Sasando

Tahun
2010
Nomor. Registrasi
2010000541
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Nusa Tenggara Timur
Responsive image
Sasando alat musik tradisional dari Rote. Sasando yang seharusnya bernama Sasandu (bunyi yang dihasilkan dari getar) lahir dari inspirasi penemunya dari hasil interaksi dengan alam. Terdapat berbagai versi mengenai sejarah lahirnya alat musik ini. Beberapa versi itu menurut cerita legenda orang Rote antara lain adalah: Cerita pertama menceritakan seorang Pemuda bernama Sangguna (1950-an) yang terdampar di Pula Ndana ketika melaut. Oleh penduduk Ia dibawa kerajaan. Sangguana yang memiliki bakat seni membuat putri istana terpikat. Sang Putri pun meminta Sangguana menciptakan alat musik yang belum pernah ada. Suatu malam, Sangguana berimpi memainkan alat musik yang Indah dan merdu, ia pun menghilami dan menciptakan alat musik tersebut yang diberi nama Sandu artinya begetar. Ketika sedang memainkannya Sang Putri bertanya lagu apa yang dimainkan dan Sangguana menjawab ?Sari Sandu?. Alat musik itupun ia berikan kepada Sang Putri yang kemudian menamakannya Depo Hitu yang artinya Sekali Dipetik Tujuh Dawai Bergetar (cerita tentang Sangguana ini dimunculkan oleh Yusuf Nggebu Alm, dimuat di Harian Kompas online tahunn 2002). Lalu versi cerita lainnya menceritakan bahwa Sasando diciptakan oleh dua orang sahabat yaitu Lunggi dan Balok Ama Sina yang adalah seorang penggembala domba sekaligus penyadap tuak. Ketika mereka sedang membuat haik dari daun lontar diantara jari-jari dari lembaran daun lontar terdapat semacam benang/fifik yang apabila dikencangkan akan menimbulkan bunyi. Dari pengalaman inilah menimbulkan inspirasi kedua sahabat ini untuk membuat suatu alat musik petik yang dapat meniru suara atau bunyi-bunyian yang ada pada gong, dengan cara mencungkil tulang-tulang daun lontar yang kemudian disenda dengan batangan kayu. Karena suara yang dihasilkan kurang bagus, maka kemudian diganti dengan batangan bamboo yang dicungkil kulitnya serta disenda dengan batangan kayu (Djoni L.K. Theedens; Sasando dan Orang Rote, Timex 8 September 2009). Sasando, dalam bidang organologi (ilmu tentang alat-alat musik) tergolong Sitar Tabung Bambu. Menurut para peneliti musik, sitar tabung bamboo adalah alat musik asli Asia Tenggara (misalnya Filipina dan Indonesia), yang juga ditemukan di Madagaskar dengan sebutan Valiha/Ali yang berasal-usul dari Asia Tenggara melalui perpindahan penduduk ( Stanley Sadiebed. The New Grove Dictyonary of Musical Instruments) Perkembangan Sasandu berjalan terus seiring waktu, Sasandu mengalami modifikasi bentuk dan peningkatan kualitas bunyi yang diproduksi dengan penggantian dawai. Fifik berganti tulangan daun lontar, kulit bamboo berganti senar kawat, senar tunggal berganti dawai rangkap, akustik berkembang ke elektronik, Sasando Gong berkembang ke Sasando biola menjadi Sasandu sebagai alat musik tradisional dengan sentuhan teknologi moderen. Kemampuan dan semangat memodifikasi sasando ini mencerminkan karakter serta etos kerja orang Rote yang tinggi dan kedinamisannya dalam bermusik. Musik Sasando lebih menampakkan diri sebagai musik solo, idiom-idiom Barat yang menonjol. Sasando merupakan salah satu instrument musik petik yang cukup unik, yaitu pada bentuknya, cara memainkannya, buah musiknya dan pada sasando biola jari tangan kiri lebih berperan dibandingkan jari-jari tangan kanan. Sasando pun dapat dikelompokkan dalam 2 Jenis musik: 1. Sasando Gong, dan 2. Sasando Biola Untuk memainkan alat musik ini mempunyai cara yang berbeda dengan alat musik petik lainnya. Terlebih dahulu mengenal lambang dari jari-jari yang mempunyai fungsinya. 1. Jempol : 1 2. Telunjuk : 2 3. Tengah : 3 4. Manis : 4 5. Kelingking : 5 Cara main: ? Letakkan jari tangan kiri no.4 pada dawai no. 2, petiklah dawai 7 s/d 12 masing-masing 3 kali. ? Letakkan jari tangan kanan no. 4 pada dawai 28 petik dawai 23 dan 25, 24-26 secara serempak. Bukti keistimewaan sasando menjadi lebih jelas dari Uang Republik Indonesia pada lembaran Lima Ribu bergambar sasando. Gambar alat pembayaran yang sah ini tentu melalui proses pengambilan keputusan yang memperhitungkan hasil evalusi keistimewaan sasando dan sarana-sarana yang memperkaya identitas Bangsa Indonesia ke dalam dan ke luar. Kepopuleran sasando juga terlihat dari pemakaian pada salah satu hotel di kota Kupang bernama Hotel Sasando. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggagas untuk menyelenggarakan Festival Sasando piala Preseiden tahun 2009. Sasando merupakan alat musik tradisional Bangsa Indonesia yang harus tetap dilestarikan dan dijaga agar tidak diklaim oleh bangsa lain sebagai hasil kebudayaan mereka.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

Pelaku Pencatatan

Salmon Alexander Zacharias

Kupang

?

?

Yusak Meok

Kupang

?

?

?

?

?

?

Pelapor Karya Budaya

Suku bangsa Rote

Kabupaten Rote, Provinsi NTT

?

?

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047