Tumpang Negeri

Tahun
2017
Nomor Registrasi
201700536
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Kalimantan Barat
Responsive image

Tumpang Negeri telah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Melayu pesisir sebagai wujud komunikasi kepada Allah pencipta alam semesta, kepada sesama manusia dan kepada alam semesta.

Berdasarkan Catatan Buku Sejarah Budaya dan Adat Melayu Landak karangan Ya' Basuni Andit, tradisi Tumpang Negeri pertama kali dilakukan oleh Raden Abdul Kahar sebagai Raja Pertama Kerajaan Landak. Pelaksanaan Tumpang Negeri pada awalnya dilakukan bersamaan dengan akhir bulan Safar setiap tahunnya, yang pada hakekatnya adalah ucapan dan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas keselamatan dan limpahan rahmat-Nya atas perlindungan dari segala marabahaya dan malapetaka yang menimpa Kerajaan Ismahayana Landak.

Tata laksana pelaksanaan Adat Tumpang Negeri adalah dengan didahului oleh Sedekah Kampung (sedekah bumi) yang dilakukan oleh seluruh kampung dengan cara swadaya. Pada puncak acara menghanyutkan rakit sebagai makna membuang segala marabahaya dan malapetaka yang akan menimpa negeri. Setelah pelaksanaan adat ini ditutup dengan acara Roahan atau doa arwah dilanjutkan dengan syukuran/selamatan. Fungsi upacara Tumpang Negeri bagi masyarakat Suku Dayak antara lain adalah - Fungsi Spiritual, sebagai upaya manusia untuk menyelaraskan atau menjaga keseimbangan hubungan dengan Tuhan dan kekuatan-kekuatan spiritual lain.

Fungsi Sosial, sebagai alat untuk menggalang anggota masyarkat untuk melakukan interaksi sosial antar sesama anggota masyarakat. Maksud dan tujuan dilaksanaakannya Tumpang Negeri adalah meminta perlindungan kepada Tuhan untuk mencari kenyamanan dan keselamatan negari seperti terhindar dari wabah penyakit dan menjauhjkan negeri dari pertikaian. Upacara Tumpang Negeri juga dimaksudkan untuk mengingat dan menghormati arwah para leluhur. Selain itu upacara ini digunankan sebagai arena pertemuan dan kerjasama dari seluruh warga masyarakat karena upacara ini diselenggarakan secara bersama-sama.

Pelaksanaan Tumpang Negeri, biasanya dilaksanakan pada akhir atau awal tahun, berdasarkan situasi alam. Sifat acara ini adalah tolak bala. Bila hujan terlalu banyak, maka Tumpang Negeri dilakukan untuk memohon agar tidak akan terjadi banjir. Akan tetapi jika dilaksanakan pada musim kemarau untuk memohon agar bisa turun hujan.


Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047