Hadrah Gendang Empat Belitong

Tahun
2018
Nomor Registrasi
201800630
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
Responsive image
Hadrah di Pulau Belitung merupakan hasil adaptasi sejumlah hadrah yang ada di Indonesia. Seperti Hadrah Maindi konon berasal dari Pontianak dan menyeberang ke Pulau Belitung. Sedangkan hadrah yang berasal dari Pulau Belitung sendiri adalah Hadrah Gendang Empat, dikatakan demikian sesuaikan dengan jumlah gendang hadrah yang digunakan yaitu berjumlah empat buah. Munculnya seni gendang empat di Pulau Belitung menurut Basman (maestro rudat di Belitung Timur), juga diciptakan oleh Lailatud Qadri ketika ia mengajarkan rudat di Pulau Belitung. Hadrah Gendang Empat disebut juga sebagai hadrah Gedungguk atau Gedunggut. Kata gedunggut diambil dari suara yang berasal dari tabuhan gendang hadrah itu sendiri. Jika kita dengar secara seksama dan diaksarakan seolah tersirat kata dunggut, dunggut, dunggut, yang muncuk secara berbalasan. Dalam kesenian ini terdapat 4 jenis lagu sesuai dengan irama pukulan yaitu Bujor Satu, Bujor Dua, Kincat dan Maradek. Dalam Kitab Diwan Hadrah yang merupakan kumpulan syair hadrah memiliki berbagai macam lagu, namun yang paling banyak dipakai adalah Lagu Bismillah untuk irama tabuhan Bujor Satu, Khairruman untuk irama tabuhan Bujor Duak, Lagu Ya Habib untuk irama tabuhan irama Kincat dan Ya Baraq untuk irama tabuhan Marade. Cara menyanyikan lagu pada seni rudat, harus bersesuaian dengan irama tabuhan gendang. Irama tabuhan gendang hadrah yang terbagi atas Bujor 2 lagu, Kincat 1 Lagu dan Marade’ 1 lagu, dan ini selanjutnya disebur dengan 1 marade’. Artinya, dengan membawakan 2 buah lagu Bujor, 1 lagu Kincat dan 1 lagu marade’ disebut satu marade’, jika sudah menyelesaikan satu marade’ maka boleh melanjutkan dengan lagu yang lain menjadi 2 atau 3 marade’ hingga seterusnya. Alat musik kesenian ini menggunakan 4 buah Gendang Hadrah yang terdiri dari 4 buah, dengan masing-masing gendang memiliki ukuran yang berbeda, namun memiliki ciri dan bentuk yang sama, yaitu memiliki Giring atau Kerincing yang berjumlah 6 buah yang terdiri dari dua buah pada masing-masing lubang. Mengenai fungsi kesenian ini bermacam-macam, dan yang paling kental adalah fungsi religi. Hal ini didasari pada penggunaan berbagai syair Hadrah yang memuat berbagai unsur-unsur keagamaan yaitu Tauhid dan memuji Nabi Muhammad SAW. selain itu adalah sebagai fungsi upacara yang dilangsungkan ketika menjadi bagian iring-iringan pengantin dalam upacara adat pernikahan Melayu Belitung. Tentang kostum, sebagai kesenian yang bernafaskan Islam maka pakaian yang digunakan sesuai dengan menutup aurat. Selain itu unsur kemelayuan yang kental dalam kesenian ini mempengaruhi penggunaan pakaian adat Teluk Belange yang dilengkapi dengan kain kain sarung Cincang Nangkak kadang menggunakan Songket, juga menggunakan peci sebagai penutup kepala. Kesenian Hadrah Gendang Empat lebih berkembang di daerah Kabupaten Belitung Timur, khususnya daerah wilayah selatan mulai dari Desa Gantung, Batu Penyu, Jangkar Asam Kecamatan Gantung hingga Balok dan Jangkang Kecamatan Dendang. Pola persebaran ini didukung dengan eksistensi Rudat berkembang di daerah ini.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047