Khombow

Tahun
2014
Nomor. Registrasi
2014004878
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Papua
Responsive image

Rumah khombow merupakan salah satu arsitektur tradisional masyarakat Sentani di Kabupaten Jayapura. Rumah khombow merupakan rumah adat yang berfungsi sebagai asrama untuk mengajarkan unsur religi dan pendidikan bagi remaja laki-laki. Bagi masyarakat Sentani keberadaan rumah khombow sangat penting, sebab di dalam rumah ini banyak mengajarkan tentang kepercayaan-kepercayaan terhadap dewa-dewa dan arwah nenek moyang. Selain mengajarkan tentang kepercayaan religi, di dalam rumah khombow, para remaja laki-laki juga mempelajari mengenai berbagai macam keterampilan hidup, seperti berburu, berkebun, menokok sagu, berperang, kedisiplinan, dan lain-lain.

Pada masa lalu, konon di dalam rumah khombow anak remaja laki-laki dilatih untuk belajar menanggani kehidupan mereka ke depan. Di dalam khombow mereka digembleng atau dididik oleh para instruktur selama 10 tahun. Di sini mereka tidak diperkenankan keluar rumah selama pendidikan. Apabila mereka ingin keluar dari rumah, mereka tidak boleh terlihat oleh masyarakat sekitar. Menurut para tetua kampung, setiap aktivitas yang dilakukan hanya diketahui oleh instruktur dan Ondofolo dan tidak boleh diketahui oleh orang lain. Jika ada yang melihat aktivitas mereka, maka akan dibunuh. Untuk keluar dari rumah khombow para remaja laki-laki harus melalui beberapa tahap ujian yang harus dihadapi di depan Ondofolo. Apabila sudah memenuhi standar pendidikan yang sudah ditentukan, maka si anak akan dikembalikan ke kehidupan masyarakat dan menerima tanggung jawab sosial yang diberikan seperti menikah. Sedangkan bagi anak remaja laki-laki yang belum memenuhi standar pendidikan, mereka harus masuk kembali ke dalam khombow untuk melakukan pendidikan hingga mahir. Usia remaja yang mengikuti proses pendidikan adalah anak-anak laki-laki yang berusia 13-15 tahun.

Untuk membuat rumah khombow dilakukan melalui beberapa tahapan proses, seperti tahap perencanaan dan pelaksanaan. Pada tahap persiapan dilakukan dengan merencanakan konsep bangunan, bahan, tenaga, dan waktu. Oleh karena itu, sebelum memulai membangun rumah terlebih dahulu para ondofolo dan koselo mengadakan musyawarah mengenai hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan rumah, seperti lokasi pendirian rumah, kewajiban seorang ondofolo, siapa yang mencari bahan, berapa tenaga kerja yang dibutuhkan, bahan-bahan baku apa saja yang akan digunakan, bagaimana menyiapkan makan untuk pekerja, dan lain-lain. Setelah selesai musyawarah dan menentukan lokasi pembuatan khombow, para ondofolo memerintahkan pesuruhnya untuk menyiapkan tiang-tiang yang akan dibawa ke lokasi yang telah disepakati.

Di Sentani untuk melihat bentuk dasar rumah khombow dapat berkunjung ke kampung Ifale dan Asei. Menurut masyarakat bentuk asli rumah khombow dapat dilihat di kampung Ifale, bukti ini masih terlihat hingga saat ini, di mana sisa-sia tiang dari bangunan masih bertengger dipermukaan danau. Rumah khombow memiliki bentuk yang beragam di setiap kampung. Seperti di Tobati rumah Khombow memiliki bentuk limas segi empat atau segi delapan, di Asei persegi duabelas, dan di Ifale badan bangunan berbentuk persegi empat. Rumah Khombow memiliki kontruksi pokok, yakni kaki, badan, dan kepala (atap). Apabila terdapat perbedaan nampak terlihat dari jumlah klen yang bergabung dalam satu komunitas adat, seperti di Asei terdapat 12 klen, maka bentuk rumah disesuaikan dengan jumlah klen yakni persegi duabelas.

Konstruksi dasar khombow terlihat pada atapnya yang berbentuk limas yang bersusun tiga. Atap khombow bertumpu pada satu tiang peyangga di pusat bangunan. Secara umum konstruksi khombow menggambarkan mengenai filosofi pemahaman kosmologi yang memperlihatkan hubungan yang selaras antara alam sebagai ruang makrokosmos dengan pencipta, bersama alam manusia. Rumah khombow terdiri dari tiga lantai, masing-masing lantai memiliki fungsi, lantai pertama berfungsi untuk pesta adat, lantai kedua merupakan ruang inisiasi/pendidikan remaja laki-laki, dan lantai ketiga adalah tempat penyimpanan benda-benda pusaka peninggalan nenek moyang. Rumah khombow memiliki ukuran yang beragam di setiap kampung. Setiap kampung bebas membangun sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakatnya. Bangunan ini dibangun dari bahan-bahan alam, seperti pohon kayu berkualitas dan sagu sebagai bahan baku utama.

Atap khombow (yam) terbuat dari bahan daun sagu yang baik untuk menyerap panas. Konstruksi khombow yang berbentuk limas bersusun tiga memiliki ukuran yang beragam tiap susunannya. Di bagian bubungan atap ditutup dengan mali. Pada bagian puncak ini diberi hiasan stupa (rara) berwarna keemasan sebagai simbol kejayaan dan sekaligus berfungsi untuk mengikat kuat pertemuan balok-balok atap setinggi setengah meter. 

Pada dasarnya, konstruksi khombow memiliki tiga lantai, seperti yang terlihat di kampung Asei Besar, di mana setiap lantai dihubungkan dengan tangga yang kokoh. Lantai dua dan tiga khombow digunakan sebagai tempat istirahat para peserta didik. Pada setiap lantai memiliki lubang atau jendela yang berfungsi sebagai ventilasi udara dan lubang pengintai dari musuh yang datang dari luar. Seperti lantai dua terdapat empat lubang intai (utara, timur, selatan, dan barat). Sementara lantai tiga hanya terdapat satu lubang intai di sebelah barat.

Rumah khombow hanya memiliki satu pintu di lantai dasar yang peletakannya disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Badan bangunan ditutup dengan dinding pelepah sagu. Konstruksi dinding menggunakan teknik sambungan. Pelepah sagu disusun secara vertikal, untuk memadukan potongan, pelepah sagu dijepit dengan kayu nibung/pinang melintang memutari bangunan. Kayu pinang yang menjepit diikat dengan tali potong eli (elihha). Ketinggian dinding tidak menutup semua badan bangunan khombow, melainkan sebagian dibiarkan terbuka agar udara dapat masuk ke dalam.

Dasar lantai bangunan khombow secara umum berbentuk rumah panggung yang ditopang dengan sejumlah gelagar lantai. Secara keseluruhan bangunan khombow ditopang oleh sembilan tiang yang tidak semua menancap ke dasar danau. Konstruksi tiang terpisah antara tiang yang menancap ke dasar danau dan tiang yang menopang atap. Empat tiang pada setiap sudut bangunan. Empat tiang diantara tiang sudut, dan satu tiang utama pada pusat bangunan yang berfungsi menopang puncak atap yang menancap pada dasar danau. Kayu tiang yang digunakan dipilih dari bahan yang kuat dan tahan lama karena akan ditancapkan pada dasar danau untuk waktu yang cukup lama. Biasanya tiang yang dipilih berbahan kayu besi/swan. Untuk memperkuat sambungan tiang tengah yang menopang puncak dan tiang tengah yang menancap ke dasar danau, makan kedua tiang diikat dengan tali rotan yang disebut maukaa atau jenis tali dari tumbuhan bahuha dan yeonggoli-ha. Kedudukan tiang tengah diperkuat pula oleh dengan menggunakan ring balok yang mengikat secara bersilangan. Tiang penyangga pada empat sisi yang mirip dengan pola terali juga menggunakan bahan baku dari kayu besi/swan (eboni). Skor penahan berjumlah delapan yang menggambarkan delapan penjuru mata angin (timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, barat laut, utara, timur laut).

 

*---------------------------

Seni ukir dalam masyarakat asli Sentani, medianya adalah kayu dan kulit pohon. Kayu disini adalah termasuk alat-alat yang digunakan oleh orang Sentani. Alat-alat Ini dapat sebagai media untuk seni ukir. Misalnya untuk hiasan dibuatkan pada sehelai papan; pada penggayung pria dan wanita; pada tifa; pada patung; pada perahu Iva? maupun Hayi dan pada tiang-tiang rumah. Biasanya setiap ukiran mengandung gambar dan filosofi selain itu, setiap ukiran ada pemiliknya.


Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2014

Pelaku Pencatatan

CORY OHEE (Masyarakat adat Sentani)

Kampung Asei

?

Martha Ohee

Kampung Asey Pulau

?

Pelapor Karya Budaya

Koridama

Ardipura II Jayapura Selatan

081240058100

artefakpapua@gmail.com

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2014
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2014
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2014

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047