Tari Angguk

Tahun
2011
Nomor. Registrasi
2011001679
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Aceh
Responsive image
Tari Angguk merupakan satu dari sekian banyak jenis kesenian rakyat yang ada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, daerah Kulon Progo. Namun sebenarnya tarian ini berasal dari Tari Dolalak di Purworejo kemudian dibawa masuk dan mulai hidup di Kulon Progo sekitar tahun 50an. Tarian angguk diperkirakan muncul sejak zaman Belanda, sebagai ungkapan rasa syukur kapada Tuhan setelah panen padi. Untuk merayakannya, para muda-mudi bersukaria dengan bernyanyi, menari sambil mengangguk-anggukkan kepala. Dari sinilah kemudian melahirkan satu kesenian yang disebut sebagai ?angguk?. Tari angguk biasa digelar di pendopo atau di halaman rumah pada malam hari. Para penontonnya tidak dipungut biaya karena pertunjukan kesenian angguk umumnya dibiayai oleh orang yang sedang mempunyai hajat Tari Angguk pada mulanya hanya dimainkan oleh kaum laki-laki saja namun dalam perkembanganya dimainkan oleh penari perempuan berjumlah kurang lebih 15 penari. Tarian ini mengambil cerita dari Serat Ambiyo dengan kisah Umarmoyo-Umarmadi dan Wong Agung Jayengrono. Durasi tari Angguk berkisar antara 3 sampai 7 jam. Kesenian angguk berbentuk tarian disertai dengan pantun-pantun rakyat yang berisi berbagai aspek kehidupan manusia, seperti: pergaulan dalam hidup bermasyarakat, budi pekerti, nasihat-nasihat dan pendidikan. Dalam kesenian ini juga dibacakan atau dinyanyikan kalimat-kalimat yang ada dalam kitab Tlodo, yang walaupun bertuliskan huruf Arab, namun dilagukan dengan cengkok tembang Jawa. Nyanyian tersebut dinyanyikan secara bergantian antara penari dan pengiring tetabuhan. Selain itu, terdapat satu hal yang sangat menarik dalam kesenian ini, yaitu adanya pemain yang ?ndadi? atau mengalami trance pada saat puncak pementasannya. Sebagian masyarakat Yogyakarta percaya bahwa penari angguk yang dapat ?ndadi? ini memiliki ?jimat? yang diperoleh dari juru-kunci pesarean Begelen, Purworejo. Tarian yang disajikan dalam kesenian angguk terdiri dari dua jenis, yaitu: (1) tari ambyakan, adalah tari angguk yang dimainkan oleh banyak penari. Tarian ambyakan terdiri dari tiga macam yaitu: tari bakti, tari srokal dan tari penutup; dan (2) tari pasangan, adalah tari angguk yang dimainkan secara berpasangan. Tari pasangan ini terdiri dari delapan macam, yaitu: tari mandaroka, tari kamudaan, tari cikalo ado, tari layung-layung, tari intik-intik, tari saya-cari, tari jalan-jalan, dan tari robisari. Para pemain angguk ini mengenakan busana yang terdiri dari dua macam, yaitu busana yang dikenakan oleh kelompok penari dan busana yang dikenakan oleh kelompok pengiring. Busana yang dikenakan oleh kelompok penari mirip dengan busana prajurit Kompeni Belanda, yaitu: (1) baju berwarna hitam berlengan panjang yang dibagian dada dan punggunya diberi hiasan lipatan-lipatan kain kecil yang memanjang serta berkelok-kelok; (2) celana sepanjang lutut yang dihiasi pelet vertikal berwarna merah-putih di sisi luarnya; (3) topi berwarna hitam dengan pinggir topi diberi kain berwarna merah-putih dan kuning emas. Bagian depan topi ini memakai ?jambul? yang terbuat dari rambut ekor kuda atau bulu-bulu; (4) selendang yang digunakan sebagai penyekat antara baju dan celana; (5) kacamata hitam; (6) kaos kaki selutut berwarna merah atau kuning; dan (7) rompi berwarna-warni. Sedangkan busana yang dikenakan oleh kelompok pengiring adalah: (1) baju biasa; (2) jas; (3) sarung; dan (4) kopiah. Peralatan musik yang digunakan untuk mengiringi tari Angguk diantaranya adalah: (1) kendang; (2) bedug; (3) tambur; (4) kencreng; (5) rebana 2 buah; (6) terbang besar dan (6) jedor.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011

Pelaku Pencatatan

?

Sinabang, Simeulue

085277702728

?

Sukoco Erwan

Sinabang, Simeulue, Provinsi Aceh

081362631959

?

Pelapor Karya Budaya

Hasbullah, SS

Jl. Twk Hasyim Banta Muda

085277992588

bulahbpsnt@yahoo.com

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047