- Nomor Registrasi
- 201500203
- Domain
- Tradisi dan Ekspresi Lisan
Salawat dulang merupakan sastra debat Minangkabau yang di beberapa daerah seperti di Pariaman dan Payakumbuh juga disebut dengan Salawat Talam. Istilah Salawat dulang atau Salawat talam ini berasal dari dua kata, yaitu salawat yang berarti salam atau doa untuk Nabi Muhammad SAW dan dulang atau talam adalah piring besar yang terbuat dari loyang atau logam yang biasa digunakan oleh masyarakat Minangkabau sebagai wadah untuk makan bersama. Salawat dulang ini berasal dari Ulakan Pariaman, yang diperkenalkan pertama kali oleh Syeh Burhanuddin, pengembang agama Islam pertama di Minangkabau. Namun, salawat dulang ini kemudian lebih berkembang di dataran tinggi, seperti di daerah Malalo, Kabupaten Tanah Datar.Pada masa awalnya, pertunjukan salawat dulang adalah media dakwah keislaman tentang bacaan salawat, kajian tarekat, kisah Nabi dan Rasul, dan juga masalah syariat. Namun, dalam perkembangannya berubah menjadi kompetisi uji kemampuan dengan cara saling bertanya-jawab tentang materi-materi dakwah Islam. Karena sudah mulai berkembang menjadi suatu kompetisi, pertunjukan salawat dulang pun tidak lagi dipertunjukkan hanya oleh satu orang atau satu grup (yang terdiri dari dua orang) saja. Akan tetapi, pada satu pertunjukan salawat dulang ditampilkan minimal dua grup (tandaian). Grup-grup petarung ditampilkan secara bergantian dalam tiga sesi atau tanggak, yang tiap-tiap sesi atau tanggak berdurasi lebih kurang 3050 menit
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015
Gallery Photo
Galeri Video
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2015