MARHABAN BUAI ANAK
Upacara tradisional bebuai dilatarbelakangi oleh proses kelahiran dan pasca kelahiran Nabi Muhammad. Muhammad dilahirkan pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah, ketika terbit fajar. Menurut penelitian Almarhum Mahmud Alfalaki berdasarkan perhitungan perjalanan matahari, kelahiran Nabi dalam tahun masehi jatuh pada tanggal 20 April 571 Masehi (Abdullah, 1985:556). Nabi Muhammad beribukan seorang keturunan Quraisy yaitu Aminah binti Wahab, dan ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib, seorang yang terpandang di Mekkah. Abdullah bin Abdul Muthalib pada waktu Nabi masih dalam kandungan pergi berniaga dan meninggal di perjalanan dalam usia 25 tahun dan dimakamkan di Madinah. Ketika Nabi lahir Kakeknya Abdul Muthalib sangat bahagia, kemudian membawa Muhammad dan menggedongnya mengelilingi Ka’bah sambil mendoakan kepada Allah SWT berkah dan hidayah.
Dari ritus ini kemudian ada anggapan oleh masyarakat Melayu Bengkulu khususnya penyelenggaraan upacara bebuai ini diadakan sebagaimana mengikuti prosesi kelahiran Nabi, maka ditetapkan bulan yang terbaik bagi penyelenggaeaan upacara adalah Bulan Rabiul Awal dan sebaik-baik waktu penyelenggaraan di pagi hari.
Sepertihalnya kelahiran Nabi Muhammad SAW dalam agama Islam mendatangkan kemaslahatan ditengah umat. Inilah salah satu keinginan Orang Tua, dengan lahirnya bayi ditengah keluarga menurut anggapan masyarakat melayu Bengkulu, memberikan kebaikan dan mendatangkan ketenangan bagi keluarga.
Bebuai dalam bahasa melayu sama artinya dengan ‘berbuai’ yang berarti ‘berayun’ dalam bahasa Indonesia (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1992:128). Anak atau bayi yang dibuai dalam upacara ini berumur antara satu minggu hingga tiga bulan. Saat upacara dilangsungkan juga diiringidengan pembacaan pasal-pasal dalam kitab Berjanji, marhaban, membaca Al-qur’an Surat Almukminun ayat 12-16, membaca doa untuk anak, serta menyanyikan syair berbuai yang berdiri dari empat puluh bait.
Kur (hur) semangat Rabbi Putra Kutuan
Jangan Tergamang dalam Ayunan
Panggilkan Kami Rabbi orang sekalian
Ibu Bapakmu minta Buaikan
Bismillah itu Robbi Mula Pertama
Zat dan Sifat bersama-sama
Keadaan Zat Rabbi menyatakan lamak
Kaum kerabat sediakan Lemak
Setelah turun Robbi Rahim Bapakmu
Di Dalam Rahim Bathin Ibumu
Empat puluh Hari Rabbi Nutfah Namamu
Di situ mulai pantang ibumu.
Di atas adalah sebagian syair atau dendang yang dinyanyikan dalam rangkaian Marhaban Buai Anak Khas Melayu Bengkulu. Marhaban Buai Anak adalah salah satu kegiatan atau prsosesi yang mengiringi kegiatan Akiqah dan Cukuran rambut anak yang baru saja di lahirkan. Sebuah adat budaya yang kental sekali dengan nilai agama.
Syiar Agama Islam sangatlah mempengaruhi kegiatan adat dan budaya khas Melayu Bengkulu. Karena Adat bersendi syara’Syara bersendi Kitabullah.
Adapun prosesi pelaksanaan diawali dengan pembacaan kitab suci Alqur’an, surat Mukminun ayat 12-16 kemudian dilanjutkan prosesi marhaban yang dimulai dengan urutan sebagai berikut :
1. Pembukaan;
2. Sholawat Badar;
3. Asala Mu’alaik;
4. Asola Tualan Nabi;
5. Innah Pataha;
6. Badaktu;
7. Marhaban;
8. Muhaimin.
Peralatan atau kelengkapan Prosesi
1. Tempat sirih atau carano, sebagai penghormatan atau persembahan pada para undangan khususnya majlis marhaban;
2. Lilin, sebagai penerangan, agar jalan kehidupan anak tersebut penuh dengan penerangan;
3. Perasapan, sebagai pemanggil semangat anak, agar si anak hidup dengan penuh semangat;
4. Kelapa Hijau dan sedingin setawar, agar hati anak selalu dingin serta mampu mengendalikan emosi serta menghadapi masalah dengan kesabaran dan kepala dingin;
5. Bunga rampai yang terbuat dari pandan dan tumbuhan hidup dan bunga bendera yang terbuat dari uang kertas yang berupa benda mati melambangkan kemeriahan agar anak ini hidup penuh dengan kemeriahan, punya kepekaan social yang tinggi.
Upacara Cukur Rambut Cemar adalah proses untuk membuang rambut cemar maksudnya membuang rambut kotor, bila tidak dibuang dikhawatirkan nanti anak tidak soleh.
Proses upacara mencukur anak
1. Pemotongan Rambut
Rambut yang dipotong, dimasukkan ke dalam air kelapa hijau. Air kelapa hijau tersebut dimasukkan sedingin setawar air kelapa hijau dipercikan ke kepala anak sampai kaki. Maksud dan tujuannya agar anak nantinya dalam menghadapi masalah dapat dihadapi dengan kepala dingin. Proses ini di iringi dengan doa-doa untuk keselamatan anak. Kemudian kepala anak di usap-usap dengan asap, dari kepala sampai kaki dengan ucapan Kur semangat yang diucapkan sebanyak 3 kali, maksudnya anak dapat menjalani hidup dengan semangat dan penuh harapan.
DO’A MEMBUAI
Kur(hur) semangat Rabbi Putra Kutuan
Jangan Tergamang dalam Ayunan
Panggilkan Kami Rabbi orang sekalian
Ibu Bapakmu minta Buaikan
Bismillah itu Robbi Mula Pertama
Zat dan Sifat bersama-sama
Keadaan Zat Rabbi menyatakan lamak
Kaum kerabat sediakan Lemak
Setelah turun Robbi Rahim Bapakmu
Di Dalam Rahim Bathin Ibumu
Empat puluh Hari Rabbi Nutfah Namamu
Di situ mulai pantang ibumu.
Setelah sampai Robbi Delapan Puluh Hari
Maka namamu pula dinamai
Setelah cukup Robbi Seratus Dua Puluh Hari
Madrah pula engkau diberi
Kandungan ibumu Robbi Sembilan bulan
Nasi dan air tiada tertelan
Melahirkan engkau betapa kesakitan
Kadang bercerai nyawa dari badan
Tatkala engkau jatuh ke Tilam
Dengan segera bidan menggapai
Setelah dimandikan lalu dipakaikan
Tinggalah ibumu lemah lunglai
Sesudah berpakaian lalu diqomatkan
Memohon doa supaya selamat
Ingatlah pesan Nabi Muhammad
Di atas dunia kerjakan Syariat
Kami sudahi ayunan ini
Dengan disaksikan segenap Irwani
Segala ucapan.. Robbi… saat ini
Akan berguna dihari nanti
2. Marhaban
Setelah proses mencukur anak, maka dilanjutkan dengan proses Marhaban yaitu anak diajak keliling Majelis Marhaban dengan di dendangkan doa-doa Marhaban sambil memotong rambut dan mengasap rambut anak.
3. Membuai
Setelah selesai Marhaban, anak dimasukan ke dalam Buaian. Majelis Marhaban mendendangkan Syair-syair doa anak dalam Buaian. Maknanya menceritakan proses pembentukan manusia mulai dari Ibu mengandung sampai anak lahir, betapa beratnya perjuangan seorang Ibu.
Perlengkapan Membuai Anak.
1. Katil Kecil tempat istirahat anak setelah selesai dibuai;
2. Jambar nasi kunyit dan panggang ayam sebagai adab yang melambangkan kemegahan acara tersebut dan sebagai balasan terima kasih anak kepada ibu-ibu majlis marhaban yang telah membawakan marhaban dan membuai serta mendo’aannya, agar anak menjadi orang yang tahu bersyukur dan juga sebagai perekat untuk mengikat hubungan tali silaturahmi.
DO’A HARAPAN
Ya Allah Malikul Izzati
Anak ini Besarkan Tuhan
Siang dan Malam Mohon Bertambah
Sehingga sampai ia berpindah
Ya Allah Malikul Bahri
Limpahkanlah makmur sehari-hari
Sehatkan badan senangkan hati
Anak ini murahkan rezki
Ya Allah Malikul Rahman
Anak ini tetapkan Iman
Amal ibdah minta kuatkan
Syetan iblis Mohon jauhkan
Ya Allah Malikul Wahab
Anak ini jauhkan Azab
Minta dikabulkan doa mustajab
Siang dan malam memohon harap
Ya Allah Malikul Manan
Doa kami mohon perkenankan
Siang dan malam sepanjang zaman
Balak dan Fitnah minta jauhkan.
Aamiin… Aamiin…Aamiin
Ya Robbal Aalamiin.
Dalam kegiatan Marhaban ini semua dilakukan oleh kaum Ibu. Ini yang membedakan dengan kegiatan Marhaban dan berzanzi daerah lain yang biasanya dilakukan kaum bapak.
Adat istiadat merupakan unsur pemajuan Kebudayaan dalam marhaban buai anak.
Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 28-01-2022