilihat dalam kegiatan Snap Mor terutama adalah antara perempuan dan laki-laki, antara yang muda dan yang tua. Seperti kita ketahui bahwa bagi orang Biak MOR memiliki prinsip untuk orang banyak. Hal ini dapat dilihat pada saat masyarakat menuju ke jaring untuk melihat berapa banyak ikan yang terjaring, dimana setiap orang akan menjaga dan berdiri di luar jaring yang ditebar. ikut memanen, ikut menjaga dan mengeliligi huruf U itu dan sebagai benteng cadangan dan sudah siap dengan kalawai 2 mata atau pasan supaya ikan-ikan itu tidak boleh lari keluar dari MAMOR, SOFER atau AKER itu

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047