Adat Sebaran Apem Kukus Keong Mas merupakan salah satu selamatanyang dilaksanakan di kompleks Masjid Cipto Mulyo Pengging, Kabupaten Boyolali. Tradisi ini hidup sejak masa Raden Ngabei Yosodipuro yang telah berjasa menyebarkan Agama Islam di wilayah Pengging. Tradisi ini berawal dari keluhan masyarakat tentang gangguan keong mas yang banyak mengganggu tanaman padi sehingga sering mengalami gagal panen.
Raden Ngabei Yosodipuro memerintahkan para petani untuk mengambil keong mas untuk dimasak dengan cara dikukus. Namun sebelum dikukus keong tersebut dibalut dengan janur (dibentuk seperti kerucut/kukusan). Setelah menjelang panen, janur bekas balutan keong tadi kemudian digunakan untuk membuat apem kukus. Apem kukus itu lalu dibagi bagikan dengan cara disebar kepada masyarakat sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang diperoleh. Selain itu apem yang terbungkus dari janur melambangkan permohonan ampun untuk mengharapkan cahaya atau “nur” yang diibaratkan sebagai bantuan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Upacara sebaran apem kukus keong dilestarikan setiap bulan sapar sebagai event pariwisata. Tradisi yang diangkat adalah tradisi berebut makanan dengan perwujudanmenerima pembagian kue apem terbungkus janur yang telah didukung dengan mantra dan doa-doa dari para kyai yang ada di Makam Astana Yosodipuro yang dilakukan pada Malam Jumat Pahing pertengahan Bulan Sapar dan apem dibagikan pada Jumat siang setelah Shalat Jumat.
Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 02-12-2020
1582868483-tetap-1_APEM_OP.mpg | 33.93 MB | download |
© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya