Asal Usul Kota Bulungan

Tahun
2013
Nomor. Registrasi
2013004013
Domain
Tradisi dan Ekspresi Lisan
Provinsi
Kalimantan Timur
Responsive image
Menurut sejarahnya nama Bulungan muncul pertama sekalai pada masa pemerintahan tradisional yang saat ini masih dipimpin oleh Kepala Adat., disebut namanya Kuwanyi, ia adalah seorang pemimpin suku bangsa Dayak Hupan (Dayak Kayan) karena tinggal di hilir Sungai Kayan, mula-mula mendiami sebuah perkampungan kecil yang penghuninya hanya terdiri atas kurang lebih 80 jiwa di tepi Sungai Payang, cabang Sungai Pujungan. Karena kehidupan penduduk sehari-hari kurang baik, maka mereka pindah ke hilir sebuah sungai besar yang bernama Sungai Kayan. Suatu hari Kuwanyi pergi berburu ke hutan dengan ditemani anjingnya, biasanya jika anjing menemukan binatang buruannya ia akan menggonggong, tetapi saat itu tidak seekorpun binatang yang diperolehnya. Tidak lama kemudian, anjingnya menyalah ke suatu tempat, Kuwanyi memeriksanya ternyata ada seruas bambu besar yang disebut bambu betung dan sebutir telur yang terletak di atas tunggul kayu Jemlay. Bambu dan telur itu dibawanya pulang ke rumah dan diberinya kepada istrinya. Selanjutnya, pada malam hari dari bambu itu keluar seorang anak laki-laki dan ketika telur itu dipecah ke luar pula seorang anak perempuan. Kedua anak ini dianggap sebagai karunia dari para Dewa. Kuwanyi dan istrinya memelihara anak itu baik-baik sampai dewasa. Ketika keduanya dewasa, maka masing-masing diberi nama Jauwiru untuk yang laki-laki dan yang perempuan bernama Lemlai Suri. Sebagai tanda dari cerita ini maka di bulungan terdapat bangunan monumen telur pecah, yang dilambangkan dengan bambu dan telur.Kehadiran Jauwiru dan lamlai Suri menjadikan kuwanyi dan istrinya bahagia. Karena mereka bukan dari satu keluarga sekandung maka Kuwanyi mengawinkan mereka dan ahhirnya kisah Jauwiru dan Lemlasi Suri kini diabadikan dengan didirikannya sebuah monumen ?telor Pecah?. Monumen tersebut terletak di antara jalan Sengkawit dan Jelarai, yang mengingatkan kita tentang cikal bakal berdirinya kesultanan Bulungan. Bulungan, berasal dari perkataan ?Bulu Tengon? (Bahasa Bulungan), yang artinya bambu betulan. Karena adanya perubahan dialek bahasa Melayu maka berubah menjadi ?Bulungan?. Dari sebuah bambu itulah terlahir seorang calon pemimpin yang diberi nama Jauwiru. Dan dalam perjalanan sejarah keturunan, lahirlah kesultanan Bulungan dan berkembang masyarakatnya. Bulungan yang dikenal dengan motto Merudung Pebatun de Benuanta" yang dalam bahasa Bulungan ini mempunyai arti untuk saling bahu-membahu antar seluruh lapisan masyarakat dan dengan adanya falsafah ini diharapkan akan membawa Kabupaten Bulungan ke arah yang lebih baik. Dengan dibangunnya monumen telor pecah tersebut akan menggambarkan kegigihan dan kesabaran dari seorang tokoh atau manusia yang didalam kehidupannya harus sabar dan bertekun dalam keluarga karena dengan demikian rejeki akan hadir ditengah-tengah keluarga dan kehidupan mereka

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013

Pelaku Pencatatan

?

Pemkab Bulungan, Prov. Kalimantan Timur

8125404339

?

Pelapor Karya Budaya

Juniar Purba

Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) PontianakJl. Letjen Sutoyo Pontianak

(0561) 737906/760707

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047