Tudung Manto

Tahun
2015
Nomor Registrasi
201500182
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Kepulauan Riau
Responsive image
Asal mula penyebutan pemakaian tudung oleh perempuan Melayu dapat ditemukan dalam naskah Sulalatus Salatin. Tudung manto telah ada sejak masa pemerintahan Sultan Abdullah Muayat Syah yang pernah memindahkan ibukota kerajaan Melayu Johor-Riau ke pulau Lingga pada tahun 1618, dengan alasan menjauhkan diri dari pengaruh Aceh. Hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa tudung manto baru ada pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah I (1722-1760). Pada masa ini pusat pemerintah Kerajaan Melayu Johor-Riau berada di Hulu Riau. Pulau Lingga pada masa ini dipimpin oleh megat kuning anak Datuk Megat Merah, yang disebut-sebut berasal dari Tanjung Jabung Jambi. Mereka inilah yang kemudian dikenal sebagai Suku Mantang, Suak, Tambus dan Nyenyah. Pada masa Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah I ini, disebutkan bahwa perempuan Melayu di Daik ini telah mengenakan kain penutup kepala yang disebut melayah atau tudung. Keberadaan melayah sebagai penutup kepala diperkirakan sebagai hasil enkulturasi dengan budaya Arab dan India.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047