Faradje'

Tahun
2018
Nomor Registrasi
201800759
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Kalimantan Barat
Responsive image
Sebelum berubah menjadi Kabupaten, pada awalnya wilayah Sanggau adalah Kerajaan Melayu yang sudah ada sejak abad ke-4 Masehi. Pada awalnya, nama Sanggau berasal dari pohon rambutan yang berkulit tebal dan isinya sangat tipis serta sangat berbahaya jika bijinya tertelan, bernama “Sangao”. Berdasarkan dari penyebutan nama sejenis pohon inilah maka wilayah tersebut kita kenal sekarang sebagai “Sanggau”. Catatan sejarah menyebutkan bahwa pertama kali Kerajaan Sanggau didirikan oleh Daranante. Dia bukan asli dari Sanggau, namun berasal dari daerah Sukadana, Kabupaten Ketapang. Daranante kemudian menikah dengan Babai Cingak dari suku Dayak Sanggau yang berasal dari daerah Sabok (Perbatasan Kecamatan Balai Karangan-Sarawak Malaysia Timur). Awalnya keraton yang dibangun Daranante dipusatkan di Desa Mengkiang atau tepatnya ke arah hulu sungai Sekayam, Kecamatan Sanggau sekitar 1400 Masehi. Para raja yang berkuasa menjalankan roda pemerintahannya dari dalam istana bernama “Keraton Rumah Besar”. Saat berpusat di Desa Mengkiang, Kerajaan Surya Negara dikenal dengan nama Kerajaan Paku Negara. Para raja yang memerintah pun umumnya mendapat gelar Pangeran Paku Negara. Gelar tersebut selalu diselipkan dalam nama raja sebagai pertanda kebangsawanannya. Keturunan Kerajaan Sanggau di masa sekarang meyakini bahwa kerajaan leluhur mereka itu didirikan pertama kali pada tanggal 7 April 1310 M. Yaitu ketika Dara Nante dinobatka sebagi penguasa Kerajaan Sanggau yang pertama. Saat berpusat di Desa Mengkiang, Kerajaan Surya Negara dikenal dengan nama Kerajaan Paku Negara. Para raja yang memerintah pun umumnya mendapat gelar Pangeran Paku Negara. Gelar tersebut selalu diselipkan dalam nama raja sebagai pertanda kebangsawanannya. Keturunan Kerajaan Sanggau di masa sekarang meyakini bahwa kerajaan leluhur mereka itu didirikan pertama kali pada tanggal 7 April 1310 M. Yaitu ketika Dara Nante dinobatka sebagi penguasa Kerajaan Sanggau yang pertama. Sanggau yang dikenal dengan Bumi Daranante ini banyak memiliki keunikan. Baik ragam kekayaan alam, sejarah maupun budaya. Kabupaten Sanggau mempunyai peninggalan kebudayaan masyarakat Sanggau tempo dulu. Yaitu dengan terdapatnya Keraton Surya Negara yang memerintah pada abad ke-18 dengan Rajanya yang bergelar “Panembahan”. Salah satu Budaya Tradisional, khususnya di Kalangan Masyarakat Melayu Muara Kantu’ di Kabupaten Sanggau adalah “Faradje’”. Penyelenggaraan Faradje’ di Sanggau telah dimulai sejak 1700-an pada masa Sultan Abang Sebilang Hari bergelar Pangeran Ratu Surya Negara. Setelah masa pemerintahan Panembahan Gusti Muhammad Thahir Ill tahun 1940-an, ritual Faradje’ sempat tidak dirutinkan masyarakat Melayu Sanggau namun ketika penobatan Drs. H. Gusti Arman, M.Si sebagai Pangeran Ratu Surya Negara tahun 2009, ritual ini kembali digelar setiap ahun di bulan Juni. Faradje’ berdasarkan bahasa budaya Istana Surya Negara merupakan suatu acara perpaduan antara agama, adat istiadat, seni budaya dan tatanan pemerintahan islam. Adat ini merupakan ritual sakral turun temurun yang tetap terjaga dan dilaksanakan sepanjang tahun di lingkungan Kerajaan Surya Negara maupun di setiap kampung seluruh wilayah Kabupaten Sanggau. Faradje’ merupakan budaya dari nenek moyang Melayu Muara Kantu’ yang harus dilestarikan sebagai wujud menjalankan amanah dari nenek moyang yang khawatir akan tergeser oleh perkembangan zaman. Faradje’ tersebut bukan dalam rangka hura-hura, tetapi keliling Kota Sanggau untuk membersihkan negeri di Kabupaten Sanggau dari mara bahaya dan malapetaka dari berbagai macam musibah dan penyakit atau bencana alam. Dalam pelaksanaannya diawali dengan Pawai Faradje’ mengelilingi Kota Sanggau dengan lantunan asma Allah SWT. Dalam Fesival tersebut, turut diundang petinggi-petinggi yang ada di Sanggau. Selain itu, juga mengundang para Raja yang ada di Kalimantan Barat dan raja-raja di luar Kalimantan Barat. Tujuan dari dilakukan festival tersebut adalah untuk melestarikan budaya leluhur. Budaya Faradje’ sudah sangat mengakar dan sudah menjadi cikal bakal dan nilai-nilai kearifan lokal yang ada di Sanggau yang perlu dilestarikan dan dipertahankan yang menyangkut budaya tidak lepas dari seni. Sebab, seni itu indah dan budaya merupakan suatu kearifan oleh nenek moyang dan merupakan hal yang patut dilestarikan dan dikembangkan kepada generasi yang akan datang. Hal tersebut dilakukan agar mereka tidak mudah terpengaruh dengan budaya-budaya asing yang bisa merusak iman, akhlak serta moral mereka. Di sinilah keunikan dari acara Faradje’, karena dalam pelaksanaan acara tidak hanya monoton pada kegiatan ritual Faradje’ semata. Akan tetapi diadakan juga berbagai perlombaan untuk memeriahkan acara tersebut, di antaranya lomba sampan dan sampan tiga dara, hadrah, zapin, gambus, bersyair putra-putri, perlombaan busana muslim, menari, dan masih banyak lagi yang semuanya berhubungan dengan budaya dan seni. Tujuan dilakukan perlombaan berbagai seni di sini adalah untuk melestarikan seni-seni Islam agar tidak hilang tenggelam ditelan zaman. Selain itu, keunikan dari acara ini adalah diundangnya para petinggi negara, raja-raja dari Kerajaan lain, baik yang ada di kalimantan Barat, luar pulau Kalimantan Barat hingga ke negara tetangga, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Khusus dilakukan festival Faradje’ ini adalah untuk membersihkan negeri dari segala penyakit dan marabahaya. Setelah itu baru dilakukan kegiatan-kegiatan lainnya. Sebelumnya juga telah dilakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya ritual yang berhubungan dengan keraton.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2018

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047