Nasi Timbel

Tahun
2010
Nomor. Registrasi
2010000381
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Jawa Barat
Responsive image
Nasi Timbel Sama dengan nasi yang lainnya , dalam bahasa Sunda disebut Sangu Timbel yaitu Nasi yang dibungkus dengan daun pisang dengan bentuk bulat lonjong yang menyerupai timbel alat pancing. Nasi Timbel menggambarkan suasana pedesaan bagi masyarakatat Sunda, dimana orang sunda jika hendak berpergian jauh senantiasa berbekal nasi yang dibungkus daun pisang dengan maksud agar dibawa dengan praktis dan hemat. Selain itu, dikota bandung banyak diketemukan restaurant yang menyediakan nasi timbel dengan menu pelengkapnya. Pada waktu dulu nasi timbel merupakan makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat menengah kebawah, karena waktu itu alat makan seperti piring masih sulit diketemukan sehingga masyarakat menggunakan daun sebagai alternatif untuk tempat makan atau membungkus makanan. Nasi Timbel dapat dihidangkan pada pagi hari sebagai sarapan pagi, makan siang dan makan malam. Nasi Timbel merupakan nasi yang dibungkus dengan daun pisang yang awalnya dibungkus dalam bentuk lonjong dan pada perkembangannya dapat dibentuk segitiga atau segi empat. Kemudian disusun dan ditaruh diwadah dengan demikian disebut Nasi Timbel. Dibungkus dengan daun pisang dimaksudkan agar nasi beraroma daun pisang. Nasi Timbel dihidangkan atau disajikan dimeja makan, bisa ditaruh di piring ?piring makan satu persatu atau bisa ditaruh di bakul nasi, bila akan dikunsumsi diambil satu persatu ditaruh dipiring dimakan bersama denganmenggunakan sayur asam, lauk ikan goreng (Ikan emas, mujaer atau gurami), tahu dan tempe. Nasi timbel dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat baik membeli dirumah makan atau membuat sendiri. Dalam pergeseran sosial, nasi timbel yang dulu merupakan konsumsi bagi masyarakat menengah kebawah sekarang sudah menjadikan nilai ekonomi yang mahal karena banyak disajikan direstauran-restauran, hal ini disebabkan karena masyarakat perkotaan rindu akan suana kampung yaitu aroma nasi karena dibungkus daun pisang, dan oleh karena kesibukannya mereka tidak punya kesempatan untuk membuat nasi timbel sendiri yang pada perkembanganya pada saat sekarang ini nasi timbel merupakan identitas untuk masyarakat sunda menengah keatas. Sedangkan dipedesaan nasi timbel dapat dikonsumsi untuk menjamu tamu atau pada saat upacara-upacara adat. Proses pembuatan Bahan : beras. Bumbu : tanpa bumbu Peralatan : dandang, panci dan daun pisang Cara memasak Beras dicuci bersih kemudian diaron dengan panci (dimasak setengah matang) kemudian dikukus dikukus dengan dandang sampai matang. Atau bisa juga beras dimasak langsung sampai matan (di-liwet). Nasi yang sudah matang kemudian dibungkus dengan daun pisang yang terlebih dahulu dibersihkan, dan bentuk lonjong atau segitiga atau segiempat, yang kemudian disebut nasi timbel. Cara penyajian : Nasih dihidangkan di atas meja atau secara lesehan, yaitu nasi timbel sebagian ditaruk di piring-piring makan satu persatu sejumlah orang yang akan makan dan sebagian lagi ditaruk dibakul untuk menyediakan bagi yang ingin menambah nasi. Nasi timbel disajikan dengan sayur kuah yang umumnya adalah sayur asam dengan lauk tahu, tempe, ikan goring (emas, mujaer atau gurami), dan sambal serta minuman berupa teh manis atau jus buah.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

Pelaku Pencatatan

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

Pelapor Karya Budaya

?

?

?

?

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047