Punan Leto

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101318
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Kalimantan Timur
Responsive image

Tari Punan Leto merupakan salah satu tari yang hadir dalam upacara Mecaq Undat atau pesta panen yang berfungsi untuk memeriahkandan memiliki nilai penting di dalamnya yang patut dicontoh untuk masyarakat suku Dayak Kenyah Lepok Tukung Ritan. Tari Punan Leto adalah salah satu cara berkomunikasi dengan penonton melalui tarian yang memiliki simbol-simbol yang saling berhubungan dan memyangkut dalam kehidupan sehari-hari dari masyarakat pemiliknya. Simbol yang terdapat pada tari Punan Leto dalam upacara Mecaq Undat memiliki peran dan maknanya masing-masing. Tari Punan Leto ada karena ada masyarakat yang membentuknya dari pola-pola pikir mereka yang membuat simbol-simbol yang tergabung sehingga memiliki makna.

Simbol dan makna yang ada di dalam Tari Punan Leto adalah perjuangan, nasihat, kesungguhan, kesetiaan, keberanian, dan keadilan. Simbol dan makna yang ada di dalam tarian ini sama dengan perjalanan kehidupan masyarakat pemiliknya. Pada Tari Punan Leto kita dapat melihat perjuangan, kesungguhan seorang laki-laki dalam memperjuangkkan kebenaran untuk masyarakatnya dan juga menunjukkan kesungguhannya kepada orang yang ingin dimilikinya. Memperebutkan perempuan bukan berarti dilihat dari kecantikan saja tetapi karena perempuan tersebut baik, pintar, dan bijaksana sehingga banyak orang yang menjadikannya teladan. Tari Punan Leto dipakai pada upacara-upacara di Desa Tukung Ritan dan dalam upacara Mecaq Undat Tari Punan Leto merupakan tari kesuburan.

Tari Punan Leto ini muncul dari beberapa cerita mitos yang ada di masyarakat dan sampai saat ini masyarakat masih mempercayai tentang mitos tersebut. Dahulu di Desa Apo Kayan ada dua laki-laki dan satu perempuan bermain di lereng gunung yang tidak jauh dari Desa Apo Kayan,kedua laki-laki ini sama-sama tertarik kepada perempuan yang bermain bersama mereka. Setelah beberapa lama kemudian setelah mengetahui bahwa mereka sama-sama tertarik kepada perempuan tersebut, mereka mencari cara bagaimana bisa mendapatkan perempuan tersebut dengan cara yang adil dengan cara laki-laki, dan mereka memutuskan untuk berperang. Yang menang dalam pertempuralah yang berhak mendapatkan perempuan tersebut. Perempuan yang diperebutkan ini adalah putri seorang kepala suku yang terkenal karena merupakan putri yang cerdas, baik hati, bijaksana dan cantik.Dan cerita yang ada di masyarakat Dayak Kenyah maka muncullah tari Punan Leto. Tarian ini dibagi menjadi tiga adegan, yang pembagiannya dapat dilihat dari struktur gerak dalam tarian tersebut. Adegan pertama tersusun dari motif-motif gerak yang lembut dan mengalun. Adegan kedua banyak menggunakan motif gerak dengan tempo cepat atau gerakan-gerakan perang dengan volume yang besar diikuti dengan suara teriakkan, sedangkan motif-motif gerak tari pada adegan ketiga menggambarkan suasana bahagia atas kemenangannya dalam perang yang telah dilakukan. Inilah yang menjadikan tarian ini begitu banyak memiliki makna dan simbol yang terkandung di dalamnya. Tidak hanya properti namun gerak, pola lantai, busana, dan segala yang mendukung tarian tersebut merupakan simbol yang sarat dengan makna dan kekuatan magis yang dipercaya oleh suku Dayak Kenyah Lepok Tukung Desa Tukung Ritan.

Pada umumnya gerak-gerak tari yang digunakan oleh Dayak Kenyah banyak menirukan gerak-gerak perang dan burung Enggang dan kostum yang digunakan juga banyak menggunakan bulu burung Enggang serta kepala dari burung tersebut. Burung Enggang dianggap burung yang sakti karena kegagahan dan kejayaannya, tanggung jawab serta merupakan lambang kesetiaan dan persatuan bagi masyarakat Dayak Kenyah.Desa Tukung Ritan memiliki tujuan dan nilai sosial yang tertuang dalam tari yang ada di dalam masyarakat setempat termasuk tari Punan Leto. Tarian adalah salah satu cara untuk menuangkan atau berkomunikasi kepada masyarakat tentang nilai-nilai yang ada. Simbol-simbol yang saling berhubungan satu sama lain pada masyarakat desa Tukung Ritan tentu memiliki makna bagi masyarakat pemiliknya. Dengan demikian tari Punan Leto sebagai salah satu simbol budaya desa Tukung Ritan akan dimengerti oleh masyarakatnya sebagai pemilik kebudayaan tersebut.


Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 20-01-2022

Komunitas Karya Budaya

Sanggar Seni Bina Talenta

Desa Ritan Baru Kecamatan Tabang Kabupaten Kutai Kartanegara

0

0

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 20-01-2022

Maestro Karya Budaya

Merang

Desa Ritan Baru Kecamatan Tabang Kabupaten Kutai Kartanegara

0

0

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 20-01-2022
   Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 20-01-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047