TENUN IKAT KUMPANG ILONG

Tahun
2020
Nomor Registrasi
202001203
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Kalimantan Barat
Responsive image

Tenun Ikat Kumpang Ilong terdapat di Desa/Dusun Kumpang Ilong Kecamatan Belitang Hulu Kabupaten Sekadau. Tenun Ikat Kumpang Ilong ini juga diperkirakan sudah berusia kurang lebih 170 tahun, tenun ikat dibuat untuk digunakan sehari-hari terkadang juga  digunakan untuk acara adat, seperi acara nikah, gawai dan acara adat lainnya.

Menurut ibu Yohana pengerajin tenun pertama kali mengenal tenun dari ibu kandungnya yang pada saat itu adalah pengerajin tenun, dan mulai belajar pada usia 8 (delapan) tahun sampai sekarang ibu yohana sudah berusia 80 tahun masih tetap membuat tenun ikat tersebut meskipun tidak sering lagi karena faktor usia. Ibu Yohana juga mengatakan mengapa  Tenun ini disebut Tenun Ikat Kumpang Ilong karena untuk membedakan setiap motif-motif agar tidak tercampur dengan warna dasar kain jadi setiap motif-motifnya selalu dibungkus dan diikat dulu menggunakan daun Lembak , sekarang untuk mempermudah pekerjaan motif dibungkus dan diikat menggunakan tali rapia  sedangkan Kupang Ilong adalah nama kampung yang sekarang sudah menjadi Desa dimana tempat asal muasal tenun ikat ini dibuat.

 Ibu Yohana juga mempunyai seorang anak perempuan yaitu ibu Mikal Kani yang sudah mahir membuat tenun ikat ini, ibu Mikal juga karena sering melihat ibunya membuat tenun ikat menjadi tertarik untuk membuat tenun ikat dari umur 15 (lima belas) tahun ibu Mikal sudah belajar membuat tenun ikat sampai sekarang ibu Mikal sudah berusia 40 tahun masih aktif membuat tenun ikat kumpang ilong ini dan sekarang sudah ada juga dari warga Desa Kumpang Ilong yang belajar dan sudah pandai membuat tenun ikat. Tenun Ikat Kumpang Ilong mempunyai beberapa motif yaitu :

1)   Motif Pelintang Kiarak (Pelintang dalam Bahasa Indonesianya adalah dahan sedangkan Kiarak adalah nama jenis pohon kayu ara). 2) Motif Daun Wi ( Daun Rotan). 3) Motif Engkrebang Puang (Engkrebang itu jenis daun dan Paung itu dalam Bahasa Indonesianya Kosong). 4) Motif Lingkok Petara (Lingkok berarti bengkok dalam Bahasa Indonesia yang diambil dari lengkungan daun Pakis dan Petara itu adalah Tuhan).

Bahan yang digunakan untuk membuat benang pada jaman dahulu adalah dari buah Pisang Kurak dalam Bahasa Mualang Buah Nanas kalua Bahasa Indonesianya, yang diambil adalah serat-serat daunnya saja, tidak sembarangan daun pisang kurak atau nanas yang bisa diambil atau dipakai. Daun yang bisa dipakai adalah daun  pisang kurak kebun yang dicari yang warnanya biru, cara mengambil seratnya digosok menggunakan mangkuk sehingga menjadi benang untuk sekarang ibu Yohana dan generasinya menggunakan benang hasil Pabrik. Bahan Pewarna diambil dari daun-daun yaitu: daun Engkrebang, daun Engkraput, daun atau batang mengkudu, bunyah atau kapur sirih digunakan untuk pelekat sekarang juga mereka mengguakan pewarna kimia dengan alasan semua itu agar dalam pengerjaan lebih cepat selesai.

PROSES PEMBUATAN TENUN ILONG

Cara tahap pembuatan Tenun Ikat Kumpang Ilong :

1.    Pengolahan Bahan Baku

Dua bahan utama yang digunakan yaitu benang dan pewarna.

Pada zaman dahulu pembuatan tenun ini menggunaan benang yang terbuat dari kapas, namun pada jaman sekarang dengan sudah terbatasnya kapas yang ada dan juga dengan membutuhkan waktu yang cepat untuk mendapat benang maka benang tersebut digantikan dengan benang pabrikan.

Kemudian bahan pewarna yang digunakan adalah dengan bahan alami seperti daun mengkudu, kulit kayu leban, kunyit dan lain-lainnya. Guna untuk mendapatkan warna yang diinginkan daun mengkudu tersebut diolah dengan cara di rebus.

Setelah air rebusannya terlihat sudah menimbulkan warna kecoklatan maka rebusan tersebut di angkat dan di dinginkan terlebih dahulu.

Setelah airnya dingin maka bisa dilakukan perendaman benang yang sudah siap untuk direndam untuk dilakukan pewarnaan. Perendaman tersebut embutuhkan waktu dalam beberapa malam agar cairan pewarna tersebut menempel dengan kuat pada benang

2.    Penyusunan Benang

Proses ini adalah proses yang menentukan seberapa lebar akan dibuat tenun tersebut. benang tersebut di susun pada kayu dengan teknik penyusunan yang tidak biasa atau dalam artian memiliki putaran tersendiri dan tidak semua orang dapat melakukannya.

Setelah benang disusun dan disesuaikan dengan seberapa lebar kain yang akan dibuat maka tahap selanjutnya adalah memindahkan benang yang sudah di susun ini ke tempat yang lebih besar yang disitu juga akan dilakukan pengikatan benang guna membuat motif yang diinginkan.

3.    Mengikat Benang (Pembuatan Motif)

Setelah benang disusun dalam tempat yang kecil, sekarang benang sudah di pindahkan ke tempat yang lebih besar masyarakat sekitar biasa menyebutnya dengan kata Lipat Benang atau dengan kata lain menghitung benang. Benang-benang yang sudah di susun tadi di jejerkan di tempat pembuatan benang atau bisa dikatakan proses pengikatan.

4.    Pewarnaan

Tahap pewarnaan ini membutuhkan waktu yang cukup lama karena akan menunggu warna tersebut menempel dengan kuat pada benang.

Setelah warna yang kita inginkan sudah jadi maka benang tersebut akan dilakukan proses pengeringan atau di jemur. Proses penjemuran ini harus benar-benar diperhatikan karena benang tersebut harus benar-benar kering sehingga ketika dilakukan proses selanjutnya cairan tersebut tidak terkena ke benang yang berwarna lainnya.

5.    Tenik Penenunan

Tahap ini adalah tahap penenunan benang yang sudah diberi motif dan pewarnaan. Setelah benang yang sudah diwarna tadi kering maka akan dilakukan tahap penjejeran benang sesuai dengan warna dan motif yang ingin dibuat.

Tahap penenunan ini masih menggunakan alat traisional dengan memanfatkan bambu dan kayu sebagai alat utamanya. Bambu digunakan sebagai penopang atau pengikat benang secara vertical sedangkan kayu yang berbentuk pipih memanjang dan sedikit runcing digunakan untuk mengikat benang-benang yang sudah terpasang bambu tersebut. Kemudian pada bagian bawah bambu terdapat tali yang terikat ke bagian belakang pengerajin guna untuk menerikan benang yang akan ditenun. alat dan teknik yang digunakan dalam melakukan penenunan ini masih menggunakan teknik dan alat tradisional. Maka dari itu proses penenunan ini cukup memakan waktu yang lama, karena membutuhkan kesabaran dan tenanga yang ekstra.


Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020

Komunitas Karya Budaya

Suku Dayak Kabupate Sekadau

Kabupaten Sekadau

0

-

Andreas Amon

Desa/Dusun Kumpang Ilong Kecamatan Belitang Hulu Kabupaten Sekadau

0

-

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020

Maestro Karya Budaya

Yohana

Desa/Dusun Kumpang Ilong Kecamatan Belitang Hulu Kabupaten Sekadau

0

-

Mikal Kani

Desa/Dusun Kumpang Ilong Kecamatan Belitang Hulu Kabupaten Sekadau

0

-

Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020
   Disetujui Oleh Mochtar Hidayat Pada Tanggal 15-12-2020

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047