Tidi Lopolopalo

Tahun
2017
Nomor Registrasi
201700579
Domain
Tradisi dan Ekspresi Lisan
Provinsi
Gorontalo
Responsive image

Istilah Tidi lo Polopalo berasal dua kata dalam bahasa Gorontalo, yaitu tidi dan polopalo. Tidi diartikan sebagai tarian khusus keluarga istana, karena awal terciptanya tarian ini di lingkungan istana. Selanjutnya kata polopalo merupakan nama sebuah alat musik tradisional Gorontalo, yang terbuat dari sepotong bambu atau pelepah daun rumbia. Alat ini dimainkan dengan cara menggetarkannya (polopalo= bergetar), sehingga menimbulkan suara yang merdu.

Tidi lo Polopalo memiliki satu nilai tersendiri bagi yang melaksanakannya. Tidi Lo Polopalo dikhususkan bagi kerabat istana, namun saat ini masyarakat biasa telah dibolehkan untuk melaksanakannya melalui persyaratan yang ada. Persyaratan tersebut dikenal dengan istilah mopodungga lo tonggu (membayar perizinan adat) yang harus dilakukan oleh penyelenggara Tidi lo Polopaloa. Mopodungga lo Tonggu dilakukan dengan rangkaian adat pula, yaitu keluarga pengantin harus menyerahkan sejumlah uang (sesuai ketetapan adat yang berlaku) yang diletakkan pada malam berhias, kepada pemangku adat. Selanjutnya uang tersebut diserahkan ke Baitul Maal untuk disimpan sebagai uang kas mesjid atau lembaga peradatan.

Pada abad XVI (1524-1581Masehi), Gorontalo dibawah pemerintahan Raja Amai yang memiliki tiga orang anak yaitu seorang putra bernama Matolodulakiki dan dua orang putri bernama Ladihulawa dan Pipito. Di zaman itu setiap orang diberi kebebasan menjadi hulubalang raja dengan syarat memiliki kemampuan dalam ilmu beladiri, dan diikutkan dalam sayembara untuk menjadi hulubalang raja. Selanjutnya oleh Matolodulakiki, sayembara menguji para pemuda itu diangkat menjadi salah satu tradisi yang hingga saat ini dikenal dengan sebutan Molapi Saronde. Hal itu menimbulkan perasaan cemburu pada dua orang putri raja sehingga mereka pun memohon izin pada raja untuk mengimbangi kemajuan laki-laki dengan menciptakan tarian yang dikenal dengan Tidi lo Polopalo. Melalui Tidi lo Polopalo, putri raja hendak menggambarkan kehalusan budi pekerti kaum wanita, keramah tamahannya serta pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang akan diembannya setelah berumah tangga.

Struktur syair Tidi Lopolopalo dalam penulisannya tidak dibagi dalam bait demi bait, melainkan ditulis secara bersambung. Teknik penulisan seperti itu dimaksudkan karena pemenggalan lirik ke dalam beberapa bait akan mengubah lantunan syair. Pada syair Tidi Lopolopalo, bahasa yang digunakan adalah bahasa adat Gorontalo. Hal ini memberikan makna yang sangat dalam bagi setiap kata dalam syair Tidi Lopolopalo. Pilihan-pilihan kata itu dimaksudkan untuk menimbulkan makna keluhuran adat Gorontalo disamping berfungsi juga sebagai pesan bagi pengantin dan hadirin tentang tuntunan bagi setiap manusia untuk menjungjung tinggi adab hormat-menghormati antara sesama dalam hal bertutur kata.


Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

Komunitas Karya Budaya

Sanggar Seni Budaya " Arrahman"

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo

Sanggar Seni Budaya " Otanaha"

Jl. Jusuf Hasiru No. 40 Desa Ayula Timur Kec. Bulanggo Selatan

Sanggar Seni Budaya " Bulango"

Desa Kramat Kecamatan Tapa

Sanggar Seni Budaya " Arrahman"

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo

Sanggar Seni Budaya " Otanaha"

Jl. Jusuf Hasiru No. 40 Desa Ayula Timur Kec. Bulanggo Selatan

Sanggar Seni Budaya " Bulango"

Desa Kramat Kecamatan Tapa

Sanggar Seni Budaya " Arrahman"

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo

Sanggar Seni Budaya " Otanaha"

Jl. Jusuf Hasiru No. 40 Desa Ayula Timur Kec. Bulanggo Selatan

Sanggar Seni Budaya " Bulango"

Desa Kramat Kecamatan Tapa

Sanggar Seni Budaya " Arrahman"

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo

Sanggar Seni Budaya " Otanaha"

Jl. Jusuf Hasiru No. 40 Desa Ayula Timur Kec. Bulanggo Selatan

Sanggar Seni Budaya " Bulango"

Desa Kramat Kecamatan Tapa

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047