Serampang

Tahun
2011
Nomor. Registrasi
2011001771
Domain
Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Mengenai Alam dan Semesta
Provinsi
Kepulauan Riau
Responsive image
Tombak digunakan untuk menangkap ikan dan sotong. Pegangan serampang terbuat dari bambu sedangkan matanya dari besi. Bambu untuk membuat serampang ini terdapat di pulau sekitar tempat pemukiman mereka ataupun pulau-pulau di sekitar tempat mereka menangkap ikan. Untuk sebuah serampang, diperlukan bamboo/kayu panjang berdiameter kecil, dengan diameter ? 5/7 cm dan panjang ? 3 m. Ukuran ini kadang-kadang tergantung keinginan pemakai (besar/kecil tubuh seseorang). Sedangkan untuk matanya diperlukan besi. Besi ini dibentuk bercabang 2 atau 3 dengan ujung yang runcing dan agak berkait sepersis seperti bentuk senjata trisula. Membuat mata pancing ini, tidak semua orang punya keterampilan dalam membuatnya tetapi memerlukan keterampilan dan kepandaian serta ketelitian dalam membuatnya. Bagi yang tidak bisa membuatnya dapat membel atau memesan ujung mata tombak tersebut. Mata tombak ini ada yang dua dan ada yang tiga. Semakin banyak mata serampang yang dipakai, semakin besar kemungkinan untuk memperoleh ikan/sotong lebih banyak. Setelah mata tombak selesai dibentuk, barulah mereka pasangkan ke bambu yang telah mereka sediakan dan dilengkapi dengan tali. Dalam penggunaannya harus melihat situasi keberadaan ikan yang umumnya lebih mudah diketahui pada malam hari dengan menggunakan alat penerang, jika ikan dapat diketahui keberadaannya tanpa memerlukan alat penerang maka alat dapat langsung digunakan dengan menancapkan alat tersebut kearah ikan yang di temui. Tangkapan ikan yang diperoleh tentu tidak akan sama banyaknya dengan menggunakan alat yang lebih modern, namun jika lihai/handal menggunakan alat ini, dan tau dengan tanda-tanda keberadaan ikan dengan mengamati arah angin atau arah air, serta keberadaan cuaca yang sangat berpengaruh terhadap keberadaan ikan maka tangkapan yang diperoleh walau dengan menggunakan alat sederhana ini akan memperoleh hasil yang banyak juga. Menggunakan alat ini tidak hanya dengan berjalan kaki menyusuri tepi laut yang dangkal yang dapat dengan mudah melihat keberadaan ikan tetapi dapat juga digunakan sambil mengendarai sampan atau perahu dengan jalan lambat menyusuri lautan umumnya di daerah pinggir yang gampang mendeteksi keberadaan ikan, setelah ikan terlihat maka alat ini akan di tancapkan ke arah ikan tersebut dengan kecepatan tertentu agar tidak membuat ikan tersebut melah melarikan diri, tetapi dengan cara dan trik yang khusus sehingga ikan akan langsung tertancap pada ujung mata tombak tersebut. Alat tombak atau serampang ini merupakan alat tradisional yang sangat aman bagi lingkungan sekitar serta tidak merusak habitat ikan tersebut. Masyarakat nelayan tradisional pada umumnya khususnya di Kabupaten Bintan melakukan penangkapan ikan sangat memperhatikan hal tersebut sehingga keberadaan lingkungan laut dapat terjaga kelestariannya. Kehidupan masyarakat Kabupaten Bintan khususnya yang tinggal di daeah pesisir umumnya yang berorientasi pada kehidupan laut sangat memperhatikan keberadaan lingkungan tempat mata pencahariannya hal itu tergambar dari cara mereka dalam manangkap ikan tersebut dengan menggunakan alat tradisional tidak menggunakan peralatan yang malah merusak lingkungan sebab mereka sangat memperhatikan terupakan tempat sumber kehidupan dan tempat mereka beraktivitas sehari-hari yang sebahagian besar berada di laut. Kehidupan mencari ikan dilaut, tidaklah semudah yang dibayangkan oleh masyrakat umumnya, karena kehidupan dan lingkungan laut kadangkala laut ramah terhadap mereka dan adakalanya tidak bersahabat. Hantaman gelombang dan tiupan angina merupakan gejala-gejala alam yang harus mereka cermati agar mereka selalu eksis. Ketergantungan terhadap alam (laut) menjadikan mereka arif tentang tanda-tanda yang diberikan alam sehingga mereka bisa menyesuaikan diri yang pada gilirannya dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam tersebut. Menurut pandangan masyarakat setempat, alam dan isinya diciptakan Tuhan untuk makhluk ciptaannya termasuk manusia. Oleh karena itu, manusia harus pandai memanfaatkan dan menjaga alam tersebut. Selama mereka memperlakukan alam (laut) dengan baik, maka laut pun akan memberikan hal yang baik bagi mereka. Oleh karena itu, mereka harus memiliki pengetahuan tentang gejala alam seperti pengetahuan tentang musim, angin, bulan dan pasang surutnya air laut.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011

Pelaku Pencatatan

?

Kabupaten Bintan

?

?

Pelapor Karya Budaya

Drs. Suarman

Jl. Pramuka No. 7 Tanjungpinang

?

?

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047