Tari Piriang (Tari Piring)

Tahun
2010
Nomor. Registrasi
2010000640
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Sumatra Barat
Responsive image
Tarian Piring merupakan sebuah seni tarian milik orang Minangkabau yang berasal dari Sumatra Barat. Ia merupakan salah satu seni tarian Minangkabau yang masih diamalkan penduduk keturunan Minangkabau. Permainan piring di tangan penari Solok, Minangkabau, adalah peragaan cara membina rumah tangga, filosofinya. Pada awalnya sejarah tari piring ini memiliki maksud dalam pemujaan masyarakat Minangkabau terhadap Dewi Padi dan penghormatan atas hasil panen. Kedatangan Islam telah membawa perubahan kepada kepercayaan dan konsep tarian ini. Pada jaman sekarang tarian tersebut lebih sering diadakan pada acara pernikahan dan sejak agama Islam masuk, tari piring mempersembahkan sesajennya kepada raja-raja atau pembesar negeri. Tari Piring tidak lagi dipersembahkan kepada dewa-dewa. Tidak dapat dipastikan dengan tepat mengenai sejarah Tari Piring. Namum, dipercayai bahawa ia telah wujud sekian lama di kepulauan Melayu sejak lebih 800 tahun yang lalu. Tarian ini dipercayai telah bertapak di Sumatra Barat atau lebih dikenali sebagai Minangkabau, dan berkembang hingga ke zaman Sriwijaya. Kemunculan kerajaan Majapahit pada kurun ke 16, yang menjatuhkan kerajaan Sriwijaya telah mendorong perkembangan Tari Piring ke negeri-negeri Melayu bersama-sama orang-orang pelarian Sriwijaya ketika itu. Tari Piring dikatakan tercipta oleh wanita-wanita cantik yang berpakaian indah, serta berjalan dengan lemah lembut penuh kesopanan dan ketertiban ketika membawa piring berisi makanan yang lezat untuk dipersembahkan kepada dewa-dewa sebagai sajian. Wanita-wanita ini akan menari sambil berjalan, dan dalam masa yang sama menunjukan kecakapan mereka membawa piring yang berisi makanan tersebut". Menurut pemahaman penduduk Sumatra Barat, gerakan tari piring melambangkan kerja sama ketika warganya berada di sawah. Koreografi ini meniru cara petani bercocok tanam dan menunjukkan ungkapan rasa syukur mereka saat menuai hasil panen yang bakal menghidupi seisi rumah. Piring di tangan mereka diisi makanan yang lezat untuk dipersembahkan kepada dewa. Tarian tersebut menggambarkan rasa kegembiraan dan rasa syukur masyarakat Minangkabau ketika musim panen telah tiba, dimana para muda mudi mengayunkan gerak langkah dengan menunjukkan kebolehan mereka dalam mempermainkan piring yang ada di tangan mereka. Tarian ini diiringi lagu yang dimainkan dengan talempong dan saluang, yang dimana gerakannya dilakukan dengan cepat sambil memegang piring di telapak tangan mereka. Kadangkala piring-piring tersebut mereka lempar ke udara atau mereka menghempaskannya ke tanah dan diinjak oleh para penari tersebut dengan kaki telanjang. Kesenian tari piring ini dilakukan secara berpasangan maupun secara berkelompok dengan beragam gerakan yang dilakukan dengan cepat, dinamis serta diselingi bunyi piring yang berdentik yang dibawa oleh para penari tersebut. Pada awalnya sejarah tari piring ini memiliki maksud dalam pemujaan masyarakat minangkabau terhadap Dewi Padi dan penghormatan atas hasil panen. Namun setelah masuknya ajaran islam ke daerah minangkabau maka tari piring hanya di perlihatkan untuk acara-acara saja seperti acara upacara adat, acara pernikahan, dan lain-lain. Penari akan menunjukkan kebolehan dalam mempermainkan piring di tangannya. Ketika penarinya bergerak cepat, yang disebut ayun, penari akan melakukan atraksi lempar piring dengan melontarkan piring tinggi-tinggi ke udara. Itulah bagian yang melambangkan kegembiraan seperti tergambar tatkala musim panen tiba Pada bagian penutup, penari akan menghempaskan piring ke tanah dan menari di atas pecahan piring. Kaki para penari. tidak ada yang terluka walaupun mereka menari dengan melompat-lompat di atas beling. Inilah lambang kesucian dari niat. Musik tari piring dibunyikan oleh gemerincing dua cincin di kedua tangan penari, berikut iringan meriah dari talempong dan saluang. Umumnya personel penari piring berjumlah ganjil dan terdiri dari tiga sampai tujuh orang Sesungguhnya filosofi tari piring ? hanyalah ? simbol dari kegembiraan para petani disaat panen, yang kemudian mereka bergembira ria dan gerakan gerakan dinamis. Piring adalah wadahnya yang didalamnya terhidang aneka macam masakan. Wadah piring juga ada gambaran dari keaneka ragaman masakan khas minangkabau.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

Pelaku Pencatatan

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

Pelapor Karya Budaya

Orang Minangkabau

Sumatera Barat

?

?

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047