Labuhan Ageng Pantai Sembukan

Tahun
2020
Nomor Registrasi
202001129
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Jawa Tengah
Responsive image

Upacara Ritual Larung Ageng di Pantai Sembukan Wonogiri erat kaitannya dengan sejarah perjuangan Raden Mas Said saat melakukan perang gerilya di wilayah Desa Sawit Kecamatan Paranggupito.Perang gerilya di wilayah Surakarta terjadi sekitar 2 bulan yaitu dari bulan besar 1848 sampai bulan Sura 1848 selama 2 bulan ini kompeni secara tidak langsung telah meguasai wilayah kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Pihak kompeni serta pihak Kasultanan dan Kasunanan mengadakan perjanjian yang kalau dipikir meguntungkan sekali bagi pihak kompeni.

R.M Said merasa dipihak yang merugikan dan kompeni dirasa telah mencampuri urusan pemerintah Kasultanan dan Kasunanan, maka dari itu beliau selalu berusaha menentang keadaan tersebut dengan cara melakukan perang gerilya di wilayah sekitar Surakarta termasuk wilayah Wonogiri.

Perang gerilya yang dilakukan R.M Said sampai di daerah Sawit, desa yang berada di pinggir laut selatan. Karena R.M Said masih dikejar oleh kompeni kemudian melanjutkan perjalanan ke arah selatan , hingga akhirnya beliau sampai di daerah pinggir laut selatan. Lalu R.M Said bermukim di daerah pinggir pantai yang sekarang disebut dengan desa Sawit dan beliau beristirahat disana untuk beberapa hari.

Pada suatu malam ada suatu alasan pada diri R.M Said untuk pergi ke pinggir pantai laut selatan. Dengan tujuan meminta petunjuk kepada Sang Penunggu Gaib Ratu Pantai Selatan yang tekenal dengan julukan Kanjeng Gusti Ratu Kencana Sari atau lebih populer dengan Kanjeng Ratu Kidul.

Beliau akhirnya bersemedi di pesangrahan atas bukit, yang kini diberi nama Gunung Bendera. Karena pada waktu itu diberi tanda bendera Merah-Putih, pada jaman perjuangan melawan penjajah Belanda. Akhirnya tepat pada 3 hari 3 malam pukul 01.30 malam jumat pon pada bulan suro 1848 keinginan beliau terkabulkan.(Sumber : Paino,sesepuh Paranggupito).

Kemudian R.M.Said kembali lagi ke Surakarta, dan disana beliau mendirikan Puro Mangkunegaran dan mendirikan Kadipaten Mangkunegaran. Dan beliau mendapatkan gelar P.A. Mangkunegaran I. Sebagai rasa syukur R.M.Said atas keberhasilannya melawan penjajah Belanda beliau memberikan persembahan kepada Ratu Pantai Selatan dengan melarungkan sesaji ke laut selatan.

Dan cerita di atas dapat kita ketahui bahwa di daerah Wonogiri tepatnya di desa Sawit, Kecamatan Paranggupito telah terjadi suatu Upacara Ritual Larung Ageng yang dilakukan R.M.Said atau P.A. Mangkunegaran I dan Upacara ritual ini masih berlanjut sampai sekarang.(Sumber : Suparno, juru kunci Pantai Sembukan)

Upacara Ritual Larung Ageng di Pantai Sembukan,Wonogiri mempunyai maksud dan tujuan untuk menghaturkan sesaji kepada Penguasa Gaib Laut Selatan agar Tuhan memberikan keselamatan dan kesejahteraan kepada warga Wonogiri.

 Agar lebih jelasnya mengenai maksud dan tujuan Larung Ageng akan diuraikan di bawah ini :Maksud dan tujuan Upacara Ritual Larung Ageng adalah selamat dari gangguan roh-roh halus. Upacara-upacara yang diselenggarakan oleh masyarakat tidak hanya berfungsi untuk menolak atau menangkis marabahaya dan penyakit menular, melainkan sering juga digunakan untuk satu permintaan, misal jika terjadi musim kering yang berkepanjangan sehingga orang mengalami kekurangan air.

Wilayah Wonogiri masih termasuk dalam wilayah Mangkunegaran dan masyarakatnya masih banyak menganut islam kejawen masih terus melaksanakan berbagai upacara yang berhubungan dengan kepercayaan mereka termasuk upacara Larung Ageng yang dilaksanakan pada bulan suro yang selain bertujuan untuk melestarikan dan memuliakan sejarah yang telah menjadi tradisi setempat.

Dengan diadakan pelaksanaan upacara Larung Ageng merupakan kesempatan bagi masyarakat Wonogiri yang masih menganut islam untuk melakukan aktivitas religi. Penganut religi ini biasanya orang-orang yang sudah lanjut usia yang masih memegang adat kejawen. Sehingga upacara Larung Ageng bagi golongan tersebut masih merupakan sesuatu yang dianggap sangat sakral.

Manfaat Penyelenggran Upacara Larung Ageng di Wonogiri

            Nenek moyang masyarakat Wonogiri memiliki peninggalan budaya yang sampai sekarang dapat dirasakan oleh generasi berikutnya. Dasar keyakinan itu mendarah daging pada masyarakat pendukungnya,dalam hal ini masyarakat mempunyai landasan kelangsungan kelestarian budaya. Selain itu keyakinan kuat masyarakat untuk meneruskan tradisi tersebut dirasa manfaatnya nyata dari pelaksanaanya.

a.       Manfaat Bidang Kebudayaan 

                 Upacara Larung Ageng merupakan salah satu wujud dari pelestarian nilai-nilai budaya tradisional peninggalan nenek moyang pada jaman dahulu. Pada umumnya masyarakat Indonesia masih mempercayai tradisi-tradisi dan hal-hal yang berhubungan dengan mistis (gaib). Upacara tersebut merupakan kebudayaan daerah yang dapat memperkaya kebudayaan nasional. Sebagai masyarakat yang berbudaya sudah sepantasnya ikut serta melestarikan dan mempertahankan,karena dalam tradisi tersebut telah tercermin nilai-nilai luhur kebersamaan. Wujud nyata Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri dalam melestarikan dan memperkenalkan Upacara Larung Ageng telah masuk dalam kalender agenda taunan Pemda Wonogiri.

b.      Manfaat Sosial budaya

Upacara Larung Ageng di Wonogiri tidak lepas dari peran serta masyarakat. Selain panitia yang sudah mempunyai kewajiban dan tugas-tugas tertentu dalam mempersiapkan segala sesuatunya, Peran serta masyarakat sangatlah penting,mereka secara bergotong royong membersihkan baik lokasi. Upacara Larung Ageng.Selain itu mempersiapkan perangkat-perangkat Upacara Larung Ageng. Mereka bekerja bakti secara iklas dan senang karena merasa bahwa kegiatan itu adalah milik bersama. Sehingga masyarakat merasa bertanggung jawab atas kelancaran segala sesuatu dengan tidak membedakan status sosial dan status jabatan.

c.       Manfaat bidang ekonomi

Penyelenggraan Upacara Larung Ageng di Wonogiri membawa pengaruh dalam bidang ekonomi.Di mana yang mempunyai keahlian dan ketrampilan dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperoleh keuntungan.Dengan menjual berbagai macam kebutuhan rumah tangga,mainan dan yang berupa makanan dan minuman.Hasil penjualan bisa dijadikan sebagai penghasilan.

d.          Manfaat bidang Pariwisata

Penyelenggaraan pariwisata di Indonesia menunjukkan peningkatan yang sangat tajam,terutama wisatawan domestik. Pembangunan industri pariwisata pada hakekatnya bertujuan meningkatkan kemakmuran dan keanekaragaman kegiatan ekonomi. . Selain itu pengembangan kepariwisataan di Wonogiri yang melalui pengangkatan event Upacara Larung Ageng yang pelaksanaanya di Pantai Sembukan Wonogiri mempunyai pengaruh yang besar bagi Pemerintah Wonogiri antara lain :

·         Dapat menarik wisatawan atau pengunjung untuk datang ke objek wisata Pantai Sembukan,Wonogiri. Pelaksanaan Upacara Larung Ageng merupakan event wisata budaya yang mendukung keberadaan objek Wisata Pantai Sembukan.
·         Memperkenalkan potensi wisata Wonogiri,baik objek wisata atau atraksi wisata dengan mengadakan event Upacara Larung Ageng yang diartikan memperkenalkan wisata budaya serta sekaligus objek wisatadi Wonogiri baik dalam maupun luar negeri.( Sumber : RIPPDA Kabupaten Wonogiri tahun 2004-2014). 

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 02-12-2020

Komunitas Karya Budaya

Masyarakat Kecamatan paranggupito Kabupaten Wonogiri.

Kecamatan Paranggupito

0273321121

kebudayaanwonogiri@gmail.com

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 02-12-2020

Maestro Karya Budaya

Supriyono

Kecamatan Paranggupito

081329500055

kebudayaanwonogiri@gmail.com

Sutopo, S. Kar

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri

0273321121

kebudayaanwonogiri@gmail.com

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 02-12-2020
   Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 02-12-2020

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047