Perang Obor Tegalsambi

Tahun
2020
Nomor Registrasi
202001131
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Jawa Tengah
Responsive image

Upacara selamatan yang warga Desa Tegalsambi yang dikemas secara kolosal dengan menampilkan perang obor sangat berbeda dengan daerah lain. Di daerah lain, obor hanya digunakan dalam rangkaian pawai sebagai simbol keberanian dan penerangan, namun tidak ada unsur kekerasan dalam serangkaian tradisi yang dilakukan. Tradisi perang obor warga Desa Tegalsambi justru dilakukan dengan cara saling menyerang, satu peserta dengan peserta yang lain. Walaupun terdapat unsur kekerasan, peserta dapat menyelesaikan perang obor tersebut dengan selamat, tanpa menderita luka bakar sedikitpun. Sejatinya Perang Obor merupakan transmisi kebiasaan atau keyakinan dari generasi ke generasi, yang telah diselenggarakan sejak abad XVI. Unsur kekerasan dengan menampilkan perkelahian menggunakan obor terbuat dari daun kelapa dan pisang dalam upacara tersebut sudah ada saat tradisi tersebut dihelat. Kekerasan yang ditampilkan dalam tradisi ini merupakan tindakan yang ramah (tanpa ada dendam, dan dilakukan atas dasar kepercayaan), namun berbahaya (karena bisa menimbulkan luka dan potensi cacat fisik). Adat istiadat ini dimaksudkan untuk mengekspresikan terima kasih atas panen yang melimpah dan menangkal bencana, dan juga menarik penonton lokal dan mengunjungi dengan tontonan yang menarik Perang Obor menggunakan media obor yang terbuat dari daun pelepah kelapa kering dan diisi daun pisang kering. Tradisi Perang Obor dilakukan setiap setahun sekali yaitu setiap hari Senin Pahing malam Selasa Pon setelah panen raya. Tradisi ini merupakan salah satu bentuk warisan budaya leluhur yang sampai sekarang masih dilestarikan masyarakat. Tradisi ini mengandung pesan-pesan yang digambarkan melalui simbol-simbol. Selain memiliki makna ungkapan rasa syukur dan terima kasih masyarakat desa Tegalsambi kepada Tuhan YME yang telah memberi rezeki, Perang obor juga bermakna sebagai wujud kepercayaan religius dan magis. Hal tersebut berkaitan dengan adanya kepercayaan masyarakat terhadap kekuatan roh-roh, sehingga tradisi Perang Obor tidak dapat dipisahkan dari rangkaian upacara yang menyertai tradisi tersebut di mana di terdapat kepercayaan dan budaya yang diwariskan secara turun-temurun oleh para leluhur, serta kepercayaan masyarakat akan adanya kekuatan di luar batas rasional manusia. Simbol-simbol yang terdapat dalam Tradisi Perang Obor merefleksikan bahwa manusia harus selalu dekat dengan Tuhan dan senantiasa selalu kembali mengingat kodratnya masing-masing, karena semua itu merupakan perjalanan hidup dan kehidupan manusia mulai dari lahir, hidup dan mati. Rangkaian upacara yang menyertai tradisi Perang obor antara lain penggantian sarung benda pusaka dan pencucian kembang setaman yang digunakan untuk membasuh luka para peserta perang obor, serta prosesi penyembelihan kerbau. Masyarakat yang menjadi partisipan dalam Perang Obor sebagian besar merupakan warga setempat yang memiliki keberanian menghadapi risiko mengalami luka bakar. para peserta saling memukul dengan menggunakan obor yang membara. Tradisi yang lebih mirip pertandingan bela diri ini berakhir jika hanya tinggal seorang peserta yang masih bertahan. Masyarakat percaya hal ini sebagai simbol memerangi kejahatan dan mengusir penyakit. Masyarakat beranggapan jika tradisi ini sukses dihelat, maka desa mereka bebas dari segala marabahaya.Terdapat dukungan kepercayaan yang melandasi bahwa jika serangkaian ritual tersebut tidak dilakukan, maka akan terjadi marabahaya yang luar biasa seperti gagal panen (pagebluk), wabah penyakit berbahaya dan hal buruk lain.


Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 02-12-2020

Komunitas Karya Budaya

Masyarakat Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara

Desa Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara

0291591219

disparbud@jepara.go.id

Riduan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara

0291591219

disparbud@jepara.go.id

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 02-12-2020

Maestro Karya Budaya

Agus Santoso

Jl. Raya Desa Tegal Sambi Mantingan Kec. Tahunan Jepara

081325176679

-

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 02-12-2020
   Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 02-12-2020

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047