Suku Hanasbey Di Teluk Youtefa

Tahun
2010
Nomor. Registrasi
2010000890
Domain
Tradisi dan Ekspresi Lisan
Provinsi
Papua
Responsive image
Teluk Yotefa adalah sebuah teluk yang indah di kawasan Jayapura. Di teluk tersebut tinggallah suku Hanasbey di kampung Ria. Kampung Ria adalah sebuah kampung kecil di pulau Enamoh, yang kini dikenal dengan nama kampung Tobati. Suku Hanasbey hidup sebagai nelayan yang tangguh, selain nelayan, mereka juga bercocok tanam di kebun atau pinggiran di sekitar Teluk Yotefa. Suku Hanasbey di kenal sebagai suku yang memiliki kebudayaan tinggi serta kuat tradisi daerahanya. Hal ini dapat dilihat dari keseharian mereka dan adat istiadat. Mereka memiliki rumah adat yang khas, yang disebut Karwari. Rumah adat itu digunakan sebagai sarana untuk menunjang kehidupan masyarakat. Rumah ini dipenuhi hiasan dari berbagai macam karya seni serta ukiran-ukiran yang indah di pasang rapi bergantungan di dinding-dinding karwari sampai di bubungan. Salah satu rumah adat karwari yang terkenal waktu itu bernama Homan Man. Karwari tersebut dihiasi dengan macam-macam kulit bia (siput), ukiran-ukiran terpilih serta hiasan dari akar bahar yang di sebut ninyau. Pada zaman sekarang, akar bahar (ninyau) digunakan oleh masyarakat Enggros, Nafri dan Tobati untuk kepentingan upacara/pesta adat dan tari-tarian adat daerah masing-masing, pusat pendidikan tradisional, dimana segala macam jenis pembinaan masyarakat diselenggarakan untuk kepentingan suku tersebut. Dalam perjalanan waktu lebih lanjut, banyak peristiwa yang dialami oleh suku Hanasbey, baik dalam arti positif maupun yang menyedihkan. Sekurang-kurangnya ada dua peristiwa tragis yang menimpah kampung suku Hanasbey dengan karwarinya. Peristiwa pertama terjadi karena ulah tokoh masyarakat lain yang tidak menyukai keberhasilan suku Hanasbey. Maka melalui seorang ahli ilmu hitam, tokoh masyarakat tersebut meminta agar rumah-rumah karweri dan kampung suku Hanasbey dihancurkan. Imbalan yang diberikan adalah manik-manik Syar Teranyo. Setelah imbalan diberikan, dengan kekuatan ilmu hitamnya ia memanggil burung elang raksasa. Burung elang tersebut diperintahkan untuk mengambil atau mengangkat atap-atap Karweri kemudian dibawah terbang kearah timur. Namun dipertengahan pantai Holtekamp merasa berat dengan beban yang dibawanya, maka ia melepaskan atap-atap karweri itu di laut, yang kemudian secara ajaib berubah menjadi batu-batu karang yang kemudian diberi nama Hefufuk Seahar. Setelah itu burung elang kembali ke kampung suku Hanasbey untuk mengangkat atap-atap yang masih tersisah, kemudian dijatuhkan ditempat yang sama.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

Pelaku Pencatatan

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

Pelapor Karya Budaya

Yayasan Pendidikan Lingkungan Hidup Cycloops (YPLHC) Papua

waena, Abepura, Jayapura, Papua - Indonesia

0967 572507

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047