Permainan Anak So-Riyo-Riyo

Tahun
2013
Nomor. Registrasi
2013003876
Domain
Tradisi dan Ekspresi Lisan
Provinsi
Jawa Timur
Responsive image
Permainan anak So-Riyo-Riyo merupakan permainan dengan nyanyian (lagu) yang diiringi gerak atau gerak diiringi nyanyian. Adapun jalannya permainan yaitu kira-kira 10 (sepuluh) anak berdiri bergandeng-gandengan dengan membentuk sebuah lingkaran. Salah seorang anak diantara mereka berdiri di tengah-tengah lingkaran itu. Mereka menyanyi bersama-sama sebagai berikut So-Riyo, Mbah Mlinjo, riyo, Riyo podang, riyo podang, Gagar mayang padang bulan, Pitik Walik, Ndogmu blirik, walik, Walik mata, walik mata, Mas Bei jamur apa. Pada akhir nyanyian ini terdapat pertanyaan "Jamur apa". Pertanyaan ini ditujukan kepada anak yang berdiri di tengah-tengah lingkaran. Anak tersebut boleh menjawab sekehendaknya, misalnya: "Jamur Ketek menek", "Jamur parut", "Jamur manuk mencok" dan sebagainya. Apabila anak yang di tengah lingkaran itu menjawab: "jamur ketek menek", maka anak-anak yang merupakan lingkaran itu harus cepat-cepat lari dan memanjat sesuatu (boleh memanjat pohon, pagar dan sebagainya). Anak yang tadi berdiri di tengah lalu cepat-cepat berusaha menangkap atau memegang salah seorang diantara mereka. Jika anak yang dikejar itu tertangkap sebelum berhasil memanjat sesuatu, dialah yang harus menggantikan tugas si pengejar, berdiri di tengah-tengah lingkaran yang terdiri dari teman-temannya yang lain, dan permainan diualngi lagi dari permulaan. Akan tetapi kalau si pengejar menangkap yang dikejar setelah memanjat sesuatu, (setidak-tidaknya asal kaki yang dikejar tidak menginjak tanah), maka permainan diulang lagi dan si pengejar itu lagi yang harus tetap berdiri di tengah-tengah lingkaran. Apabila anak yang berdiri di tengah-tengah lingkaran itu menjawab: "Jamur parut", maka anak-anak yang lain harus cepat-cepat mengangkat sebelah kakinya, memperlihatkan telapak kakinya. Anak yang di tengah lingkaran itu menghampiri salah seorang diantara teman-temannya, boleh memilih yang lain. Ia lalu mengukur telapak kaki yang diangkat itu beberapa saat lamanya. Jika yang dikukur itu tertawa (geli) maka ia menggantikan yang mengukur itu, berdiri di tengah-tengah lingkaran, dan permainan diulang lagi dari permulaan. Akan tetapi kalau yang dikukur itu bisa menahan geli (tidak tertawa), maka yang mengukur kembali lagi berdiri di tengah lingkaran dan permainan dimulai lagi. Apabila anak yang berdiri di tengah-tengah lingkaran itu menjawa: "Jamur manuk mencok", maka anak-anak yang lain harus cepat-cepat berputar-putar menirukan tingkah burung yang sedang terbang dan anak yang di tengah-tengah itu berusaha mengejarnya. Siapa yang tertangkap dalam keadaan lari, dialah yang harus menggantikan tugas si pengejar, berdiri di tengah-tengah lingkaran yang terdiri dari teman-temannya. Mereka yang dikejar itu dapat menghindarkan pengejaran dengan cepat-cepat berjongkok, menirukan burung yang hinggap. Mereka yang tertangkap dalam keadaan jongkok, tidak dihukum, tidak diharuskan berdiri di tengah-tengah lingkaran dan si pengejar itu yang harus kembali lagi berdiri di tengah-tengah lingkaran. Selanjutnya permainan diulangi lagi dari permulaan.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013

Pelaku Pencatatan

?

?

?

?

Pelapor Karya Budaya

Dra. Emiliana Sadilah

Jl. Brigjen KatamsoNo. 139, Yogyakarta

(0274) 373241

?

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047