Apam adalah salah satu kue khas kota berabai yang terdapat di kabupaten Hulu Sungai Tengah di Kalimantan Selatan. Kue yang terasa manis, gurih dan enak berwarna coklat dan putih tebal, kue ini mampu bertahan 24 jam yang hanya ada di kota Berabai , maka dari itu kota Berabai diberi julukan ”Kota Apam”. Apam Barabai yang ber bahan dasar dari tepung beras,gula merah alami diambil langsung dari pohon enau, selain itu juga ditambah tape ubi yang difermentasi ragi, semua bahan yang ada di campur sampai rata.
Apam atau Apem ( dikenal juga dengan appam di negeri asalnya India ) Menurut legenda, kue ini dibawa Ki Ageng Gribig yang merupakan keturunan Prabu Brawijaya kembali dari perjalanannya dari tanah suci, ia membawa oleh-oleh 3 buah makanan dari sana. Namun karena terlalu sedikit, kue apem ini dibuat ulang oleh istrinya, setelah jadi, kue-kue ini kemudian disebarkan kepada penduduk setempat. Pada penduduk yang berebutan mendapatkannya Ki Ageng Gribig meneriakkan kata “yaqowiyu” yang artinya “Tuhan berilah kekuatan”.
Makanan ini kemudian dikenal oleh masyarakat sebagai kue apam, yakni berasal dari saduran bahasa arab “affan” yang bermakna ampunan. Tujuannya adalah agar masyarakat juga terdorong selalu memohon ampunan kepada sang pencipta. Lambat laun kebiasaan ‘membagi-bagikan’ kue apam ini berlanjut pada acara-acara selamatan.
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2012
© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya