Upacara Bathok Bolu

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101413
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
DI Yogyakarta
Responsive image

Bathok Bolu adalah sebuah nama yang digunakan untuk menamai kawasan atau wilayah khusus di dusun Sambiroto. Penamaan Bathok Bolu mengandung makna bahwa daerah atau kawasan itu terlihat biasa-biasa saja atau tidak menampakkan sesuatu yangstimewa, tetapi di situ ada sesuatu yang sangat berharga yang sangat dibutuhkan olehmasyarakat atau bisa memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat seperti halnya maduyang dibutuhkan oleh kebanyakan orang. Kawasan Bathok Bolu diyakini oleh masyarakat Sambiroto maupun masyarakat di luar Sambiroto mengandung sesuatu yang berharga yangakan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Sambiroto khususnya, dan masyarakat pada umumnya.

Secara historis, kawasan Bathok Bolu semula merupakan makam dua sesepuh Dusun Sambiroto, yaitu Ki Demang Ranupati dan Yang Guru. Keduanya adalah tokoh karismatik yang membuka kawasan hutan Sambiroto yang disebut Alas Ketonggo yang kemudianmenjadi sebuah dusun yang dinamai Sambiroto sekarang ini. Keduanya semula adalah pelarian dari Kraton Mataram yang kemudian bertapa di hutan (alas ketonggo) di kawasanini untuk mendapatkan kesaktian yang akhirnya keduanya meninggal di kawasan ini dan dimakamkan di tempat ini juga.Kawasan Bathok Bolu kini merupakan kawasan terpencil dari rumah-rumah warga di Dusun Sambiroto Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DaerahIstimewa Yogyakarta. Lokasi Dusun Sambiroto berada pada posisi sudut barat laut desaPurwomartani dan merupakan daerah yang berada pada perbatasan sisi barat desa Purwomartani dan desa Wedomartani.

Kawasan Ritual Bathok Bolu dapat dibagi ke dalam dua wilayah yaitu wilayah yang disakralkan keberadaannya dengan wilayah yang tidak mengandung muatan sakral (keramat) atau wilayah profan (biasa). Di areal yang disakralkan itu terdapat tempat untuk bersemedi dan rumah pondok kecil sebagai tempat beristirahat untuk melepas lelah atau berbincang-bincang antar sesama para peziarah. Di sekitar Joglo Kraton (Kraton Jin) juga dikelilingi dengan tanam-tanaman yang mengandung khasiat sebagai obat-obatan. Batas dengan kawasan luar kawasan inti dipertegas dengan pagar tembok di sekelilingnya.

Sekarang ini Bathok Bolu menjadi kawasan budaya religius yang memiliki pengaruh budaya dan keagamaan bagi masyarakat di sekitarnya. Upacara Adat yang rutin dilakukan oleh masyarakat di Bathok Bolu adalah ziarah ke makam Demang Ranupati dan Yang Guru pada malam Selasa Kliwon dan malam Jum’at Kliwon untuk mendapatkan berkah (ngalap berkat) agar tujuan-tujuan yang diinginkan berhasil. Di samping ziarah ke makam itu, pengunjung terkadang juga melengkapinya dengan mandi di Sendang Ayu dan menyepi(bersemedi) di Kraton Jin. Tujuannya sama, yakni untuk ngalap berkat. Untuk kelancaran  melayani masyarakat yang berziarah di kawasan ini, ditunjuk penjaga Bathok Bolu yang sering disebut ”juru kunci” yang rumahnya berdekatan dengan lokasi. Sekarang inidibuatkan rumah jaga (semacam kantor) untuk juru kunci tersebut. Juru kunci ini dijabatsecara turun-temurun. Yang sekarang ini juru kunci dijabat oleh Bp. Mursidi. Di samping aktivitas rutin di kedua malam itu, secara rutin di setiap awal bulan Sura(Muharram) selalu diadakan pentas seni budaya Bathok Bolu yang biasanya berlangsungselama delapan hingga sepuluh malam, dimulai dari tanggal 1 Sura hingga 10 Sura dalamhitungan tahun Jawa atau tahun hijriah (Islam). Pada acara pentas seni budaya iniditampilkan beberapa seni pertunjukan rakyat. Sekarang acara ini lebih dikenal dengannama Pentas Seni Budaya Bathok Bolu Alas Ketonggo. Mulai tiga tahun terakhir acarapentas seni budaya ini dilengkapi dengan acara Kirab yang bentuknya seperti Kirab Sekatendi Kraton Yogyakarta pada tanggal 12 Mulud (Rabiul Awwal).Tradisi yang secara rutin dilakukan di Bathok Bolu adalah berziarah di makamsesepuh Sambiroto di Bathok Bolu. Tujuan pokok ziarah di tempat ini adalah untuk mendapatkan berkat dengan melangsungkan serangkaian prosesi ritual (semedi). Orang yang melakukan semedi dan melangsungkan ritual "permintaan" di Bathok Bolu harus melalui beberapa proses tahapan sebagai persyaratan. Pertama, dengan membeli 9 warnajajan pasar yang berupa buah- buahan, seperti: mentimun, pisang, kacang, salak, dan lainnya.

 Buah-buahan ini sebagai media atau suatu simbol "persembahan" untuk membuk komunikasi dengan ratu jin Bathok Bolu, dalam bahasa Ki Juru Kunci dengan sebutan mbah buyut arwah para leluhur. Setelah proses acara selesai, biasanya buah-buahan itudimakan bersama oleh mereka yang berada di lokasi itu. Kalau ada sisanya, biasanyadiserahkan kepada keluarga juru kunci. Kedua, setelah tersedia 9 warna buah-buahan tersebut, sebelum upacara ritual dimulai orang yang sedang punya hajat terlebih dahulu harus bersiram air di Sendang Ayu, apakah dengan mandi atau sebatas cuci muka. Baru setelah dua proses tahapan itu selesai acara ritual itu dimulai, biasanya orang yang sedan berhajat meminta juru kunci itu memimpin proses ritual Kawasan Bathok Bolu juga diyakini sebagai tempat kerajaan ratu jin. Ratu jin itubernama Raden Ayu Sekarjoyokusomo. Ratu jin inilah yang terlibat komunikasi secara intensif dengan para pendiri kerajaan Mataram, seperti Pangeran Senopati atau Ki Gede Pamanahan. Berdasarkan cerita tutur masyarakat sekitar lokasi maupun para pengunjung dijelaskan pula bahwasanya ketika para pendiri Mataram bermaksud mendirikan kerajaan, mereka juga terlebih dahulu bersemedi, berkomunikasi secara spritual dengan yang ghaib di kawasan Bathok Bolu ini.

Oleh sebab historis di atas, masyarakat Bathok Bolu mengenal Kraton Bathok Bolu yang juga menjadi tempat dimana prosesi adat ini dilaksanakan sebagai napak tilas diturunkannya ”Wahyu Keraton”. Prosesi Upacara dimulai dengan persiapan membuat sesaji gunungan. Sesaji berupa makanan lauk pauk dan yang wajib ada adalah Nasi Kuning dan Sego Megono. Masyarakat menyebutnya sebagai ”Wuruging Srengenge (pancaran matahari). Sedangkan gunungan berisi hasil bumi. Sesaji dan gunungan ini dibawa masuk ke Kraton Bathok Bolu untuk didoakan di dalam sana oleh para tetua adat. Setelah doa selesai dilakukan sesaji dan gunungan dibawa keluar dan dilaksanakan prosesi ”rencak” atau ”rayahan” kepada masyarakat secara luas untuk Ngalap Berkah. Disinilah letak makna khusus dari upacara adat Bathok Bolu ini, bahwa sebenarnya kawasan  Bathok Bolu memiliki keberkahan yang menurut masyarakat setempat, barokah inilah yang akan menunjang kemajuan dan kemakmuran dari warga desa Bathok Bolu.

Sesaji yang dipersiapkan berupa :

 

1.    Air kehidupan (banyu panguripan) yang ditempatkan pada kendi besar disemayamkan di masjid.

 

2.    Beras kurang lebih ½ kwintal untuk membuat gunungan.

 

3.    Perlengkapan gunungan berupa hasil bumi, baik sayuran maupun buahan.

 

4.    Ayam jantan putih mulus untuk disembelih dibuat ingkung ayam, yang merupakan rangkaian dari tumpeng urubeng srengenge.

 

5.    Tumpeng urubeng srengenge yang dibuat dari nasi kuning.

 

6.    Jenang luber yang dibuat dari beras ketan dengan diwarnai merah dan putih.

 

Bathok Bolu sebagai sebuah upacara adat dilakukan dengan banyak tahapan, tahapan yag pertama diaawali dengan proses mujahadah bersama seluruh masyarakat dusun sambiroto. Ketua adat dan ketua agama yang ada di dusun Sambiroto berkumpul untuk memimpin mujahadah. Selanjutnya ketua adat akan mengambil air yang ada di mata air Dusun Sambiroto atau dikenal dengan Sendang Banyu Penguripan . Mata air ini diketahui tidak pernah kering dan dipercaya masyarakat sebagai air yang bertuah, bagi perempuan akan menambah aura kecantikan. Air ini jernih  putih bersih dan dapat langsung dikonsumsi tanpa dimasak terlebih dahulu. Air ini disebut dengan Air penguripan.

Setelah air selesai diambil, Banyu Penguripan ini dikirab beserta uborampenya menuju Masjid Nurul Huda hingga ke Keraton Bathok Bolu. Kirab dilakukan dengan Bregada Ganggeng Samodra dan Bregodo Bathok Bolu dan Punggawa berkendaraan kuda. Selain itu juga ada bregada penderek para ulama, tokoh, dan sesepuh masyarakat serta kelompok kesenian yang mengikuti di belakangnya. Saat semua peserta upacara adat sampai di keratin Bathok Bolu. Acara dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan macapatan. Pembacaan tahlil dimaksudkan sebagai bagian aktivitas berziarah kepada sesepuh Sambiroto. Ziarah dimaksudkan untuk mencari berkah dan atau wasilah  dari para leluhur. Banyak juga diantara para pengunjung melakukan semedi atau nyepi di keratin Bathok Bolu ini untuk mencari berkah.

Prosesi selanjutnya, para peserta upacara adat diminta untuk menyaksikan pergelaran wayang “Sumilaking Pedhut ing Alas Ketonggo” dan dilanjutkan dengan penyerahan Bathok Bolu kepada juru kunci. Petilasan Bathok Bolu tersebut dibawa masuk oleh juru kunci ke dalam pethilasan bersama dua gunungan untuk dilakukan prosesi ritual doa. Peserta upacara adat diminta menunggu di luar. Saat prosesi ritual doa selesai, gunungan dibawa ke luar dan kemudian dibagian kepada para peserta upacara adat yang hadir.

Sampai hari ini, Upacara Adat Bathok Bolu mendatangkan aktivitas lain seperti Kirab, Pasar Tiban, dan Gebyar Budaya. Tiga aktivitas pengiring ini mendatangkan nilai-nilai gotong royong yang tinggi di dalam masyarakat. Selain itu, ada penambahan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar karena adanya pasar malam, amsyarakat lokal menjadi penjual di sekitar lokasi pasar tiban. Pasar tiban yang diadakan seminggu sebelum upacara adat memberikan waktu berjualan yang cukup panjang. Kirab juga memberikan nilai-nilai edukasi kepada masyarakat karena disamping menjadi pelaku mereka mulai mengenai macam-macam properti hingga maksud dan tujuan dilaksanakan Upacara Adat Bathok Bolu ini. Selain itu, Gebyar budaya dengan penampilan dari berbagai kelompok kesenian khususnya dari desa ini menjadi ruang ekspresif publik yang disajikan sebagai bagian promosi wisata kawasan Bathok Bolu. Upacara adat  Bathok Bolu memiliki fungsi strategis  untuk membangun sosial ekonomi masyarakat.


Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 28-01-2022

Komunitas Karya Budaya

Masyarakat Dusun Sambiroto

Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

0

-

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 28-01-2022

Maestro Karya Budaya

Tugiran

Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

085747444824

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 28-01-2022
   Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 28-01-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047