Eksistensi makanan dalam kehidupan suatu masyarakat tidak terbatas hanya untuk memenuhi kepentingan fisik. Ada nilai sosial atau makna lainnya yang tersirat di balik rasa, warna, dan bentuk suatu makanan. Nilai-nilai terkristalkan melalui proses pemaknaan masyarakat sesuai dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan transedennya. Wujud akhir dari proses tersebut adalah terciptanya jenis dan bentuk makanan berikut peruntukkannya, seperti makanan untuk upacara adat atau kenduri; makanan untuk persembahan kepada entitas supranatural. Namun, tidak tertutup kemungkinan penyediaan makanan tradisional juga dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai menu santapan keluarga. Nitak merupakan makanan khas Simalungun dengan bahan dasar beras. Makanan ini tidak bisa dijumpai sehari-hari, dikarenakan makanan ini lebih bersifat makanan adat. Nitak biasanya disajikan pada kegiatan bersifat ritual seperti perkawinan, kematian, menempati rumah baru, menyekolahkan anak dan lainnya. Bahan-bahan dalam membuat nitak selain beras antara lain lada hitam, garam, kencur, gula merah dan jahe. Sediakan juga dua buah kelapa, satu yang sudah di sangrai atau gongseng dan satu lagi mentah. Cara pembuatan nitak dengan cara tumbuk beras selama setengah jam, setelah itu masukkan lada hitam, kencur, jahe, kelapa mentah, kelapa yang telah disangrai dan gula merah. Setelah lengket dan menjadi adonan nitak pun siap untuk dihidangkan.