Gasing Yogya

Tahun
2010
Nomor. Registrasi
2010000155
Domain
Tradisi dan Ekspresi Lisan
Provinsi
DI Yogyakarta
Responsive image
Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib. Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, bambu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu atau bambu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan. Gerakan gasing berdasarkan efek giroskopik. Gasing biasanya berputar terhuyung-huyung untuk beberapa saat hingga interaksi bagian kaki (paksi) dengan permukaan tanah membuatnya tegak. Setelah gasing berputar tegak untuk sementara waktu, momentum sudut dan efek giroskopik berkurang sedikit demi sedikit hingga akhirnya bagian badan terjatuh secara kasar ke permukaan tanah Permainan ini dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa. Biasanya, dilakukan di pekarangan rumah yang kondisi tanahnya keras dan datar. Permainan gasing dapat dilakukan secara perorangan ataupun beregu dengan jumlah pemain yang bervariasi, menurut kebiasaan di daerah masing-masing. Masyarakat Yogyakarta menyebut permainan gasing dengan gangsingan sedangkan gasingnya mereka sebut dengan gangsing. Jenis gasing yang terdapat di Yogyakarta dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu gasing adu pukul, gasing adu putar dan gasing adu bunyi. Bahan yang digunakan untuk membuat gasing bisa dari berbagai macam seperti kayu, bambu, bambu jenis tutul, buah nyamplung, tempurung kelapa, kayu dhadhap bluwuk (buah kelapa yang masih kecil) pipa paralon bahkan dari kaleng biskuit, kaleng cat, kaleng lem). Untuk mempercatik gasing, dikerjakan dengan mengukir atau mencat gasing sesuai dengan selera pembuat dan sebagian ada yang menggunakan bubut kayu untuk memperhalus gasing. Bentuk gasing sangat bervariasi seperti bentuk kerucut, limas, bulat dan lain sebagainya. Arena permainan untuk adu pukul di tanah keras dan padat. Untuk permainan gasing adu putar dan adu bunyi dimainkan di tanah keras dilapisi triplek atau di atas lantai dilapisi triplek. Ukuran lapangan minimal 4 x 4 meter berbentuk persegi panjang. Jumlah pemain lebih dari 2 orang dan umumnya dimainkan oleh kaum laki dari kalangan anak-anak, remaja dan orang tua. Tali terbuat dari serat kayu waru, benang kasur, benang nilon, tali atom. Untuk gasing adu bunyi / adu putar biasanya menggunakan uwet (sebagai penariknya) untuk memutar gasing. Cara memainkannya pertama-tama batang gasing yang terbuat dari bambu bulat tadi digulung tali, yang panjangnya sekitar 70-100 cm. Kemudian kayu pegangan gasing dimasukkan ke dalam lubang batang gasing, dan pada bagian tersebut dipegang dengan tangan kiri, sedangkan tali gasing dipegang dengan tangan kanan. Kemudian mata gasing diletakkan di atas lantai, dengan posisi gasing tegak lurus. Setelah itu ujung tali gasing ditarik dengan tangan kanan, sehingga gasing tadi akan berputar sangat kencang. Permainan itu bisa dimainkan dengan berkelompok, bersama teman-teman lainnya.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

Pelaku Pencatatan

Ki Saridal (45 tahun)

Yogyakarta

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

Pelapor Karya Budaya

Masyarakat Yogyakarta

Yogyakarta

?

?

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047