Jatung Utang merupakan seni pertunjukan musik tradisional masyarakat Dayak di Kalimantan Utara khususnya. Pada awalnya, musik ini merupakan musik pengisi waktu senggang di ladang. Pada jaman dahulu alat musik ini digantung di ladang untuk dimainkan sebagai pengisi waktu istirahat.
Jatung utang adalah alat musik tradisional yang menyerupai kulintang, yang terbuat dari kayu. Pada jaman dahulu alat musik ini digantung dengan mengunakan rotan atau tali, tetapi sekarang sudah dikreasikan mengikuti perkembangan jaman dengan dibuatkan kotak kayu untuk meletakan kayu-kayu yang berfungsi sebagai not-not musik.
Jatung Utang pertama kali not-not musiknya tidak manggunakan notasi nada fa dan si, namun pada perkembangannya notasi tersebut dipakai ketika memainkan musik-musik modern.
Jatung Utang merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan yang masih hidup dan berkembang terutama di Desa Metun Sajau. Untuk menyelaraskan nada pada alat musik Jatung Utang merupakan sebuah pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi dan keahlian khusus sehingga nada-nada yang keluar sama persis dengan nada-nada dari alat musik modern.
Saat ini Jatung Utang sudah jarang digunakan lagi di ladang, tapi sudah mulai dipakai untuk mengiringi upacara adat atau di gereja sebagai alat pengiring nyanyian dan pertunjukan seni. Cara memainkan Jatung Utang cukup sederhana yaitu dipukul dengan 2 buah batang kayu terpisah pada tiap lempengan kayunya. Tiap lempengan kayu diikat di atas tali yang dipasang pada blok kayu yang tersusun dan akan mengeluarkan kunci nada yang berbeda-beda.
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017
© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya