Pada mulanya Tenunan Renda dibuat oleh masyarakat lokal sebagai konsumsi pribadi, karena pada jaman dulu pemakaian sarung lebih diminati. Baik untuk dipakai dalam kegiatan sehari-hari maupun digunakan/dikenakan dalam acara-acara resmi seperti pada acara-acara pernikahan sunatan, wa?a co?i (antar mahar), dan acara-acara yang termasuk dalam upacara Daur Hidup lainnya. Masyarakat Bima umumnya memakai sarung untuk digunakan sebagai Rimpu (semacam penutup kepala). Rimpu terbagi menjadi 2 (dua) Rimpu Mpida (seperti Ninja) dan Rimpu Cole (semua muka terlihat). Rimpu ini merupakan pakaian tradisional yang menyerupai Jilbab/sebagai penutup kepala. Selain untuk Rimpu, pria Bima menggunakan saung ini untuk ?Katente Tempe? (memakai sarung). Sarung/Tenunan Bima juga merupakan salah satu syarat mahar yang harus diserahterima pada saat pemberian mahar oleh sang pria selain rumah (Rumah Tradisional/Rumah Panggung). Desa Renda Kecamatan Belo, Kabupaten Bima merupakan penghasil Tenunan Tradisional yang mempunyai motif dan ciri khas yang berbeda dengan daerah atau kecamatan-kecamatan lainnya. Jenis-jenis motif Tenunan Renda sangat beragam, antara lain: - Fu?u Haju Sarede - Kapi Keu - Oi Moti (Gelombang Laut) - Fu?u Haju Golkar - Samado (Semanggi) - Kakando (Rebung) - Mata Sapi - Karai - Fu?u Haju Sadampo Adapun alat menenun tradisional adalah: 1. Sisi/Sisir : Alat untuk memisahkan benang. 2. Lili Ujunta : Alat untuk memisahkan biji dari serat kapas. 3. Taliri : Alat penggulung serat kapas yang telah didapatkan dengan alat pemukul kapas. 4. Janta : Alat untuk memintal kapas menjadi benang. 5. Kisi : Penggulung benang pada alat pemintal (Janta). 6. Ale : Alat untuk merajut benang. 7. Langgiri : Alat untuk melerai benang yang sudah dirajut. 8. Lahu : Alat penahan. 9. Tampe : Alat penggulung benang lungsi pada kain yang dibuat. 10. Tandi : Alat pemegang Tampe. 11. Lira : Alat untuk merapatkan benang pakan pada kain yang ditenun. 12. Taropo : Wadah benang pakan.