Asal Usul Orang Basap

Tahun
2013
Nomor. Registrasi
2013004014
Domain
Tradisi dan Ekspresi Lisan
Provinsi
Kalimantan Timur
Responsive image
Legenda asal Usul Orang Basap ini dari cerita tentang Aji Batara Agung Dewa sakti yang memerintah Kerajaan Kutai Kartanegara. Beliau adalah pendiri kerajaan yang menurunkan raja-raja Kutai Kartanegara. Menurut cerita, beliau memiliki seekor ayam sabung yang tiada seekor ayam pun dapat mengalahkannya. Ayam sabung itu selalu menang jika berlaga dengan ayam sabung raja-raja Jawa dan Brunei. Boleh dikata ayam sabung raja-raja di seluruh Nusantara pernah dikalahkannya. Rupanya kabar keperkasaan ayam jago Aji Batara agung Dewa Sakti sampai juga ke tanah Cina dan seorang Pangeran Cina bermaksud menantang ayam jago tersebut. Pada suatu hari, berangkatlah Pangeran Cina menuju Kutai. Selama perjalanan ayam jago pangeran cina ini diadu dengan ayam sabung raja-raja Campa, Sumatra, Jawa dan Brunai semua ayam sabung itu tidak mampu menandingi ayam sabung pangeran Cina ini. Tak terasa sampailah Pangeran Cina di Kerajaan Aji Batara Agung Dewa Sakti. Setelah menyampaikan maksudnya dan raja Kutai setuju, berkatalah pangeran Cina ? saya mempunyai 15 ekor ayam jago sabungan. Kita akan menyabung ayam jago itu tiap hari, taruhan tiap ekor adalah 100 bungkai emas sebesar lutut dan sebutir berlian sebesar telur burung dara. Raja Kutai Kartanegara setuju, keesokan harinya mulai persabungan itu, ayam jago Raja Kutai yang bernama Ujung Perak Kemudi Besi dengan mudah mengalahkan ayam jago Pangeran Cina. Semua ayam aduan itu dikalahkan hingga hari ke 14, akhirnya Pangeran Cina kehabisan emas dan berlian untuk bertaruh. Setelah bermufakat, Pangeran Cina berkata kepada Raja Kutai ? ini kali terakhir kita bertaruh, kami sudah tidak mempunyai emas dan berlian. Taruhan saya sekarang adalah wangkang (perahu besar Cina) dan seluruh isinya. Apabila saya kalah, ambilah wangkang beserta isinya dan jika raja Kutai kalah raja harus menyerahkan kerajaan termasuk segala hutan kekayaan yang terdapat di dalamnya. Raja Kutai termenung mendengar taruhan yang diminta Pangeran Cina, raja berpikir bahwa permintaan itu terlalu berat dan tidak seimbang. Tiba-tiba si Ujung Perak Kemudi Besi ter terjun dari tenggerannya dan berkoko dengan suara nyaring seolah-olah isyarat kepada Raja Kutai agar menyetujui penawaran. Kemudian baginda berucap, kami setuju dengan permintaan Pangeran, tetapi saya minta Pangeran tidak mengingkari janji yang sudah kita ikrarkan. Jika ada diantara kita ingkar janji ia beserta anak buahnya akan mendapat kutukan dari Sang Hyang Dewata Raja. Sesudah berikrar, kedua ayam sabung itu dilepas ke gelanggang persabungan. Mereka bertarung dengan seru. Awalnya belum seru dan belum tampak siapa yang siapa yang akan menjadi pemenang karena mereka saling memperlihatkan keperkasaan. Setelah setengah jam ayam sabung Pangeran Cina mulai goyah karena letih sebaliknya ayam sabung Raja Kutain justru makin dashyat dengan patuk dan terjangnya. Akhirnya ayam pangeran Cina jatuh tidak bergerak karena mendapat hantaman taji si Ujung Perang Kemudi besi. Rakyat Kutai bersorak kegirangan karena mereka terlepas dari ancaman hidup dan mati. Kemudian raja Kutai memerintahkan para pembesar dan rakyat untuk mengambil layar dan semua dayung wangkang suoaya Pangeran Cina tidak melarikan diri. Sementara itu Pangeran Cina beserta anak buahnya masih tinggal di wangkang sambil menunggu keputusan Raja Kutai. Malam harinya bermufakatlah Pangeran Cina dengan para panglima untuk melarikan diri akan tetapi apa daya layar dan semua dayung sudah disita Kerajaan Kutai. Ketika mereka sedang membicarakan hal ini, masuklah seorang juru masak ia berkata kepada Pangeran cina, saya masih menyimpan beberapa layar robek ketika wangkang ini pernah ditimpa angin ribut. Layar masih dapat digunakan asal kita jahit lebih dulu. Pangeran Cina berkata, jahitlah layar itu besok tetapi ingat jangan sampai kalian diketahui orang ?. Keesokan harinya pagi-pagi sekali sebagian anak buah wangkang dengans embunyi-sembunyi pergi ke sebuah bukit untuk menjahit layar robek. Sampai sekarang bukit tempat anak buahnya Pangeran Cina menjahit layar itu diberi nama Gunung Jahitan Layar. Menjelang malam keadaan gelap gulita keadaan ini digunakan Pangeran Cinadan anak buahnya membongkar jangkar dan menghilir menuju muara Sungai Mahakam masuk ke Selat Makasar. Mereka berlayar sampai di Muara Teluk Sangkulirang sebelah barat Tanjung Mangkalihat. Sementara itu penduduk Tepian Batu gempar karena mereka tidak melihat wangkang Cina, mereka segera melaporkan hal ini kepada Raja Kutai bahwa Pangeran Cina melarikan diri, para punggawa bersedia menjunjung perintah raja jika raja menghendaki mereka untuk mengejar wangkang itu. Raja berkata, ? tak usah kalian cari ?, lalu baginda Raja Kutai bersawai (mengucapkan mantra) dan mengamburkan beras kuning sambil berkata, ? Lamun aku benar ?benar kadang dewa rembesing madu, tusing kesuma, raja yang disembah orang, keringlah awak laut yang mengelilingi wangkang, biar seumur hidup di tempat itu ?. Saat itu wangkang Pangeran Cina memasuki Teluk Sangkulirang, mereka berlayar ke pinggir untuk mencari air minum. Tanpa disangka-sangka, bertiuplah angin puting beliung mengelilingi wangkang, Ketika angin puting beliung berhenti, sekonyong-konyong air laut di sekeliling wangkang kering dan wangkang kandas di atasnya. Sampai sekarang penduduk setempat percaya bahwa batu mirip kapal itu berasal dari wangkang Cina. Tempat anak buah Pangeran Cina melabug jangkar disebut Kampung Jangkar. Pangeran Cina dan anak buahnya memutuskan untuk tinggal di sekitar Sangkulirang. Beberapa waktu kemudian mereka berhubungan dengan penduduk asli, percampuran kedua bangsa ini kemudian dikenal dengan sebutan orang BASAP.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013

Pelaku Pencatatan

?

Tenggarong

08125342947

?

Pelapor Karya Budaya

Sisva Maryadi, S.Sos

Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) PontianakJl. Letjen Sutoyo Pontianak

(0561) 737906/760707

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047