- Nomor Registrasi
- 201600341
Istilah samrah diperkirakan berasal dari bahasa Arab "Samarokh" yang berarti "kumpul". Penamaan ini sesuai dengan kenyataan pada waktu yang lampau samrah ditampilkan pada saat-saat orang berkumpul setelah acara "Maulid" dan "malam Angkat" dalam rangkaian upacara pernikahan menurut tradisi Betawi, tanpa disediakan panggung cukup disediakan tempat tertentu saja. Pertunjukan musik dan tari Samrah lazim dilanjutkan dengan membawa cerita. Kalau pertunjukan musik dan tarinya diselenggarakan tanpa panggung, teaternya pun dengan sendirinya tanpa panggung, yakni dengan pentas berbentuk arena, sesuai dengan keadaan tempat. Komando sebagai tanda dimulainya pertunjukan, biasanya diucapkan oleh tuan rumah yang mempunyai hajat : "Ayo dong meja-kursi digeserin, piring mangkok dibenahin, Nyok deh kite nyerbu" maka diatas tikar yang terbentang, disitulah pertunjukan dilakukan.Tari Samrah merupakan salah satu tarian tradisional betawi yang mendapat pengaruh kuat kebudayaan Melayu. Gerak tarinya menunjukan persamaan dengan umumnya tarian Melayu. Yang mengutamakan langkah-langkah kaki dan lenggang berirama. Tari Samrah digunakan sebagai tari pergaulan dan biasanya dilakukan berpasang-pasangan atau perorangan. Mereka berjoget dengan diiringi nyanyian seorang biduan. Nyanyinya berupa pantundengan tema lagunya tentang cinta, keagamaan dan cinta wanita. Lagu-lagu pokoknya adalah lagu Melayu seperti: Burung Putih, Pulau Angsa Dua, Cik Minah Sayang Sirih Kuning Masmura Disamping itu, terkadang membawakan lagu khas betawi, antara lain: Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung. Berdasarkan iramanya, Tari Samrah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu yang berirama lembut dan berirama cepat.
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016
Gallery Photo
Galeri Video
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016