Cici Putri

Tahun
2018
Nomor Registrasi
201800671
Domain
Tradisi dan Ekspresi Lisan
Provinsi
DKI Jakarta
Responsive image
Permainan Cici Putri adalah permainan yang dapat dimainkan oleh sekitar 3-5 anak yang dimainkan di lantai sambil duduk. Biasanya dilakukan di lantai beranda depan rumah. (bale). Kelebihan permainan ini jika dimainkan, dapat menstimulasi 7 kecerdasan jamak (Tuti Tarwiyah, 2009). Cara memainkan permainan ini diawali seluruh pemain duduk melingkar sambil menyodorkan tangan kanan yang diletakkan di lantai. Permainan diarahkan oleh pemimpin permainan yang menyanyikan bersama seluruh pemain sambil menunjuk tangan pemain satu per satu sampai lagu berakhir. Saat lagu yang dinyanyikan pemimpin permainan habis dan berhenti pada salah satu jari/tangan peserta, maka peserta itu yang akan menjawab ketika ditanyakan mao (mau) kembang ape (apa)?. Setelah menjawab (dengan menyebut nama salah satu bunga, misalnya kembang duren), maka pemimpin permainan merespon dengan kata-kata ”pulang pulang lakinya keren” (menyebutkan kata sifat yang positif dengan akhiran bunyi yang sama dengan nama bunga yang disebut pemain). Permainan diteruskan sampai seluruh pemain mendapat giliran Setelah semua mendapat giliran, Pemimpin permainan akan bertanya satu persatu kepada peserta: (T)Ini pintu apa? (J) Pintu kayu, (T) Kuncinya kemana? (J) Kecebur (tenggelam), (T) Kecebur di mana? (J) Di kali (sungai), (T) (Bisa dibuka apa engga (tidak)?, (J) Bisa. Setelah dijawab bisa, pemimpin akan menarik tangan peserta secara mudah yang disilangkan di depan dada ke pundaknya. Namun untuk tangan yang satunya berbeda: (T) Ini pintu apa? (J) Pintu besi, (T) Kuncinya kemana? (J) Kecebur, (T) Kecebur di mana? (J) Di laut, (T) Bisa dibuka apa engga? (J) Engga (tidak). Saat dijawab engga, maka pemimpin akan menarik tangan peserta yang disilangkan namun sambil memegang erat pundaknya supaya pegangannya (yang diidentifikasi sebagai pintu besi) dapat terbuka. Pada adegan ini dituntut kekuatan tenaga pemain untuk mempertahankan pintunya dan kekuatan tenaga pemimpin untuk membuka pintu besi yang bersangkutan. Hal seperti ini pun dilakukan secara bergiliran hingga seluruh peserta memperoleh giliran. Sebenarnya setelah seluruh peserta mendapat bagian dibuka pintu kayunya dan pintu besinya, permainan masih dilanjutkan dengan adegan pesta potong kambing sebagai tanda syukur dapatdibukanya pintuwalau kuncinya telah hilang. Adegan ini disebut adegan “embe-embeak” sebagai simbol dipotongnya kambing.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047