Mangenjing

Tahun
2019
Nomor Registrasi
201901017
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Nusa Tenggara Timur
Responsive image

Mangenjing merupakan upacara memberikan persembahan kepada Marapu. Tradisi ini dilaksanakan secara periodik oleh orang di kampung Adat Prainatang, Desa Mondu, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur. Marapu dipercayai sebagai leluhur yang sederajat dengan "yang Kudus". Informasi dari tokoh adat, rombongan Marapu berasal dari negeri leluhur Mehir - Madinah yang tiba di Prainatang setelah 44 tahun menempuh perjalanan. Sejarah perjalanan Leluhur masyarakat Prainatang diawali pada Tahun 43 sesudah masehi, inilah yang menurunkan orang Sumba dan seluruh tatanan peradabannya sampai saat ini.

Dalam pandangan orang Prainatang, Mangenjing adalah perjamuan mistis antara orang Prainatang dan Marapu . Dua hal penting yang diekspresikan dalam perjamuan Mangenjing yakni, pertama sebagai isyarat penyerahan total dan mutlak kepada Marapu sebagai alfa (awal) dan omega (akhir) kehidupan orang di Kampung Adat Prainatang. Kedua sebagai perjamuan mistis yang merefleksikan tentang status sebagai manusia religius. Karena itu, ritual Mangenjing ditata dalam ruang dan waktu spesifik untuk kekudusan dan pembaruan kehidupan orang Parinatang. Dengan demikian, mereka dianggap layak hidup dalam kampung Prainatang.

Nama Prainatang bukan nama sebenarnya. Nama itu hanya sebutan sehari-hari. Nama sebenarnya tidak disebutkan, sangat sakral dan pantang disebutkan. Sebagaimana nama Marapu tidak dapat disebutkan, maka wilayah kosmis Marapu (termasuk kampung) tidak dapat disebutkan. Kampung Adat Prainatang menjadi pijak pertama awal peradaban penting bagi penganut Marapu di Sumba Timur.

Dibanding dengan ritual lain, Ritual Mangenjing merupakan ritual sakral yang paling banyak melibatkan orang karena melibatkan bukan saja seluruh warga di kampung Prainatang tetapi juga yang ada diluar kampung Prainatang. Paling banyak menyita waktu karena dilakukan 7 tahap, dimana antara tahap satu dengan tahapan lain berkaitan secara substantif. Artinya, tahap yang satu hanya dapat dilakukan tahap apabila tahap sebelumnya sudah dilakukan. Ciri penting lain dari Mangenjing ialah bahwa ritual ini hanya dilakukan pada waktu tertentu (waktu kudus) dan oleh orang tertentu, serta ditempat tertentu. Penentuan waktu upacara dilakukan oleh tua adat Uma Wara. Dialah yang secara khusus bertugas mengamati posisi kawuru tandadaun (bintang berbentuk kalajengking) dengan posisi bulan sabit. Uma Waru dipercaya sebagai titisan Marapu untuk mengamati mutasi bintang menuju bulan sabit.

Upacara ini lazimnya dilakukan pada bulan Juli, ketika kawuru tandadaun berhadapan dengan bulan sabit. Tempat penyelenggaraan upacara mangenjing di uma rato (yakni rumah adat) yang secara spesifik berfungsi untuk menyelenggarakan Mangenjing. Sedangkan pelaku upacara adalah Rato.

Upacara Mangenjing bertujuan memberi makan dan menghormati Marapu yang dalam istilah yang lebih analogis disebut "yang maha besar " dan "yang bermata besar". Analogi ini mengandung arti bahwa yang "bermata besar" berarti yang maha melihat. Ia dapat melihat apa saja yang dilakukan manusia. Demikian pula, disebut "yang bertelinga besar yang berarti yang maha mendengar, Ia pasti mendengan semua suara manusia sehalus apapun.

Upacara Mangenjing adalah salah satu modus membangun hubungan harmonis antara manusia dengan Marapu (Yang Kudus). Bagi mereka Marapu bukanlah nenek moyang, tetapi leluhur yang mulia.

Mangenjing pada dasarnya dalam istilah masyarakat Desa Mondung atau Kampung Adat Prainatang adalah upacara pemberian makan atau penghormatan kepada Marapu. Dua Wujud atau intensi penting dalam upacara Mangenjing yakni: Pertama, memberikan persembahan kepada Marapu dengan tujuan menyerahkan semua hasil bumi dan apappun yang mereka miliki. Dengan itu, maka mereka akan dilimpahkan sesuatu yang menggenapi hidup mereka dengan berbagai hal kebaikan. Kedua, hakekat upacara Mangenjing sebagai perjamuan sesama manusia sebagai Refleksi atas tingkah laku mereka selama tahun-tahun sebelumnya. Dengan kata lain, ritual Mangenjing adalah refleksi untuk pembaruan hidup. Karena itu, sebelum upacara mangenjing dilakukan ,dilakukan pengakuan dosa dan penyucian barang dan harta yang dipersembahkan kepada Marapu. Jadi, melalui upacara Mangenjing orang Prainatang memperbaharui hidupnya.


Disetujui Oleh SuperUser Pada Tanggal 30-11--0001

Komunitas Karya Budaya

Umbu Tunggu Mbili

Kampung Prainatang - Desa Mondu - Kecamatan Kanatang

085238238897

Disetujui Oleh SuperUser Pada Tanggal 30-11--0001

Maestro Karya Budaya

-

-

0

Disetujui Oleh SuperUser Pada Tanggal 30-11--0001
   Disetujui Oleh SuperUser Pada Tanggal 30-11--0001

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047