Badudus

Tahun
2011
Nomor. Registrasi
2011001202
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Kalimantan Selatan
Responsive image
Upacara Badudus atau Bapapai merupakan acara yang dilakukan pada masa peralihan antara masa remaja dengan masa dewasa, yang merupakan ritual yang dilakukan untuk membersihkan jiwa dan raga. Calon pengantin yang akan memasuki jenjang perkawinan, dinobatkan sebagai orang dewasa melalui upacara badudus, yakni mandi panganten. Selain itu badudus juga merupakan sarana untuk membentengi diri dari berbagai gangguan yang tidak diinginkan. Karena kalau tidak dipersiapkan penangkalnya, kemungkinan kedua mempelai yang akan melangsungkan pernikahan terserang penyakit, dan kehidupan rumah tangganya kelak akan digoyahkan oleh berbagai macam rintangan atau dapat digoyahkan keserasian setelah kawin nanti. Pelaksanaan Badudus atau Mandi Pengantin Upacara badudus dilaksanakan tiga hari sebelum perkawinan. Untuk melaksanakan upacara badudus ini, mempelai wanita dicukur alisnya, dibuat cacantung (cambang) rambut di pinggir dahi dipotong dan rias secukupnya. Dalam upacara tersebut disediakan pula piduduk seperti acara tapung tawar. Piduduk tersebut terdiri atas: Seekor ayam (untuk calon mempelai wanita disediakan ayam betina, sedangkan untuk calon mempelai wanita disediakan seekor ayam jantan), lima cupak beras ketan,tiga biji telur ayam, gula merah, sebiji kelapa, sebatang lilin, sebiji uang perak, pisau, jarum dan benang. Adapun perlengkapan dan bahan lainnya yaitu: 1. Dadampar, yaitu tempat duduk (untuk duduk bersimpuh) bertingkat dua yang dilapisi kain satin atau bahan lainnya yang berwarna kuning 2. Sasangaan Kecil, untuk bahan lulur, yakni berupa lulur putih yang dibuat dari tepung beras dan sedikit kunyit 3. Mangkuk Kaca, untuk wadah bahan keramas. Pada zaman dulu, bahan keramas menggunakan langir yang sudah dihaluskan, namun untuk sekarang bisa menggunakan shampo 4. Gelas Dandang atau Baskom Kanal, untuk tempat menampung air bunga 7 rupa 5. Poci atau Teko, untuk tempat menampung air yang digunakan sewaktu berdoa 6. Tempayan atau guci, untuk tempat menampung air mayang, yang terdiri dari mayang mengurai dan mayang terbungkus 7. Tempayan atau guci lagi untuk menampung air bersih Sebelum ritual Badudus dilaksanakan, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa langkah-langkah persiapan beserta peralatannya, yakni sebagai berikut: 1. Pembuatan panggung balai dengan ukuran 4?4 meter dan menghadap ke arah marahari terbit 2. Pemasangan tiang balai dengan perincian, 4 tiang batang bambuu, dan 1 tiang dari potongan bambu kuning 3. batang manisan (tebu) dan batang timbarau yang didirikan di puncak tiang bambu kuning 4. Penyediaan 4 buah payung, masing-masing payung ditempatkan di puncak tiang bambu kuning. 5. Pemasangan atap atau langit-langit denan kain berwarna kuning (warna khas melayu). Sudut-sudut kain diikatkan di bawah paying. 6. Pemasangan tali lawai kuning dengan 3 tingkat yang menjadi penghubung antar tiang. 7. Pemasangan hiasan janur kuning dengan ayaman khas Banjar, dan kemudian diaktifkan pada tiang pintu 8. Pemasangan alas dengan tikar atau karpet berwarna, ditempatkan pada 3 undakan 9. Pemasangan daun penangkal, yakni berapa daun linjuang, kambat, ketapi, dan jaruju, yang dipasang di 4 tiang bambu kuning 10. Penggantungan wadai-wadain 11. Penggantungan kembang-kembang mayang pada tali lawai 12. Mempersiapkan perlengkapan yang akan digunakan di dalam balaipadudusan, yaitu nampan yang beralaskan kain kuning dan 8 guci yang berisi 8 macam air (7 air sumur atau sungai dan 1 air yasin untuk dido?akan). 13. Mempersiapkan tajau banyu, yakni guci yang berisi air bersih untuk berbilas. 14. Mempersiapkan guci yang berisi air rendaman bunga mawar, bunga melati, bunga cempaka, 1 ikat dedaunan (daun linjuang, kambat, ketapi, dan mayangmaurai). 15. Mempersiapkan nyiur anum atau kelapa muda yang sudah dipangkas ujungnya. 16. Mempersiapkan mangkuk untuk bahan keramas atau shampo, mangkuk untuk bahan lulur, dan mangkuk untuk tapung tawa. 17. Mempersiapkan tapih untuk berganti pakaian mandi, handuk, dan baju untuk dikenakan sehabis mandi Upacara mandi bagi penganten perempuan dilaksanakan pada pagi hari menjelang upacara bersanding pada siangnya. Setelah berbagai persiapan selesai (antara lain penyediaan air-air yang diperlukan, saji-saji, piduduk, pagar mayang apabila menggunakannya, perapen, dan lain-lain). Calon penganten duduk di atas lapik menghadai saji-saji yang diperlukan. Paiyasan mencukur rambut-rambut halus di sekitar dahi, pelipis, kening dan kuduk. Kegiatan ini di namakan baiyas (dirias) atau bacacantung. Setelah beberapa waktu, penganten turun ke tempat upacara mandi yang telah disiapkan dengan iringan pembacaan shalawat, yang disahuti dengan beramai-ramai. Di tempat upacara mandi panganten bersilih kain basahan kuning lalu duduk dengan kaki diluruskan kea rah Timur. Paiyasan menggosok badan pengantennya dengan kasai temu giring (sejenis bedak campuran dari temu giring, jeruk purut dan bedak beras). Kemudian memapaikan mayang dan daun kambat dan daun balinjungan ke atas kepala si gadis tiga kali berturut-turut yang diikuti pula oleh pembantu-pembantunya, menyiramkan air bunga, banyu yasin, air doa dan air sungai Kitanu. Setelah itu badan penganten dikeringkan dengan handuk dan basilih pakaian dan naik ke rumah untuk duduk kembali di atas lapik. Paiyasan dan pembantunya mendandani penganten lalu manapung tawari panganten tersebut. Terakhir dibacakan surah Yasin, dan penganten mengepal sedikit nasi ketan dan memakannya, melempar kue apam dan cucur yang diperebutkan oleh anak-anak.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011

Pelaku Pencatatan

?

Martapura, Kabupaten Banjar

?

?

Pelapor Karya Budaya

Dra. Hendraswati

BPSNT Pontianak Jl. Letjen Sutoyo Pontianak

(0561) 737906/760707

bpsntkalimantan@yahoo.co.id

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047