Bubur Sumsum

Tahun
2010
Nomor. Registrasi
2010000098
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
DI Yogyakarta
Responsive image
Sumsum merupakan kumpulan sel darah merah dalam tulang manusia. Di beri nama jenang sumsum karena jenang tersebut berwarna merah mirip sumsum, jenang ini dipercaya masyarakat Yogyakarta dapat berfungsi memulihkan sel ?sel sumsum akibat rasa kecapekan habis melakukan suatu hajatan tertentu. Dengan memakan bubur sumsum orang yang terlibat dalam hajatan tersebut staminanya tulang-tulang sumsumnya dapat pulih kembali, rasa capek hilang dan tenganya pulih kembali.. Jenang sumsum merupakan makanan khas DI Yogyakarta karena sudah mentradisi dan disukai oleh segala lapisan maysarakat Yogyakarta dan mudah ditemukan sebagai makanan jajanan pasar. Jenang sumsum merupakan pelangkap sesaji pada setiap hajatan selain bubur merah, bubur putih dan bubur merah putih maupun persyaratan lainnya. Sebagai ungkapan puji syukur atas kesuksesan atau kelancaran suatu hajatan, biasanya tuan rumah membuat jenang sumsum yang dibagikan kepada sanak saudara atau kerabat maupun tetangga sebagai ucapan terima kasih karena terlibat atau membantu dalam pelaksanaan hajatan (pembubaran panitia). Jenang sumsum yang rasanya manis dan terasa lembut dapat memperbaiki fungsi pencernaan dan memulihkan stamina akibat rasa kelelahan sehabis melaksanakan suatu hajatan seperti hajatan pernikahan, sunatan, membangun rumah maupun upacara adat lainnya. Secara ekonomi, bubur sumsum banyak dijual terutama di pasar-pasar tradisional dan warung-warung kecil. Di pedesaan jenang sumsum dijual dengan dibungkus menggunakan daun pisang dengan sendok pincuk suru dari daun pisang, sedangkan didaerah perkotaan jenang sumsum dijual dengan dibungkus dengan mangkok atau gelas plastik dengan menggunakan plastik. Proses pembuatan Bahan : tepung beras, kelapa parut, gula merah, daun pandan, dan garam Peralatan : baskom, alat parut, kalo( saringan santan), gelas (alat ukur santan), kuali atau panic, shotil (sendok untuk mengaduk), keren/anglo atau kompor Bumbu : tidak pakai bumbu. Cara memasak Kelapa diparut kemudian diambil santannya dengan disaring menggunakan kalo, masukan santan ke dalam panci dan tambahkan garam lalu jerang diatas api. Seduh tepung beras dengan sedikit air didalam baskom, lalu diaduk agar seluruhnya tercampur dengan air, kemudian tuangkan ke dalam santan yang sedang direbus. Aduk-aduk terus sampai mengental dan matang, lalu diangkat dari tungku atau keren. Langkah selanjutnya adalah membuat sirup gula merah, dibuat dengan cara gula merah direbus dan ditambahkan sedikit garam terus di aduk-aduk lalu masukan santan sampai santan bercampur dengan gula merah setelah mendidih angkat dari api. Cara penyajian Bubur sumsum diletakkan dalam mangkuk, lalu dituangi dengan sirup gula merah. Bubur sumsum ini biasanya disantap sesudah makan, baik makan pagi, makan siang, ataupun makan malam.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

Pelaku Pencatatan

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

Pelapor Karya Budaya

?

?

?

?

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047