Siat Geni Desa Adat Tuban

Tahun
2018
Nomor Registrasi
201800738
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Bali
Responsive image
Tradisi Siat Geni termasuk seni pertunjukan dalam perayaan-perayaan ritus adat istiadat masyarakat Tuban Kecamatan Kuta Kabupaten Badung Bali. Kata “Tradisi Siat Geni” terdiri atas 3 (tiga kata) Tradis, Siat, dan Geni. Menurut Darmanto (2007 : 687) Tradisi adalah keyakinan yang diwarisi secara turun-temurun. Dalam Kamus Ideal Bahasa Bali memuat kata sia tmempunyai pengertian sebagai perang. Kamus Istilah Agama Hindu menyatakan kata Geni indentik dengan Dewa Agni yang mempunyai pengertian sebagai Dewa Api sehingga berkembang di masyarakat pengertian Geni sebagai api. Dengan demikian maka pengertian Tradisi Siat Geni adalah suatu keyakinan yang diwarisi oleh masyarakat Tuban Kecamatan Kuta Badung Bali untuk melakukan prosesi perang api menggunakan serabut kelapa yang dibakar sebagai rangkaian upacara keagamaan (Hindu) yang dilaksanakan pada sasih kapat. Perang api dalam hal ini bukan berarti perang beneran, akan tetapi simbolisasi dari sebuah keyakinan. Sejarah munculnya tradisi ini sangat berkaitan dengan keberadaan wilayah DesaTuban saat ini, kisahnya sebagai berikut : Penjelasan ini merujuk pada salah satu awig-awig/Purana desa Adat Tuban pada sargah 1 pawos 1 nomor 2 yang memuat munculnya desa adat tersebut berawal dari datangnya pasukan Majapahit dalam usahanya untuk mempersatukan Nusantara. Diceritakan ekspansi pasukan Majapahit ke Bali pada tahun 1400-1500 masehi, pertama kali melalui pelabuhan pesisir Bali (sebelah barat bandara Ngurah Rai Sekarang), akan tetapi kurang beruntung perahu yang ditumpangi hancur diterjang ombak besar sehingga tempat tesebut sekarang dinamakan Dalem Perahu atau Labuhan Perahu. Oleh karena pasukan Majapahit datangnya dari Tuban Jawa Timur, maka hutan yang sangat angker (keramat) di pesisir laut Labuhan Perahu dinamakan Tuban sebagai ciri dari sesangi (kaul) dari prajurit Majapahit dari Tuban Jawa Timur. Beberapa sumber mengatakan, bahwa dalam kisah tersebut nama Tuban Tidak semata-mata langsung diberikan, akan tetapi mengalami proses peluluhan kata angker dalam bahasa Bali disebut dengan mateeb lama-kelamaan menjadi mateeban yang akhirnya menjadi Tuban. Penduduk Bali semakin bertambah hutan angker tersebut dirabas sehingga ada pemangku yang kerauhan (france), diperolehlah pawisik bahwa masyarakat yang membuka lahan tersebut secara turun-temurun harus melaksanakan persembahan “Siat Geni” yang menjadi salah satu rangkaian upacara Purnama Kapat di Pura Dalem Tuban sampai sekarang. Dengan demikian secara tidak langsung merupakan sejarah munculnya tradisi Siat Geni yang dilaksanakan sampai sekarang. Fungsisosial yang dirasakan masyarakat dengan adanya tradisi siat geni ini adalah terciptanya nilai kebersamaan antara warga banjar sebagai pendukung upacara ini. Di sisi lain tradisi Siat Geni dilaksanakan dengan sarana api diyakini berfungsi sebagai pelebur aura-aura yang bernuansa negatif menjadi energi positif sehingga dapat menciptakan keseimbangan skala dan niskala serta dapat terwujudnya hubungan yang harmonis antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam lingkungan dan manusia dengan Ida HyangWidi (Tuhan Yang MahaEsa).

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047