Syair Antau Kopa

Tahun
2021
Nomor Registrasi
202101353
Domain
Tradisi dan Ekspresi Lisan
Provinsi
Riau
Responsive image

Sastra lisan Antau Kopa berkembang di wilayah Rokan, dari hulu hingga ke hilir. Awalnya berkembang di Antau Kopa (sekarang kecamatan Rantau Kopar) yang berada di tepi Sungai Rokan, sebuah tempat yang sering dilewati para pedagang karet di hulu yang hendak ke hilir dan sebaliknya. Pada waktu itu, setiap kali orang yang tinggal di hulu hendak menjual getah ke hilir, mereka selalu melewati tempat ini. Menurut cerita, setiap kali orang dari hulu ini berlalu, gadis-gadis dan perempuan-perempuan yang tinggal di Antau Kopa berdiri di rumah-rumah mereka yang terletak di tepian sungai. Tidak diketahui darimana mulanya, mereka mulai menyanyikan pantun-pantun rayuan yang dibalas oleh para lelaki yang melewati sungai dengan sampan-sampan mereka. Oleh sebagian orang syairnya dianggap monyinggong atau sumbang (porno), sehingga dikatakan, ‘pantang harimau bilo dinyanyikan di darek dan pantang buayo bilo dinyanyikan di sungai’ (pantang harimau bila dinyanyikan di darat dan pantang buaya bila dinyanyikan di sungai).

Kemunculan lagu Antaukopa erat kaitannya dengan aktivitas lalu lintas perdagangan getah karet pada tahun 1930-an di sungai Rokan dan jaringannya. Ketika itu marak hubungan antara para lelaki yang menghilirkan getah karet dengan gadis-gadis dan perempuan-perempuan kampung di hilir sungai Rokan.Pelaku dan penyanyi lagu ini adalah orang-orang hulu Sungai Rokan dengan latar cerita lagu itu adalah kampung dan rantau-rantau di hilir Sungai Rokan. Sastra lisan ini memiliki beberapa nama lain. Orang Pasirpengaraian menyebut lagu ini dengan logu ilie borakik (lagu hilir berakit). Sebagian orang hilir Sungai Rokan menyebut sebagai logu tolak tigo (lagu talak tiga) karena syair lagu Antau Kopa ini digunakan untuk memikat perempuan di kampung-kampung sehingga banyak rumah tangga yang hancur karena syair lagu Antau Kopa. Antau Kopa juga dikenal dengan nama lagu Tapah Kudong Kualoayong sebab ada syair lagu yang menyebutkan “tapah kudong Kualoayong,” tapah yang dimaksud di sini adalah orang yang berkuasa menawan hati para perempuan dan gadis-gadis di kampung-kampung dan rantau-rantau.

Tapah Kudong Kualoayong [Tapah kudong Kualoayong]

bao monyosou ko Padangbunuik [pergi monyosou ke Padangbunut]

sobuik posankan pado mak ulong [sebut pesankan pada mak ulong]

tolong bolikan kain solimuik [tolong belikan kain selimut]

Menurut satu versi, kain selimut yang dimaksudkan dalam syair ini adalah perempuan yang hendak diperisteri. Kata ‘belikan’ menggambarkan mudahnya menaklukkan perempuan bagaikan barang yang dapat diperjualbelikan. Sebutan logu Antaukopa adalah sebutan miring, berasal dari kata kopa (kepal) yang konon diambil dari cerita asyik masyuknya Tuk Penyarang dengan Puteri Hijau di sampan di sebuah rantau yang kemudian dinamai bernama Antaukopa. Irama lagu Antaukopa tidak diciptakan khusus, tetapi sudah ada sejak dulu dan dikenal dengan sebutan irama rende. Syairnya sangat disukai oleh banyak kalangan baik muda maupun orang-orang tua, sehingga sampai kini beberapa syair Lagu Antaukopa masih sering dikutip untuk dijadikan bahan tegur sapa ataupun sekedar hiburan dalam perbincangan sehari-hari.

Berikut ini tiga versi pendendangan Antaukopa:

Antau Kopa (1)Dilantunkan oleh Tok Ganti Rabun (alm.), direkam dan ditranskripsi oleh Al azhar.

Perempuan:

E… la…Putiek torong ti na bang mari ditumih [Putik terung ti na bang mari ditumis]

Makanan anak rajo di pantai [Makanan anak raja di pantai]

Somuonyo tiung o… abih monangih [Semua tiung o… habis menangis]

Korano nuri te na bayan torantai [Karena nuri te na bayan terantai]

Laki-laki:

La… alahDongakan juo diek dagang bobilang [Dengarkan juga dik dagang berbilang]

Torang bulan molanteh paku [Terang bulan menembus paku]

Anak kumbang torayap-rayap [Anak kumbang terayap-rayap] 

Ai, mati disemba anakTuruki [Ai, mati disambar anak Turki]

Adiek surang jopuiklah aku [Adik seorang jemputlah aku]

Onak tobang indo bosayap [Hendak terbang tiada bersayap]

Ondak bojalan indo bokaki [Hendak berjalan tiada berkaki]

Perempuan:

a… lahIlie borakik na sayang si Jabang dolu [Hilir berakit na sayang si Jabang dahulu]

Sari Poduko nak nakhodanyo [Seri Paduka hendaknya]

Ati bang sakik, sobakan dolu [Hati abang sakit, sabarkan dahulu]

Nanti suk ari te na bang kotiko nyo [Nanti besok hari te na bang ketikanya]

Laki-laki:

La… lahTinggi te na diek sialang jonggi [Tinggi te na diek sialang jonggi]

Nampak di kiri kanan nyo [Nampak di kiri kanannya]

Bosakik ti adiek non kan kuganti [Susah sungguh adik akan kuganti]

Bumi dan langik kan timbangannyo [Bumi dan langit akan timbangannya]

Perempuan:Kok tido balam bopadi [Kalau tidak balam berpadi]

Jopuik padi ko… ladang [Jemput padi ke ladang]

Bori makan koduonyo [Beri makan keduanya]

Kolou sungguh ti na bang ei main tak jadi [Kalau sungguh ti na bang ei… main tak jadi]

Langik ancuo bumi tokombang [Langit hancur bumi terkembang]

Alam binaso koduonyo[Alam binasa keduanya]

Ibu Perempuan:

La… lah et la… lo… rang mudo…Ramu ti nak tobang ko duri [Rama-rama ti na terbang ke duri]

Inggok ko rantiang si kulik duku [Hinggap ke ranting si kulit duku]

Olah lamo ti na nak amai ku nanti [Telah lama ti na nak amai ku nanti]

Amai… ku buek te na kan jadi minantu [Amai… ku, buat te na akan jadi menantu]

Laki-laki:

Apo ti monumbuk ti na ko losong batu [Mengapa menumbuk ti na ke lesung batu]

Onak monompi te na mak ko dulang-dulang [Hendak menampi te na mak ke dulang-dulang]

Apolah arok te na mak di deku [Apalah harap te na mak pada diriku]

Omehku tido bangso pan kurang [Emasku tiada bangsa pun kurang]

Ibu Perempuan:

Banyak-banyak te nak kito nak bokobun [Banyak-banyak lah nak kita hendaknya berkebun]

Tanamlah…., lalu nyangan porio [Tanamlah…, dengan peria]

Poneklah kito nak bobaleh pantun [Penatlah kita nak berbalas pantun]

Budi sokumpa te na nak tingga di dado [Budi segumpal te na nak tinggal di dada]

 

Antau Kopa (2) Dilantunkan oleh Udin Kribo, direkam dan ditranskripsi oleh Junaidi Syam.

Perempuan:

E…t la la te na bangUyang Toluk Baih Lubuk Bongkanang [Orang Teluk Baih Lubuk Bongkanang]

Duo tigo cobodak mati [Dua tiga cempedak mati]

Uyang non poi te na diek oi tido lo sonang [Orang yang pergi te na diek oi tidaklah senang]

Awak non tingga ati, monanggong lo ati [Awak yang tinggal, menangung hati]

Laki-laki:

Sokoladi te na diek pasienyo leba [Sokoladi te na diek pasirnya lebar]

Pasie botauik Antau Janeh [Pasir bertaut Antau Janeh]

Mugo lo kawin te na diek oi non tido lo jadi [Semogalah kawin te na diek o…i yang tidak jadi]

Ancuo lo ngati te na sayang oi bagai diameh [Hancurlah hati te na sayang o…i bagai diremas]

Perempuan:

He…t la la te na bangGajah di ujong makan padi [Gajah di ujung makan padi]

Mati ditimpo saong tembak [Mati ditimpa sarang tembak]

Kalau kawin te na sayang oi non tido jadi [Kalau kawin te na sayang o…i yang tidak jadi]

Untuh lo gunong te na diek lauik mongumbak [Runtuh lah gunung te na diek laut mengumbak]

Laki-laki:

E…t la lah te na diekPadang lo Bunuik pasienyo leba [Padang lah Bunut pasirnya lebar]

Pasie botauik Kualo Ngayong [Pasir bertaut Kuala Ayong]

Tingga lo ngadiek te na sayang oi dalam solimuik [Tinggallah adik te na sayang o…i dalam selimut]

Ulong lo poi te na diek mohonguik dayong [Abang lah pergi te na diek merenggut dayung]

Perempuan:

Concang lo lobak te na sayang oi gulai sonangin [Cencang lah lobak te na sayang o…i gulai sonangin]

Digulai lo nganak si Padang Panjang [Digulai lah anak si Padang Panjang]

Lo lauik lo sobak te na sayang oi kaghang [Lah laut sobak te na sayang oi karang menangis]

Bocoai lo ngiak dengan golumbang [Bercerai lah riak dengan gelombang]

Laki-laki:

Kukuk lo ngayam te na diek oi bodoai-doai [Kokok lah ayam te na diek oi berderai-derai]

Tando lo ngai ondak pagi [Tanda lah hari hendak pagi]

Kami umpamo te na diek oi pasie di pantai [Kami umpama te na diek o…i pasir di pantai]

Dek kasian ombak mandi bau lo mandi [Karena kasihan ombak baru lah mandi]

Laki-laki:

He…t la la te na diekAyie lo jauh poncuan jauh [Air lah auh pancuran jauh]

Ayie bokucak di dalam puan [Air berkucak di dalam puan]

Adiek jauh te na sayang o…i kami lo jauh [Adik jauh te na sayang o…i kami lah jauh]

Botontang mato te na diek oi di dalam bulan [Bertentang mata te na diek oi di dalam bulan]

Perempuan:

Kolou betu te na bang oi tagha jo papan [Kalau begitu te na bang oi tarah di papan]

Udah ditaghah mangko diboli [Sudah ditarah maka dibeli]

Kalau be etu abang posankan [Kalau begitu abang pesankan]

Ancuo lo luluh te na bang o…i di dalam ati [Hancur lah luluh te na bang o…i di dalam hati]

 

Antau Kopa (3)Dilantunkan oleh Rasyid (Ulakpatian), direkam dan ditranskripsi oleh Junaidi Syam.

Lo… Antaubaih Toluk Bongkanang [Lo… Antaubaih Toluk Bongkanang]

Lah akan kotigo Cobodak Mati… [Lah akan ketiga Cobodak Mati]

Ngadik non tingga bosonang ngati [Adik yang tinggal bersenang hati]

abang non poi soba susah lo ngati [Abang yang pergi kesal susahlah hati]

Lo… dari Anggris sampai Amrika [Lo… Dari Inggris sampai Amerika]

Singgah sobonta di pohon mongkudu [Singah sebentar di pohon mengkudu]

Cabuik lah korih tikam lah dado [Cabut lah keris tikam lah dada]

Kami tak tahan do dik monanggong lo rindu [Kami tak tahan lagi dik menanggung rindu]

Ramo-ramo si kumbang bosi [Rama-rama si kumbang besi]

Jatuh molayang ko tanah Jawo [Jatuh melayang ke tanah Jawa]

Tigo lah bulan abang monanti [Tiga bulan abang menanti]

Di tangan ubek ngadik ngubongan nyawo [Di tangan obat adik hubungan nyawa]

Torang bulan di Gunong Molintang [Terang bulan di Gunung Melintang]

Bakalah tobu sambie boludah [Bakarlah tebu sambil berludah]

Togah dek ngadiek ragu dan bimbang [Tegahlah adik ragu dan bimbang]

Lopehlah kinin hati tak sudah [Lepaslah kini hati tak sudah]

Torang bintang elang gomelai [Terang bintang ilang gemilang]

Torang monjalo si pagi hari [Terang menjala si pagi hari]

Bisuk kito samo dirosai [Besok kita sama rasakan]

Gunting bomain juo dalam lo hati [Gunting juga bermain di dalam hati]

 


Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 24-01-2022

Komunitas Karya Budaya

Asosiasi Tradisi Lisan Riau

Bandar Seni Raja Ali Haji, Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru

0

-

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 24-01-2022

Maestro Karya Budaya

Bustami Amran

Jl. Sultan Syarif Kasim. Kecamatan Rantau Kopar. Kabupaten Rokan Hilir

0

-

Rashid

Desa Ulak Patian Kabupaten Rokan Hulu

0

-

H. Syafaruddin

Desa Rantau Kopar Kabupaten Rokan Hilir

0

-

Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 24-01-2022
   Disetujui Oleh Ronggo Utomo Hardyanto Pada Tanggal 24-01-2022

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047