Sagarurung

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101400
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Sumatra Selatan
Responsive image

Sagarurung begitulah nama salah satu makanan khas Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (pali). Makanan yang terbuat dari jenis ikan tersebut saat ini mulai digemari tidak hanya masyarakat Kabupaten Pali, tetapi juga mulai menambah hingga keseluruh penjuru Bumi Sriwijaya. Terbukti sagarurung dalam beberapa kali pameran yang digelar di Ibukota Provinsi Sumatera Selatan selalu menarik sumpati dan rasa penasaran para pengunjung ketik Pameran berlangsung. Karena memiliki rasa pedas yang khas serta tampilan sagarurung yang cukup membuat lidah ingin mencicipi.

Seklumit cerita mengenai sagarurung berhasil digali dari salah satu pengamat budaya di Kabupaten Pali yaitu Drs. Arpan Manaman. Sagarurung bersal dari Desa Tanjung Kurung Kecmatan Penukal Abab Kabupaten Pali. Diduga dari Zaman nenek moyang berawal karena ditemukannya banyak ikan jenis serandang atau bahasa Indonesianya dalam ikan kerandang (Chana Pleurophthalma) di sungai Sabah di Desa Tanjung Kurung. Bahkan masyarakat kerap pula menemukan ikan tersebut di Lebak (sawah), Lebung (danau kecil), dan anak sungai di Desa Tanjung Kurung. Pada zaman dahulu hanya ikan Kerandang lah yang bisa untuk diolah menjadi Sagarurung.

Ikan Kerandang Serandang (Chana pleurophthalma) merupakan jenis ikan air tawar merupakan suku Channidae (kerabat gabus). Ikan buas ini menyebar terbatas, di Kalimantan dan Sumatera. Kadang ikan Kerandang disebut pula ikan Toman Bunga atau Selendang Mayang. Dalam bahasa inggris disebut juga Ocel-lated Snakehead. Bentuk ikan tersebut seperti halnya ikan toman, akan tetapi ditubuhnya sedikit berwarna hijau kekuning-kuningan. Tubuh selindis didepan dan berangsur-angsur tegak di belakang. Kepala gepeng mendatar, agar meruncing kearah moncong.

 Berikut cara membuat makanan tradisional sagarurung :

-          Ikan dibersihkan (disisik bersih dan dicuci).

-          Bumbu disiapkan : garam, cabe merah besar, bawang merah, asam jawa, dan gula pasir secukupnya serta penyedap.

-     Semua bumbu dihaluskan dan dicampur air matang sucukupnya. Setelah itu didikan ke ikan yang sudah dibelah tadi. Setelah itu dipanaskan (dipanggang) diatas perapian selama 4 Jam sampai kering dan matang sepenuhnya.

-          Setelah itu bias dikonsumsi dan dipasarkan

-          Daya tahan ikan selama 2 hari diluar kulkas bila kering.

-          Jenis ikan bias menggunakan ikan toman, nila, patin, gabus dan lele (semua ikan sungai).

Akibat banyaknya ditemukan jenis ikan ini disungai Desa Tanjung Kurung, masyarakat setempat lalu menjadikannya makanan, kerena banyaknya jumlah ikan yang didapat masyarakat, agar tetap awet dan bisa dimakan untuk kedepan, maka ikan kerandang di awetkan dengan cara di asapkan.


Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 28-01-2022

Komunitas Karya Budaya

Ibu Ernaini

Jl Lingkar Desa Tanjung kurung Kecamatan Aab Kabupaten PALI

081279402065

0

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 28-01-2022

Maestro Karya Budaya

Dra. Emawati

Jl Merdeka handayani Mulya, Talang Ub

081279402065

0

Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 28-01-2022
   Disetujui Oleh Nasya Adlina Pada Tanggal 28-01-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047