Aqraga

Tahun
2010
Nomor. Registrasi
2010000021
Domain
Tradisi dan Ekspresi Lisan
Provinsi
Sulawesi Selatan
Responsive image
Tidak diketahui kapan mulainya permainan ini diperkenalkan dalam masyarakat Makassar, akan tetapi yang jelas permainan ini sudah popular sebelum orang Eropa (penjajah Belanda) memperkenal permainan Sepak Bola. Dalam naskah (manuskrip) yang memuat cerita rakyat Datu Museng dan Maipa Deapati menceriterakan permainan raga yang dimainkan oleh anak-anak bangsawan Kerajaan Gowa dan Sumbawa. Permainan Raga ini menjadi ajang untuk adu kejagoan atau kesaktian para anak bangsawan. Terutama jika mereka bersaing dalam memperebutkan seorang gadis pujaan. Namun kemudian permainan bola raga ini menjadi permainan rakyat yang diwargai dengan ketangkasan mempermainkan bola yang terbuat dari anyaman kulit rotan. Bola Raga adalah bola yang terbuat dari anyaman rotan berbentuk bulat dengan besar diameter 20 cm. Karena anyamanya yang kuat dan rapi sehingga bola yang tidak seperti lazimnya bola yang berisi angin tersebut dapat pula melenting dengan baik jika disepak atau jatuh di tempat yang keras. Pemain bola raga tidak terikat pada jumlahnya, bisa 2 orang, 3 orang atau 6 orang, bahkan bisa lebih. Dalam pertunjukannya para pemain raga akan mengenakan kostum adat yakni baju an celana barocci (yakni celana ? yang agak longgar) dan mengenakan sarung sutra (lipaq saqbe) serta destar (patonroq) di kepalanya. Dalam bermain raga masing-masing pemain akan menunjukkan keterampilannya memainkan bola raga. Baik memainkan dengan kaki atau tangan atau dengan anggota badan lainnya seperti dada, bahu, atau kepala. Permainan raga pada intinya tidak membiarkan raga jatuh dan menyentuh tanah. Kalau pun ada pemain sengaja yang menyentuhkan bola ke tanah hal itu tujuannya untuk melentingkan bola agar bisa melambung ke udara lebih tinggi. Permainan Raga meliputi tiga level yakni: 1. Level bawah (lantai), pemain akan memainkan bola raga dengan jalan berjongkok atau sambil duduk di lantai. 2. Level tengah (berdiri), pemain akan memainkan bola raga dengan cara berdiri. 3. Level Atas (formasi bersusun), pemain akan memainkan bola dengan cara saling menggendong atau mendukung di pundak. Pemain dapat berduduk atau pun berdiri di pundak kawannya. Permainan raga diiringi dengan music gendang dengan jenis irama : Tunrung pamancaq atau pukulan bunyi gendang seperti mengiringi olah raga pencak silat.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

Pelaku Pencatatan

H. Alimuddin (Pimpinan Sanggar Bola Raga Sudiang Raya)

Jalan GOR Sudiang Raya, Kec. Biringkanaya, Makassar

?

?

Arsyad (Daeng Acha) (Pimpinan Sanggar I Lologading)

Paropo, Kecamatan Panakukan, Makassar.

?

?

?

?

?

?

Pelapor Karya Budaya

?

?

?

?

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047