Cowongan Cilacap

Tahun
2020
Nomor Registrasi
202001134
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Jawa Tengah
Responsive image

Menurut budayawan banyumas (Titut edi purwanto, yang juga seorang dalang cowongan), cowongan dulunya berasal dari ritual yang dilakukan oleh petani di Banyumas yang ingin meminta hujan agar berhasil hasil panennya. Secara khusus ritual ini digambarkan sebagai sebuah ritual untuk memanggil bidadari agar turun ke bumi untuk membawa hujan. Secara harfiah cowongan berasal dari kata cowang-coweng yang dapat diartikan sebagai corat coret di muka cowong. Cowong adalah boneka yang dibuat dari tempurung kelapa dan diberi baju dari jerami, rumput, daun, atau kain dan didandani seperti wanita sebagi perlambang perwujudan bidadari. Boneka ini kemudian di corat coret dengan kapur sirih atau yang biasa dikenal dengan njet. Dalam perkembangannya, ritual ini kemudian berubah menjadi seni pertunjukan yang tetap menggunakan aspek-aspek ritual memanggil hujan. Meskipun seringkali pertunjukan cowongan di Banyumas dielaborasi dengan kesenian tradisional lainnya, namun kesan magis dari ritual ini tetap kuat keberadaanya. Hal ini tidak lepas dari peralatan, tata cara dan mantra yang diucapkan selama pelaksanaan ritual[1].

Pada saat musim kemarau panjang dimana mana mengalami kekeringan para petani kesuulitan air untuk menggarap lahan sawah dan pekarangannya, maka berbagai upaya dilakukan, baik secara lahiriyah dengan mencari sumber air, maupun bathiniah yaitu dengan laku spiritual memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, atau bahkan terkadang diwujudkan dengan sarana atau perbuatan yang bersifat mistis, diluar kemampuan nalar umat manusia. Hal demikian memang sering dilakukan oleh leluhur kita di masa lampau sehingga telah menjdi peristiwa adat tradisi dari jaman dahulu dan tetap dilestarikan hingga sekarang. Salah satu contohnya adalah gelar budaya adat tradisi cowongan.

Cowongan adalah salah satu jenis budaya adat tradisi ritual yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan di daerah Banyumas dan sekitarnya termasuk pula kabupaten cilacap sebelah timur untuk meminta turunnya hujan, ketika sedang kemarau panjang.

Mungkin dalam pelaksanaanya didaerah kabupaen cilacap berbeda dengan kabupaten lainnya ( Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen ). Masing – masing daerah memiliki ciri tersendiri, meskipun bentuknya hampir sama / mirip. Namun tujuannya sama, yaitu memohon turunnya hujan pada saat kemarau panjang. Oleh karena hanya dilakukan pada saat mengalami kemarau yang panjang, dan tidak setiap tahun ada cowongan, bahkan sejak tahun 2006 di daerah kabupaten cilacap, baru di tahun 2015 ini ada lagi gelar tradisi cowongan, artinya sudah 9 tahun tidak ada kegiatan ceni cowong, maka kemungkinan akan tersingkir dan punah sangat mungkin terjadi, sebagai akibat tergerus budaya global. Kemajuan teknologi informasi sudah demikian canggihnya, sehingga arus informasi budaya dunia begitu deras menyelimuti budaya anak bangsa. Apabila tidak ada kesiapan untuk menyaring, maka bangsa ini akan kehilangan jati dirinya.

Ternyata dalam pelaksanaan gelar budaya adat tradisi cowongan bukan hanya melaksanakan ritual saja, namun juga mempergelarkan gerak dan lagu, lengkap dengan iringannya, sehingga mewujudkan sajian bentuk kesenian yang khas dan menarik. Oleh karena itu sangat perlu dilakukan berbagai upaya untuk melestarikan dan megembangkannya, agar tetap hidup dilingkungan masyarakatnya.



[1] Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VII”17- 18November 2017 Purwokerto


Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 02-12-2020

Komunitas Karya Budaya

ORGANISASI/GRUP “WULAN SARI WUNGU”

Dusun Kubangwungu RT 02 RW 06 Desa Pekuncen Kec. Kroya Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah

0282540578

-

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 02-12-2020

Maestro Karya Budaya

SADAM

Desa Pekunden Kec. Kroya Kab. Cilacap Provinsi Jawa Tengah

0282540578

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 02-12-2020
   Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 02-12-2020

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047