Songket Sambas

Tahun
2010
Nomor. Registrasi
2010000583
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Kalimantan Barat
Responsive image
Kerajinan Tenun Songket Sambas sudah lama ditekuni oleh Masyarakat Melayu di Sambas,Kalimantan. Dari informasi yang didapat bahwa kerajinan tenun songket sudah ada di Sambas sejak masa Sultan Sulaiman memerintah di kerajaan Sambas. Hal ini dapat dilihat dari peninggalan kerajaan Sambas dan kain antik yang dimiliki oleh Masyarakat Sambas. Memasuki tahun 60-an kerajinan tenun Songket Sambas mengalami perkembangan. Hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah pengrajin tenun songket dan hasil kerajinannya tidak hanya dipakai untuk keperluan sendiri tetapi mulai banyak diperdagangkan baik di dalam maupun diluar Kabupaten Sambas. Kain Tenun Sambas digunakan sebagai pelengkap ritual adat, salah satunya dalam upacara perkawinan sebagai saserahan atau hantaran. Namun semakin kesini, kain songket sudah dapat ditemukan dalam ragam bentuk lain seperti peci, syal, dan baju. Dari semua jenin kain tenun, Tenun Sambas memiliki ciri khas tertentu. 1. Begaya melalu yang dilambangkan dengan adanya benang emas dalam tenunannya. 2. Pinggiran kain tenun yang berbeda dari kain tenun lainnya yaitu bewarna outih dan tidak terkena tenunan. 3. Memiliki dua unsur motif yang berbeda pada kainnya seperti unsur China dipadukan dengan unsur Islam. 4. Selalu ada Motif pucuk rebung yang mirip dengan tunas bambu muda berbentuk segetiga memanjang dan lancip. Untuk proses pembuatan selembar kain tenun Sambas cukup rumit, Dibutuhkan keahlian khusus agar dapat membuat tenun yang rapi dan indah. Semakin mahir seseorang menenun, maka motif yang dibuat pun akan terlihat rumit dan sulit. Semakin terlihat rumit dan sulit, semakin mahal pula harga tenunan yang dihasilkan Tenun Sambas memiliki warna-warna cerah beragam, yaitu merah manggis, orange, merah muda, hitam, dan hijau. Membuat kain songket sepanjang 2 meer membutuhkan waktu satu bulan. Tahap awal pembuatan kain songket adalah motif tenunan, kemudian mempersiapkan benang dan alat-alat yang diperlukan. Setelah semua keperluan tersebut siap proses pembuatan songket pun dapat dimulai. 1. Tahap pertama adalah memintal benang atau narrawa dengan alat pintal yang disebut Tarawn. 2. Setelah proses pemintalan selesai dilanjutkan dengan proses ?nganek?, yaitu menggabungkan benang pakan dengan benang lusin menggunakan gigi suri yang terbuat dari kulit pohon enau atau kulit batang bamban, biasanya membutuhkan waktu 12 hari. 3. Lalu masuk pada proses natar. Proses menggulung benang dengan papan tandayan. Tahap ini memakan waktu 2-3 jam. Dilanjutkan menghubungkan benang dari tandayan ke suri atau dalam istilah lain merapatkan benang atau ngbung. 4. Lalu masuk pada tahap dirantang, dimana membawa benang dan peralatan pada perumahan tenunan. 5. Tahap terakhir adalah nyongket yaitu membuat bunga dan memasukan benang emas kedalam motif tenunan. Meski kain tenun songket Sambas memiliki nilai sejarah, ekonomi, dan budaya yang tinggi, ternyata perkembangan tenun ini cukup mengkhawatirkan . Dikarenakan jumlah pengrajin yang semakin sedikit, bahan baku berupa benang mas yang sulit didapat dan relatif mahal serta distribusi yang kurang memadai.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

Pelaku Pencatatan

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

Pelapor Karya Budaya

Orang Melayu Sambas

?

?

?

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047