Tidi Lo Malu'o

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101346
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Gorontalo
Responsive image

 

Salah satu di antara tujuh jenis tarian yang ditarikan oleh putri kerajaan dan dayang istana adalah Tidi lo Malu’o. Tidi lo Malu’o ini diciptakan mengikuti perlaku ayam yang berjalan lemah gemulai dengan gerakan yang indah. Malu’o berarti ayam,  ayam memiliki gerak gerik yang teratur dan gemulai dalam berjalan. Tarian Tidi lo Malu’o diasumsikan mendapat pengaruh budaya Islam di Gorontalo Tarian ini muncul pertama kali pada masa pemerintahan Raja Eyato bersamaan dengan Tidi-tidi lainnya yang pada waktu itu ditarikan ataupun dibawakan pada acara prosesi pernikahan anak Bangsawan. Pada masa itu, penari  Tidi Lo Malu’o terdiri dari puteri-puteri bangsawan, pejabat negara dan pemangku adat atau dalam bahasa Gorontalo wali-wali mowali dan tokoh masyarakat. Tidi lo Malu’o merupakan tarian klasik yang berkembang di kalangan bangsawan Gorontalo. Pada masa itu Tidi Lo Malu’o berkembang sejak abad ke 17 dan 18 di kalangan bangsawan Gorontalo dan selalu dipertunjukan dalam upacara adat pernikahan. Pada masa sekarang ini Tidi lo Malu’o dapat dipertunjukan pada acara penyambutan tamu-tamu besar seperti Gubernur, Bupati dan Walikota. Sebagai satu bagian elemen kebudayaan Gorontalo yang mengekpresikan tata kehidupan masyarakat Gorontalo, Tidi Lo Malu’o tentunya memiliki makna yang terkandung di dalamnya, yang dapat disampaikan melalui properti, busana adat, hiasan dada, hiasan kepala dan gerak-geraknya. Keberadaan seni pada masa raja Eyato pun disesuaikan dengan nilai agama islam, nilai moral serta nilai didik. Selain itu dalam pelaksanaannya kesenian-kesenian tersebut memiliki nilai keterikatan dalam menjalankan syare’at islam diantaranya adalah tauladan dalam membina rumah tangga, menjalain kekerabatan antar keluarga, tetanga dan masyarakat, tata cara dalam pergauan sehari-hari dan keterikatan dalam menjalankan hak dan kewajiban sebagai Muslimah.


      Tidi lo Malu'o adalah tari klasik Gorontalo yangmenggambarkan bagaimana menciptakan atau membina serta memberikan petuah/nasehat kepada remaja puteri agar menjadi seorang yang rajin, terampil dalam melaksanakan setiap pekerjaan serta turut beribadah, yang diibaratkan sebagai ayam yang rajin berkokok dan ulet menempa diri sendiri dalam menyambut pagi.
Biasanya tari ini hanya ditarikan di lingkungan kraton/ istana saja. Namun dalam perkembangannya telah tampil sebagai tari yang digelarkan pada acara-acara resmi hiburan, maupun acara kesenian lainnya untuk menyambut tamu. Tidi ini menggunakan alat bulu ayam seabagai makna bagaimana seseorang setiap saat/waktu memanfaatkannya untuk mendapatkan rezeki dan dari hasil jerih payahnya sendiri. Karena merupakan tidi lo Yiladia maka kelahiran Tidi lo Malu’o pun tidak lepas dari kelahiran Tari Klasik Gorontalo itu sendiri. Tari Tidi merupakan tarian klasik Gorontalo yang berkembang pada abad ke 17 dan 18 di kalangan istana, yaitu raja-raja dan kaum bangsawan, yang memiliki kristalisasi artistik yang tinggi dan telah menempuh perjalanan sejarah yang panjang sehingga memiliki nilai Tradisional. Kata tidi menguatkan bahwa tarian ini merupakan jenis tarian klasik yang terlihat dari busana, gerakan tari, properti tari semua bernilai moral. Pada masa pemerintahan Sultan Eyato sejak tahun 1672 tidi lo Malu’o bersamaan dengan 6 tidi lainnya ditetapkan sebagai tarian wajib kalangan istana.

Berdasarkan wawancara dengan Hj. Reyiners Bila  Budayawan Gorontalo yang sekaligus Maestro Tari Tidi, pada sekitar tahun 1970an Tidi lo Maluo mulai digarap kembali  dari gerakannya sampai dengan lagu iringannnya berdasarkan penuturan dari Narasumber yang tersebar di Gorontalo. Saat itu tim  dari dinas P&K Kabupaten Gorontalo diketuai oleh Bapak Alm. Arif Antuli mengikuti Festival Tari se-Sulawesi Utara dengan kriteria tari Adat/Klasik. Tim ini merasa terpanggil untuk menggarapnya kembali mulai dari lagu dan syair iringannya, musik pengiring, penyanyi serta penyesuaian gerakannya karena mengingat Tari Tidi lo Malu'o ini hampir Punah

         

 TATA CARA PELAKSANAAN TIDI LO MALU'O:

a)      Pelaku: puteri-puteri bangsawan, wali-wali mowali dan puteri tokoh-tokoh masyarakat;

b)      Penari: terdiri dari 5 (lima) orang

c)      Busana adat: madipungu/wolimomo dengan lima tangkai sunthi diatas konde    

d)      Alat tari:  tangkai yang berhiaskan bulu ayam;

e)       Music iringan: Iringan Musik Etnis khas Gorontalo 

a)      Tempat: dirumah pengantin puteri atau digedung apabila tari ini dimainkan pada acara malam resepsi pernikahan atau penyambutan tamu negeri;

b)      Waktu pelaksanaan: disesuaikan dengan acara dilangsungkan dimana tarian sebagai salah satu mata acara;

c)      Yang hadir: para pejabat, bangsawan atau pembesar negeri;

d)      Lagu tarian: lagu Tidi lo Malu’o
 
SYAIR LAGU
Bisimillah Mulo-mulo                            Bismillah Memulai
Tidi lo Tawu mulo                                  Tarian sejak dahulu
Ito ta poliyodulo                                      Kita yang meniru
Dunggolo otumulo                                  Mumpung masih hidup
 
Ta'uwa yilo lo'iya                                    Pemimpin berkata
Dahayi Bolo Motiya                                Jaga jangan berjauhan
Payinga u mutuhuja                                 Jangan saling menjatuhkan
Karaja Oloyihiya                                      Karya disepelekan
 
 Mbu'i Bantha Tiluwa                               Puteri anak tercinta
Erunga aturuwa                                         Menarilah dengan Gemulai
Popoli wawu ayuwa                                  Sikap dan Perilaku
De'o liyo wahuwa                                      Untuknya disembahkan
 
Bulayi potiwoyoto                                     Pengantin rendah hati
Umopiyo Dumo'oto                                   Yang baik akan mantap
Diya potiti wanggango                              Jangan banyak tingkah
Dila tumuhu tumango                                Tidak tumbuh dan berkembang
 
Bulayi bantha puluwa                                 Pengantin putri tercinta
Mokaraja to'o tutuwa                                  Bekerjalah sungguh-sungguh
Payinga u mo utuwa                                   Jangan hanya mencari kutu
Tahuli bapu ti'uwa                                      Pesan kakek tercinta
 
Mbu'i bantha tiluwa                                    Puteri anak kandung
Po'o piyohe ayuwa                                      Pelihara pembawaan
Tuwoto Bantha puluwa                               Pertanda putri tercinta
Tinelo lo lahuwa                                          Cahaya Negeri Kita
 
Tidi mayi lapato                                           Tarian telah selesai
Ma'apu mongo bubato                                  Maafkan para hadirin
wolo mongowutato                                       Juga kerabat saudara
Lo'onto lo hulato                                           Melihat dan menunggu

 

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 21-01-2022

Komunitas Karya Budaya

H. Yamin Husain, SE (Praktisi Adat)

Desa Kramat Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango

85145336585

-

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 21-01-2022

Maestro Karya Budaya

Ha. Reinyers Bila A.Ma, Pd (Maestro Tari)

Jl. Yusuf Hasiru No. 40 Desa Ayula timur Timur Kecamatan Tapa

085240320556

-

Dr. Hj. Sunarty Eraku, M.Pd (praktisi tari)

Jalan Taman Surya No 8 Kota Gorontalo

085342855338

narty_eraku@yahoo.co.id

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 21-01-2022
   Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 21-01-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047