Tari Bines

Tahun
2015
Nomor Registrasi
201500176
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Aceh
Responsive image

Tari Bines, tumbuh dan berkembang dipedesaan, di bekas-bekas kerajaan Linge dahulu seperti Desa Linge, Jamat, Sarnar Kilang, Pante Nangka, dan lain-lain. Di kawasan pinggiran Kota Takengon, seputar Bukit Barisan, yang susah ditempuh dengan kenderaan roda empat, kesenian ini menjadi hiburan utama dalam upacara yang berlaku dalam lingkungan-lingkungan masyarakat pedalaman karena pengaruh modernisasi sukar menjangkaunya. Pada upacara-upacara perkawinan atau menyambut kedatangan tamu yang kebetulan mengunjungi daerah tersebut, kesenian tradisional ini selalu ditampilkan guna menghibur pihak yang datang sebagai suatu kebanggaan bagi masyarakat setempat.

Perkembangan kesenian ini terbatas dalam ruang lingkup dimana masyarakat setempat berdominasi serta memerlukan hiburan atau karena kebutuhan suatu acara yang tiba-tiba atau undangan dari tetangga terdekat bersebelahan, yang ditempuh dengan berjalan kaki.

Akibat dari keadaan inilah kehidupan kesenian Bines, berorientasi menurut ruang lingkup yang ada, sukar beradaptasi dengan kemajuan luas.

Tersisih dari perkembangan informasi atau teknologi yang berkembang, menjadikan kesenian ini terpaku pada standarisasi yang baku, menjadikan Bines tetap dalam kelahiran semula (asal) tak berubah. Kalau kita menyaksikan Bines di suatu desa yang lain, maka tergambar kemiripan-kemiripan yang sama, baik dalam tatanan gerak, lagu, puisi dan penampilan. Hal ini merupakan pertanda Bines adalah sebuah kesenian tradisional khas, murni, tanpa terpengaruh unsur-unsur luar.

Tari Bines menceritakan kisah meratapi seorang gadis yang meninggal dunia karena bunuh diri akibat perbuatan tak senonoh yang dilakukannya.

Sahabat sekampung meratapinya dengan menghentak-hentakkan kaia'tangan ke tanah, ke kiri ke kanan, ke depan dan ke belakang dengan meratap (tangisan) beruntai puisi, memaparkan duka cita, penyesalan, kesedihan, ditinggalkan temaa'sahabat sepergaulan, dan sebantal tidur yang tiba-tiba hilang dari mata dan halaman rurnah tempat bermain.

Sambil bertepuk mereka berdendang dalam alunan lagu serta untaian sastra menghibakan, lengking sayatan sayu bagai rintihan penderitaan dan harapan bahwa hendaknya peristiwa itu jangan terulang kembali kepada kerabat mereka yang lain.

Penari-penari ini beriringan,segerak serta seirama, bagai dua sungai kecil atau bukit barisan yang memiliki puncak dan lembah.

Gerak Tari Bines ini biasanya berkisar antara tepuk serentak dalam satu warna, ke kanan, ke kiri atau ke depan. Tari Bines ini merupakan tarian yang ditarikan tanpa menggunakan istrumen musik melainkan dengan menggunakan nyanyian dari hati yang berisikan syair-syair dan nasihat-nasihat yang berguna. Adapun Tari Bines ini pementasannya dapat dilakukan dipanggung maupun dilapangan terbuka, sesuai dimana tarian ini diadakan. Pada motif gerak dalam Tari Bines ini adalah bermacam-macam Tari Bines ini dilakukan dengan gerakan bergoyang pinggul sambil menepuk-nepuk tangan dengan badan agak sedikit membungkuk, dan ada juga yang mengayunkan kedua tangan sambil memetik – metik jari. Gerakan ini dilakukan dengan cara melingkar sambil bersyair, begitulah gerakan-gerakan Tari Bines.


Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

Komunitas Karya Budaya

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Gayo Lues

Blang Kejeren, Gayo Lues

Suku Bangsa Gayo

Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

Maestro Karya Budaya

Ibu Ipak

Takengon, Aceh Tengah

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047